Share

Disuruh Bercerai

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2025-12-26 16:08:45

Kian menatap Kepala HRD dan staff yang sedang saling bisik. Jemarinya semakin meremas kuat, panik dan takut wawancara ini gagal kini menghantuinya.

Kian tidak bisa mengecewakan Arthur, sehingga Kian berusaha meyakinkan.

“Meskipun saya belum pernah bekerja di perusahaan, tapi saya pastikan akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan dengan kemampuan saya.”

Orang-orang di depannya kini menatap pada Kian. Tatapan-tatapan asing ini membuat Kian panik.

“Tidak masalah jika belum memiliki kemampuan.”

Kian terdiam dengan tatapan tak percaya ke arah Kepala HRD.

“Dilihat dari nilai dasar dan kemampuan, semuanya bagus. Kami memutuskan untuk memberimu kesempatan, tiga bulan masa training. Jika dalam tiga bulan kamu berhasil melakukan tugas-tugas yang diberikan, maka kami akan mengangkatmu menjadi pegawai tetap di HW. Compani.”

Kian menegakkan tubuhnya, setiap kata yang meluncur dari bibir Kepala HRD, seperti tidak nyata.

“Saya diterima, Bu?” tanya Kian memastikan.

Kepala HRD menutup berkas resu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Kilat Presdir Tampan    Takut Tersaingi

    Suara langkah kaki Kanaya menggema di koridor departemen desain. Tatapan Kanaya penuh dengan rasa penasaran. Kepala HRD tidak mau memberitahunya alasan Kian bisa masuk ke HW. Company, dan hanya mengatakan kalau Kanaya harus menjaga baik Kian.“Huh, menjaga baik? Dia pikir siapa?”Langkah Kanaya terhenti saat mencapai ruang departemen. Tatapannya kini tertuju ke arah meja Kian berada, mantan sahabatnya ini sekarang sedang berdiskusi dengan Daniel.“Masuk dengan cara tak biasa, ya? Baiklah, kalau dia merasa mampu, seharusnya dia mengerjakan bagian yang sulit dalam tim.” Kanaya tersenyum miring.Dia kembali mengayunkan langkah menuju meja kerjanya, tatapannya begitu sinis ke arah Kian.Kanaya jelas tahu bagaimana kemampuan Kian, mahasiswa dengan nilai terbaik di jurusan mereka dulu, selalu mendapat pujian dari dosen juga para guru ketika duduk di bangku sekolah.Namun, dengan lamanya Kian tak pernah mengeksplore kemampuannya, Kanaya yakin kalau Kian tak sehebat dulu.Setelah mengambil b

  • Istri Kilat Presdir Tampan    Rekan Satu Tim

    Di departemen desain.Senyum yang sejak tadi Kanaya pajang saat bersama banyak orang, mendadak sirna ketika dia sampai di mejanya.Mata Kanaya menyorot tak senang, gelisah juga kesal melihat Kian ada di perusahaan yang sama dengannya.“Kenapa Kian ada di sini? Dia tidak mungkin menjadi salah satu staff di sini, kan? Orang kayak dia, mana bisa masuk ke sini dengan mudah.”Saat Kanaya masih bertanya-tanya dengan sejuta tebakan di kepalanya, tatapan Kanaya tertuju ke arah koridor departemen. Telinganya menangkap derap langkah dengan samar-samar mendengar suara yang familier untuknya.Kian.Mata Kanaya membola lebar, wajahnya begitu dingin karena Kian benar-benar ada di sana, dia tak suka melihat kehadiran Kian. Ekspresi wajah Kanaya semakin suram ketika melihat Kian melangkah mendekat ke mejanya, bersama Daniel–anak buahnya di departemen ini.Daniel terus mengajak Kian bicara sambil terus melangkah sampai akhirnya berhenti tepat di depan meja Kanaya.“Kian, kamu bisa melapor ke Bu Kanay

  • Istri Kilat Presdir Tampan    Teman Baru

    Berdiri menatap bangunan tinggi di depannya. Senyum Kian begitu lebar, akhirnya dia bisa masuk ke perusahaan.“Semangat, Kian. Mulai hari ini, kamu harus menata hidupmu lebih baik.”Setelah menyemangati dirinya, senyum Kian berubah getir. Dia masih tidak menyangka kalau dulu bisa dibohongi Julian. Anda semua uang yang dia keluarkan untuk membayar utangnya, Kian mungkin tak perlu menjual rumah peninggalan ibunya.“Jangan pikirkan pria itu lagi, Kian. Sekarang yang perlu kamu lakukan adalah jangan mengulangi kesalahan yang sama.”Kepala Kian mengangguk setelah menenangkan dirinya sendiri. Menarik napas dalam-dalam, Kian melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung HW. Company.Langkah Kian begitu mantap memasuki lobby, sampai tatapannya tertuju ke meja resepsionis. Dia tidak melihat resepsionis yang kemarin jutek padanya, berjaga di sana.Mengedikkan kedua bahu, Kian melanjutkan langkahnya menuju ruang HRD.Begitu sampai di sana, Kian menemui Kepala HRD yang memberikan surat tugas juga lanya

  • Istri Kilat Presdir Tampan    Sangat Perhatian

    Kedua tangan Kian hampir saja mendorong kasar tubuh Arthur kalau saja dia tak melihat wajah Arthur yang sangat pucat.Melepas rengkuhan tangan Arthur di lengannya. Kian segera bangkit dari berbaring, duduk di samping Arthur yang masih memejamkan mata, lantas menyentuh kening pria ini.Wajah Kian berubah tegang merasakan kening Arthur sangat panas, belum lagi kelopak mata Arthur berkerut dalam, seperti tak bisa tidur dengan nyenyak.“Arthur, kamu sakit?” tanya Kian dengan nada sedikit lirih.Tidak ada respon dari Arthur, tapi Kian bisa melihat wajah Arthur yang kesakitan.Turun dari ranjang dengan cepat, Kian segera keluar kamar mengambil air dingin untuk mengompres di dapur.Saat kembali ke kamar. Kian meminta Arthur berbaring terlentang. Tampak jelas wajah Arthur yang pucat, bahkan tubuhnya benar-benar panas.“Berbaringlah dengan tenang, aku akan mengompresmu,” kata Kian.Mengambil sapu tangan yang sudah dia celupkan ke air dingin, Kian dengan perlahan menyentuhkan kain itu di kening

  • Istri Kilat Presdir Tampan    Tampak Kurang Sehat

    Saat malam hari.Arthur masih duduk di ruang kerjanya, meski tidak melakukan apa pun. Dia hanya diam dengan tatapan menerawang jauh, mengingat setiap kata penekanan yang diucapkan oleh kakeknya.Hal yang paling dia ingat saat sang kakek berkata, “Jika bukan aku ini yang merawatmu sampai dewasa, siapa lagi? Keluarga ibumu yang entah dari mana asal-usulnya? Jangan seperti ayahmu yang menikah dengan wanita sembarangan. Jadi, ikuti perintahku sebagai balas budimu.”Arthur malas berdebat dengan sang kakek, hingga tanpa kata dia lebih memilih untuk tak menanggapi Arron saat meninggalkan pria tua itu.Ketika mendengar suara ketukan dari luar, tatapan Arthur tertuju ke arah pintu yang baru saja terbuka dan Kendrick muncul dari sana.“Kenapa kamu masih di sini?” tanya Arthur.Kendrick menatap bingung saat mendengar pertanyaan Arthur begitu di sampai di depan meja.“Ya, karena Anda lembur, jadi saya juga lembur, Tuan.”Mengarahkan pergelangan tangan ke hadapannya, Arthur menatap arloji yang sud

  • Istri Kilat Presdir Tampan    Disuruh Bercerai

    Kian menatap Kepala HRD dan staff yang sedang saling bisik. Jemarinya semakin meremas kuat, panik dan takut wawancara ini gagal kini menghantuinya.Kian tidak bisa mengecewakan Arthur, sehingga Kian berusaha meyakinkan.“Meskipun saya belum pernah bekerja di perusahaan, tapi saya pastikan akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan dengan kemampuan saya.”Orang-orang di depannya kini menatap pada Kian. Tatapan-tatapan asing ini membuat Kian panik.“Tidak masalah jika belum memiliki kemampuan.”Kian terdiam dengan tatapan tak percaya ke arah Kepala HRD.“Dilihat dari nilai dasar dan kemampuan, semuanya bagus. Kami memutuskan untuk memberimu kesempatan, tiga bulan masa training. Jika dalam tiga bulan kamu berhasil melakukan tugas-tugas yang diberikan, maka kami akan mengangkatmu menjadi pegawai tetap di HW. Compani.”Kian menegakkan tubuhnya, setiap kata yang meluncur dari bibir Kepala HRD, seperti tidak nyata.“Saya diterima, Bu?” tanya Kian memastikan.Kepala HRD menutup berkas resu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status