Share

7. Kesepakatan

Di sisi lain, Sienna berjalan bolak balik dengan cemas.

Saat dia bangun, Luke sudah tidak ada di rumah. Danna mengatakan bahwa pria itu pergi sebelum jam lima pagi.

Oleh karena itu, Sienna telah menunggu di ruang santai lantai dua sejak pagi.

Untungnya, jendela besar di sana memungkinkan Sienna melihat langsung ke gerbang.

Setelah begadang mencari ide sepanjang malam, Sienna akhirnya menyusun rencana terbaik yang dapat dia pikirkan.

Dia akan membuat kesepakatan dengan Luke.

Dengan demikian, Luke akan bersedia menunda perceraian selama satu tahun lagi meski harus mengorbankan kompensasi dari pria itu.

Untuk menunjukkan keseriusan dan ketulusannya, Sienna juga sudah menyiapkan kontrak yang sangat menguntungkan Luke di mana-mana.

Sienna tidak percaya oportunis itu akan tetap menolak tanpa ragu setelah membacanya.

Selama ruang untuk negosiasi terbuka, Sienna akan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk meyakinkan Luke.

Jika cara ini masih tidak berhasil ....

"Pokoknya, coba saja dulu!"

Sienna sibuk menyemangati dirinya sendiri dalam hati. Saat dia menengok ke bawah lagi, kebetulan sebuah mobil berwarna hitam baru saja memasuki halaman.

Mobil itu berhenti.

Kemudian, pintu penumpang di bagian belakang terbuka.

Saat melihat sosok yang keluar, Sienna langsung mengenalinya.

"Kenapa dia?"

Sienna tertegun. Dia tidak menyangka suami jahatnya itu akan muncul saat ini.

Karena Sienna tidak mengenali mobil Luke, dia pikir Jase lah yang datang.

Terlebih, semalam Luke juga mengatakan bahwa dokumen itu akan diambil oleh pengacara.

Kemunculan Luke di luar rencana, tetapi tidak masalah.

"Tidak masalah. Akan lebih mudah berbicara langsung dengannya," gumam Sienna berusaha tidak lagi takut menghadapi Luke!

Sienna lantas turun ke bawah tanpa tergesa-gesa.

Dia sudah menyusun kalimat dengan sempurna. Hanya saja, Sienna bahkan tidak sempat membuka mulut karena Luke langsung menghampirinya dengan agresif.

"Aku ternyata meremehkanmu!"

Sienna yang tidak siap, langsung terhuyung ke belakang oleh suara tajam pria itu.

Namun, Luke tidak peduli. Pria itu justru mencengkeram tangan Sienna dengan kuat seolah ingin meremukkannya.

"Apa kau memberi tahu Mama?" Ekspresi Luke muram.

Menyadari kemarahan Luke, Sienna yang awalnya bingung–segera menyadari sesuatu.

"Tidak. Aku tidak melakukannya," sangkal Sienna cepat.

Mantan "Sienna" memang beberapa kali menggunakan Helen untuk memaksa Luke di masa lalu. Baik meminta Luke pulang ke rumah atau untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan dari Luke.

Akan tetapi, dia bukan “Sienna” itu. Dia belum melakukan apa pun. Apalagi, dia tahu Luke sangat membenci perilaku mengadu semacam itu.

Jadi, Sienna sama sekali tidak berani menyebutkan tentang perceraian saat Helen menelepon kemarin.

Sienna memang sempat berpikir untuk meminta bantuan ibu mertuanya sebagai opsi terakhir jika Luke benar-benar menggunakan kekerasan untuk memaksanya bercerai. Namun, itu belum dia lakukan.

"Aku benar-benar tidak memberi tahu Mama tentang masalah perceraian." Sienna menatap langsung ke sepasang iris biru abu-abu Luke.

Ia ingin menunjukkan pada pria itu bahwa dia tidak berbohong.

Luke balas menatap Sienna tajam.

Pada saat yang sama, dia juga mengamati Sienna dalam diam.

Luke terkejut menemukan bahwa wanita tampak tenang. Tidak ada rasa bersalah setelah melakukan hal buruk atau ketakutan karena ketahuan.

Hal itu membuat Luke tidak terlalu senang.

Ekspresi Luke berubah, dia langsung melepaskan tangan Sienna.

Meski Luke membenci Sienna, dia percaya pada penglihatannya dan dia dapat melihat bahwa wanita menyebalkan itu mengatakan yang sebenarnya kali ini.

Akan tetapi, bahkan jika Sienna tidak bersalah, Luke tidak akan meminta maaf atau mengakui bahwa dia salah paham.

Semua salah perempuan itu sendiri karena mengancam akan mengadu kemarin!

Entah kenapa Luke menjadi lebih kesal. Dia merasa wanita di hadapannya sedikit berbeda dari biasanya.

"Sebaiknya, kau menepati kata-katamu sebelumnya!"

"Kata-kata yang mana?" tanya Sienna bingung. Perubahan topik Luke terlalu tiba-tiba.

Kini Luke memelototinya. "Yang kau janjikan padaku kemarin."

"Oh, ya. Janji itu! Tentu saja! Aku pasti akan menepatinya." jaw ab Sienna cepat.

Janjinya saat membujuk Luke kemarin adalah tidak mengulangi kejahatan “Sienna”, tidak mengganggu Luke, dan akan berperilaku baik ke depannya. Tidak sulit bagi Sienna untuk menepatinya.

"Huh! Ingat, jangan main-main denganku!" Mata dingin Luke penuh ancaman.

Dia kembali mendekati Sienna sehingga hampir tidak tersisa jarak di antara mereka.

Kemudian, suara beratnya kembali terdengar di telinga Sienna. "Lagi pula, bercerai bukan satu-satunya cara untuk menghilangkan seorang istri."

Sienna refleks mundur dua langkah karena terkejut oleh tindakan Luke.

Meski demikian, Sienna tidak terlalu takut pada ancamannya. Karena dia tahu jika Luke benar-benar ingin menyingkirkannya, pria itu tidak akan repot-repot berbicara dengan dirinya sekarang.

Selain itu, dari kata-kata Luke, pria itu sepertinya tidak berencana menceraikannya lagi.

‘Kabar baik!’ Sienna tanpa sadar tersenyum penuh kebahagiaan.

Luke yang mengamati setiap gerak-gerik Sienna menyadari tingkah aneh Sienna.

Dia tertarik melihat wanita itu menghela napas lega kemudian tersenyum seperti orang bodoh. Tiba-tiba, dia merasa menunda perceraian tidak terlalu buruk.

"Ya. Jangan khawatir, ingatanku sangat bagus. Aku pasti akan mengingatnya!"

Sienna masih menjawab dengan ekspresi bahagia yang tidak tersamar. Sama sekali tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang terus mengintainya.

"Jangan terlalu senang. Kita tetap akan bercerai cepat atau lambat."

Luke berkata dengan ekspresi dingin.

Perceraian adalah hal yang pasti. Namun, sebelum itu dia ingin melihat apa yang direncanakan wanita licik ini.

Tubuh Sienna seketika menegang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status