Sambil berjalan terseret-seret, Naftalie mengikuti Jacob menuju ruang makan. Pria itu terus memeluk pinggangnya sampai Naftalie mau terjatuh. “Aww romantisnya, sampai nggak mau dilepas istrinya,” kikik salah satu wanita bergaun sangat tipis yang membuat Naftalie malu melihatnya. Mendengar ucapan itu Jacob tersenyum tipis. “Maklum takut kabur, dibawa orang ya? Pengantinmu cantik sekali Jacob,” ujar seorang wanita lain dengan berpakaian sopan. Wanita itu segera menarik perhatian Naftalie, karena penampilannya yang sopan, tidak seperti wanita lain yang berpakaian kurang bahan dan tak sesuai dengan umur mereka. “Malam, Auntie Dora,” ujar Jacob dengan wajah melembut. Naftalie memperhatikan perubahan di wajah suaminya dan segera ikut menyalami wanita anggun itu. “Naftalie, kalau nggak salah ya?” tanya wanita itu sambil menyentuh pundak Naftalie. “Iya … tapi boleh panggil Nat saja,” jawab Naftalie sambil tersenyum. “Kamu manis sekali, harus hati- hati kamu nanti dimakan singa betina,”
Seperti biasanya ketika bibir mereka saling melekat, Naftalie kembali merasa melayang, dalam sekejap saja dunia tiba-tiba hanya hanya berisi mereka berdua. Tangan Jacob yang hangat dan kokoh ada di punggungnya sedangkan secara reflek Naftalie segera merangkul leher kekar milik pria itu. Kecupan itu lebih lama dari yang seharusnya. Ciuman itu juga terasa lebih lembut dari biasanya. Jantung Naftalie berdebar kencang menunggu dan separuh memohon agar kecupan itu tak berakhir. Kedua bola mata hijaunya segera meredup ketika menikmati ciuman dengan suami pura- puranya. Benar, semua ini hanya pura-pura. Ciuman ini hanya mau menunjukkan kepada semua orang yang ada dalam pesta makan malam ini, kalau mereka adalah pengantin baru yang sedang dimabuk cinta. Tapi, mengapa rasanya ini begitu nyata bagi Naftalie? Deg!Hati Naftalie seakan ditusuk ketika tersadar. Apakah dia begitu hina? Setelah begitu dicela dan diejek, bagaimana bisa dia malah mempunyai perasaan dengan pria ini?“Aku pasti s
Dengan perasaan kesal Jacob masuk ke dalam rumah setelah mereka sampai. Pria itu meninggalkan Naftalie di belakang dan membanting pintu saat Naftalie mau masuk.Seperti biasa rumah yang seperti kastil itu kosong, hanya para penjaga yang mempersilahkan mereka masuk. Nat mendengus ketika melihat pintu tertutup. “Kenapa dia jadi marah sih? Bukannya aku sudah jawab iya tadi?” dengus Naftalie menatap pintu yang tertutup di depannya. “Apa ini maksudnya aku nggak boleh masuk ke kamar? Tapi aku tidur di mana?” tanya Naftalie dalam hati sambil memperhatikan sekeliling rumah yang sangat besar. Kemarin dia baru sebentar menjelajah, apa dia bisa tidur di kamar Jason?Tapi saat wanita itu berpikir kalau dia harus mencari tempat lain, tiba-tiba pintu kamar terbuka.“Kamu ngapain?” tanya pria itu dengan kesal.“Mau tidur,” jawab Naftalie sambil menatap alis tebal suaminya berkerut.“Lalu?” “Aku … “ Naftalie bingung karena tak mengerti arah pertanyaan Jacob.“Kenapa nggak masuk ke dalam kamar?” d
Naftalie tak bisa menemukan kimono atau gaun tidur yang lebih sopan seperti kemarin, sehingga tadi dia mengenakan lingerie yang seksi berwarna merah yang sangat kekurangan bahan.Entah kenapa lemarinya baju tidurnya berubah isi, kini semua baju tidurnya kurang bahan.“Apa Ed tahu kalau kami belum unboxing, sehingga dia ganti semua isi lemari?” erang Naftalie sambil mengambil satu gaun tidur berwarna merah.Saat Naftalie masuk ke kamar tidur, pria itu sudah duduk di atas tempat tidur. Pria itu segera membuang muka saat Naftalie masuk.Wanita itu segera beranjak menuju meja rias untuk mulai melepaskan perhiasan dan riasan wajahnya.Suasana hening membuat Naftalie merasa canggung. Berulang kali wanita itu melirik ke arah suaminya tapi pria itu malah sibuk dengan handphone. Akhirnya sambil mendesah setelah selesai membersihkan wajahnya, wanita itu berjalan menuju sofa.“Kamu mau ke mana?” tanya Jacob tiba-tiba membuat Naftalie menahan langkahnya. “Tidur.” Wanita itu menjawab dengan suara
Debar jantung terasa menyesakkan dada. Wanita itu menatap keperkasaan yang kini dia pegang. “Oh … gede banget!” erangnya takut dalam hati. Melihat wanita itu enggan, Jacob mengeram kesal dan mendorong keperkasaannya ke bibir wanita itu yang terbuka.Naftalie merasa mau muntah saat pria itu terus mendorong keperkasaannya masuk ke dalam mulut Naftalie. Terlalu besar dan terlalu panjang, rasanya tak mungkin bisa masuk semua ke tenggorokan.“Hoek …” Naftalie akhirnya tak kuat dan mendorong suaminya. Pria itu sudah gila memasukkan pentungan ke dalam tenggorokannya. “Aku … nggak muat, Jake” erang Naftalie sambil membersihkan mulutnya dengan punggung tangannya. Wanita itu menatap Jake dengan takut-takut.Tapi di luar dugaan, senyuman kebanggaan muncul di wajah pria itu. “Memang, beda ya sama pria-pria mu yang dulu?” geram pria itu mengejek sambil mengelus rambut Naftalie.Naftalie mau menggeleng untuk mengatakan kalau dia belum pernah melakukan semua ini dengan orang lain tapi, suaminya su
Tatapan Naftalie masih cepat pada keperkasaan suaminya. Rasa pedih dan panas mengalahkan semua gelora yang tadi Naftalie rasakan. Pelan-pelan namun pasti hati Naftalie semakin terasa sakit, karena suaminya masih juga tidak percaya kalau dia masih suci.Memang dia sudah bisa dianggap murahan karena dibeli dengan hutang-hutang papanya, tetapi Naftalie masih suci. Kekasihnya hanyalah Jason, dan pria itu sangat menghormati dirinya. Tak seperti kakaknya yang menganggapnya seperti alat pembuat bayi.“Sakit … “ erang Naftalie sambil menyentuh dirinya sendiri. Wanita itu merasa malu karena kini sekujur tubuhnya polos tanpa ada sehelai benang.“Kamu dah siap kok,” ujar Jacob seakan membela dirinya karena telah memaksa Naftalie untuk menerimanya. Keperkasaannya tadi.“Tapi tetap sakit,” erang Naftalie dengan suara manja. Wanita itu terkesiap ketika mendengar suaranya tadi. Dia sama sekali tak ada maksud untuk bermanja- manja dengan Jacob, tapi nyatanya suara yang keluar dari dirinya terdenga
Pria itu kini tak menahan dirinya. Pria itu mulai mendorong semakin dalam. Naftalie merasa dirinya benar- benar terbelah. “Jacob! Aaah Jacob!” pekik Naftalie menjerit kesakitan. Wanita itu memeluk dan menatap suaminya sambil memohon agar Jacob berhenti. “Argh!” Jacob memegang pinggul Naftalie dan mulai menghentak wanita itu dengan lebih cepat, mengabaikan permohonan istrinya. Seharusnya dia bisa lebih lama, tapi kalau Naftalie terus mencengkram seperti itu, Jacob pasti tak akan kuat. Wanita ini rasanya luar biasa. Jacob belum pernah bersama dengan wanita yang suci. Baru kali ini dia merasakan dirinya dicengkram sekuat ini. Napas Jacob semakin memburu ketika jantungnya memompa dengan cepat. Jeritan dan pekikan sensual yang keluar dari bibir Naftalie membuat Jacob semakin menggila. Wanita ini seksi sekali. Kedua gunung kenyalnya yang pas ditangan berguncang seirama hentakan pria itu. Jacob merasa keperkasaannya terasa mau meledak, dia hampir tak bisa menahannya lagi. “Ohh tahan d
Jacob berlari kencang untuk menemukan adiknya. Semua berita yang dia dengar itu tak mungkin. Ini pasti hanya akal- akalan dari si nenek sihir itu! Napasnya terengah-engah, dadanya terasa sesak karena masih menolak berita yang dia terima. Bunyi sepatunya berdecit ketika sampai di depan pintu kamar rumah sakit. Pria tampan itu segera membuka pintu dan melihat kain putih sudah ditarik menutupi wajah adiknya. “JASON!” panggilnya segera menyeruak puluhan suster dan dokter yang mengerubungi tempat tidurnya. Dia menarik kain yang menutupi wajah adiknya dan mengguncangkan tubuh pria itu. Tapi tentu saja semua sudah terlambat. Adiknya yang berumur 4 tahun lebih muda darinya sudah pergi selamanya.Awalnya, Jacob sangat membenci adiknya itu. Mereka bertemu saat Jacob berumur 13 tahun. Jason yang masih berumur sembilan tahun waktu itu selalu mengikutinya kemana saja. Namun, seiring waktu, kelakuan adiknya yang menyebalkan itu, membuat Jacob melunak dan sangat menyayangi adiknya itu. Dia menjad