*Warning 21+ Harap membaca dengan bijaksana* Menikah dengan Jacob yang lebih jahat dari Iblis membuat Natalie lelah. Untungnya, pernikahan keduanya hanya sebatas kontrak. Akan tetapi, kenapa Jacob malah mau buat ini jadi kontrak seumur hidup? “Kontrak boleh berakhir, tapi tidak dengan pernikahan ini." Napas Jacob yang memburu terasa hangat di tengkuk wanita itu. “Selamanya, kamu milikku!"
View More"Ini bohong ‘kan, Pah?"
Kenyataan bahwa Naftalie telah kehilangan tunangannya meninggal bunuh diri beberapa waktu masih membuat tangannya gemetaran. Namun, sekarang dia mendapat kabar yang tak kalah mengejutkan.
Bagaimana mungkin papanya memiliki utang yang sebesar ini?
Terlebih hutang-hutang ini tidak masuk diakal, karena berupa pembelian baju dan tas mewah, serta makanan di restoran mahal.
Seolah tahu kebingungan Naftalie, Papa Alex pun berbicara, "Itu bukan papa yang belanja." Sekejap hati Naftalie sedikit melambung tapi kemudian jatuh lagi karena mendengar lanjutan ucapan ayahnya.
“Tapi, itu memang tagihan untuk kartu perusahaan papa,” ucapnya lagi.
“Loh, kalau bukan papa yang belanja, tapi kok pakai kartu perusahaan papa?” tanya Naftalie sambil menatap wajah papanya yang terlihat pucat dan lesu.
Tapi belum sempat berbicara pria paruh baya itu menjelaskan, tiba-tiba pintu rumah mereka digedor dengan paksa.
“Buka pintunya! Jangan kabur lo, Monyet!” Suara kasar dan berat terdengar lantang dari luar. Gedoran pintu dan gerakan pegangan pintu membuat wanita itu terlonjak.
Jantung Naftalie sontak berdebar kencang. Wanita itu segera melihat ke arah papanya, tapi anehnya pria itu malah tetap duduk dengan tenang.
“Papa, siapa itu?” tanya Naftalie dengan panik. Seumur hidupnya, dia tak pernah mendengar makian sekasar itu. Namun, alih-alih menjawab, papanya masih memilih duduk dalam diam.
“BUKA PINTUNYA, VANGSAT!”
Selanjutnya, semua terasa seperti mimpi buruk bagi Naftalie. Pintu rumah mereka didobrak paksa dan sekumpulan pria berwajah garang masuk.
“Periksa dan ambil semua barang yang bisa dijual!” ujar salah satu pria dengan suara lantang. Pria itu sambil mendengus menarik papanya Naftalie dengan kasar sampai beberapa kancing kemejanya lepas.
.
“Hentikan!” teriak Naftalie. Tapi, para pria bertubuh kekar bagaikan algojo itu peduli. Mereka mulai mengosongkan rumah Naftalie dan seorang lagi terus menghantam Papa Alex dengan sekuat tenaga oleh mereka, sampai kehilangan kesadaran.
“Jangan!” jerit Naftalie tapi algojo itu tak peduli dan segera menepis Naftalie bagaikan lalat buah.
Bug!
Perempuan itu merasakan tubuhnya terbang melayang setelah itu semuanya gelap.
***
Seakan kurang penderitaannya, begitu tersadar, Naftalie seera diberitahu jika ayahnya ditangkap karena penipuan. Wanita itu hanya bisa menangis meraung di atas tempat tidur.
Seketika itu, Naftalie menjadi sebatang kara. Orang-orang yang dia pikir adalah sahabatnya semua menolak teleponnya dan kini Naftalie ditahan pihak rumah sakit sampai membayar biaya pengobatan.
Di saat seperti inilah, dia sungguh berharap tunangannya masih hidup. Jason pasti tahu harus bagaimana. Pria itu pasti tak akan meninggalkan Naftalie seperti para sahabatnya.
Ceklek!
“Miss Naftalie Ambrosia?”
Pintu kamar Naftalie tiba-tiba terbuka, seorang pria tampan masuk dan berjalan ke arahnya.
“Ja–Jason?” lirih Naftalie tertegun kala memandang wajah mendiang tunangannya yang sangat dia rindukan.
Sayangnya, bola mata biru milik pria di hadapan Naftalie itu, menatapnya dengan dingin, berbeda dengan tatapan milik almarhum tunangannya yang selalu hangat.
”Bagaimana menurutmu kalau kita menikah?” Tanpa basa-basi, Jacob segera duduk di kursi samping tempat tidur Naftalie.
Wanita itu sontak tersedak ludahnya sendiri.
“Aku Jake, Jacob Owen, kakak Jason,” ujar pria itu ringkas seakan dengan menjelaskan itu Naftalie pasti setuju.
Apa dia bercanda? Namun, pria itu tidak tersenyum sama sekali.
“Sepertinya papamu masih bisa keluar penjara kalau aku yang urus. Aku bisa bantu, asal kita menikah akhir minggu ini,” ucapnya lagi.
“Kak Jake,” ucap Naftalie ketika berhasil menguasai perasaannya.
Jacob mendengus malas, mengapa wanita ini lamban sekali mengerti maksudnya.
“Kita hanya menikah setahun supaya warisanku cair. Setelah itu, kita akan bercerai. Santai, aku nggak akan sentuh wanita murahan seperti kamu,” ucap Jacob sambil mendengus mengejek.
Selain pria itu mengejeknya murahan, pria itu ternyata mau menikahinya hanya untuk warisan. Tapi kenapa ia dipilih pria ini?
“Bukan itu, Kak. Tapi …”
“Kalau kamu gak mau, nggak apa-apa,” potong pria itu dingin. Seketika, ia berdiri dan merapikan jasnya tanpa ada beban. “Aku bisa cari perempuan lain.” Dengan pasti, Jacob melangkah menjauh dari Naftalie yang terdiam.
Hati Naftalie menciut. Dia memang murahan.
Perempuan itu ragu dengan tawaran Jacob. Hanya saja, dia benar-benar sudah tak tahu apa lagi yang harus dia lakukan untuk menghadapi masalah yang datang bertubi-tubi padanya.
Naftalie menghela napas. Tidak ada cara lain…
“Hu-hutangnya?”
“Aku bayar!” jawab Jacob menghentikan langkahnya. Naftalie kembali merasa hatinya ditusuk ketika pria itu menatapnya dengan tidak sabar.
“A-aku mau!” seru perempuan itu pada akhirnya. Bola mata biru itu menatapnya dengan tatapan mengejek.
]“Bagus,” ucapnya singkat lalu keluar tanpa menoleh lagi ke arah Naftalie.
Apa yang baru saja terjadi? Apakah ini berarti dia akan menikah dengan kakak mantan tunangannya dulu? Di akhir minggu ini?
Namun belum sempat memproses apa yang terjadi, seorang pria bertubuh gempal datang. Pria itu mengaku sebagai asisten dari Jacob. Secara sekilas, pria itu menjelaskan hal yang sama, mereka menikah kontrak setahun, demi memenuhi persyaratan dari kakek Jacob, imbalannya hutang papanya akan dibayar, dan Jacob akan membantu Papa Alex keluar dari penjara.
Semua yang menjadi masalahnya akan hilang, maka Naftalie pun segera menandatangani kontrak itu tanpa membaca lebih detail. Wanita itu tak menyadari munculnya senyuman tipis di wajah sang asisten karena keinginan Jacob sudah berhasil dilaksanakan.
Pria itu segera menyimpan kontrak dan menatap Naftalie.
“Mulai malam ini, Nona akan tinggal di kediaman Tuan Jake,” ujar pria bernama Ed itu dengan singkat.
Walau semuanya sudah jelas, mereka sudah bebas kembali ke rumah kastilnya, tetapi entah kenapa Jacob lebih senang berada di rumah kecil ini dengan Naftalie. Rumah itu lebih nyaman dan hangat, mungkin karena keberadaan Naftalie yang selalu mengantarnya pergi kerja, atau menyambutnya ketika dia pulang.Tentu saja dia sudah menyuruh Ed untuk membuat paviliun terpisah sendiri untuk Isabel karena kamar yang mereka gunakan sekarang hendak Jacob gunakan sebagai kamar bayinya. Paviliun itu sudah berdiri di bagian belakang rumah dekat kolam renang. Karena, walau kata Jacob rumah itu rumah yang mungil, tetap ada tanah dibelakang untuk paviliun studio, lalu ada taman bunga beserta pergolanya, dan tentu saja kandang kuda. Naftalie sempat mengejeknya tentang kandang kuda itu, tak ada rumah mungil yang memiliki kandang kuda. Tapi, bagi Jacob, rumah yang tak memiliki 16 kamar termasuk kecil. Mereka dapat dikatakan sungguh berbahagia sekarang karena Victoria akhirnya mati kutu karena semua yang di
Sejujurnya grafolog itu sudah mendapatkan hasil pada hari surat itu diserahkan kepadanya. Namun karena itu adalah surat terakhir dari mendiang Jason Owen wanita itu mengulang- ulang pemeriksaannya berkali -kali.Bahkan saat dia sudah mau menyerahkannya kepada asisten dari Jacob Owen, pria itu tetap malah menyuruhnya untuk sekali lagi memeriksa ulang hasilnya agar benar-benar teliti.Kali ini wanita itu duduk dengan gugup sama menunggu dari billionaire itu keluar dari kamar. Karena hasil dari pemeriksaannya sungguh buruk dan bahkan bisa menjadi bukti sebagai pembunuhan berencana. Dengan masih berperban walaupun tipis, asisten dari Jacob Owen menyuruh grafolog itu duduk. Wanita itu terkesiap saat melihat Jacob dan istrinya keluar. Mereka bagaikan model di majalah yang keluar dalam dunia nyata. “Jadi bagaimana hasilnya? Apakah ini asli tulisan Jason?” tanya Jacob sambil duduk di sofa. Pria itu menatap grafolog dengan tatapan tajam sehingga wanita itu merasa sedang diinterogasi.“Oh … “
Naftalie merasa sangat lelah, akhirnya hari- hari selama perang dingin dengan Jacob berakhir. Pria itu kemungkinan akan kembali ke kastilnya, sedangkan Nat sendiri akan kembali tinggal di rumah ini. Selama Ed dan Isabel di rumah sakit, Jacob tidur di kamar Isabel, sedangkan dirinya tidur di kamarnya sendiri. Pria itu kembali ke kebiasaan lamanya. Perlakukan Naftalie bagai mereka hanyalah teman sekamar yang tidak terlalu akrab.Anehnya pria itu tetap keluar saat jam makan malam, dan mereka makan malam dalam keheningan yang menyakitkan hati Naftalie. Bagaimana bisa, mereka yang dulu begitu akrab, kini begitu jauh padahal mereka tidur bersebelahan kamar?Tapi semua itu akan segera berakhir. Karena Ed dan Isabel sudah pulang, Jacob juga akan segera kembali ke rumahnya. Naftalie akan terbebas dari segala perasaannya yang tak menentu.Wanita itu sangat marah, karena lagi- lagi suaminya tak percaya padanya. Naftalie pikir setelah kasus kehamilannya, Jacob akan mempercayai Nat sepenuhnya..
“Jake …” Naftalie memandang wajah suaminya yang mengeras. “Aku … nggak nyangka!” desah pria itu sambil tak mengalihkan pandangannya dari kertas di tangan.“Apa … apa itu?” tanya Naftalie dengan suara bergetar.“Tangkap dia!” ujar Jacob memberikan perintah kepada para detektif. Victoria tersenyum senang karena pada akhirnya Jacob kembali ke dalam genggamannya. Polisi dengan heran mendekati wanita cantik berambut merah itu. Tapi Jacob segera menggeram dengan mengerikan.“Ibuku lah! Dia tetap pembunuh pria tadi!” geram Jacob dengan suara mengerikan.Para detektif itu, walau sedikit kesal karena kena bentakan Jacob, tetap mengerjakan apa yang pria itu perintahkan.Victoria yang merasa tadi di atas awan kini segera terjun bebas karena tangannya tiba-tiba dipegang oleh kepala detektif itu untuk ditahan. Minta itu kembali menggeliat seperti belut mencoba melepaskan diri. “Lepasin nggak!” jerit wanita itu dengan sekuat tenaga. Wanita itu menendang ke segala arah sambil menjerit- jerit sepe
Dengan napas memburu Jacob segera kembali ke rumah sakit di mana Ed dan Isabel dirawat. Namun yang lebih penting istrinya, jangan sampai Naftalie kenapa- kenapa karena perbuatan ibu tirinya itu. Tapi Jacob tak menyesal pergi, karena dia berhasil menemukan bukti di mobil dan kini dia tinggal menyeret wanita tua tak tahu diri itu ke penjara dan memastikan wanita itu tinggal di sana!Langkah kakinya bergaung di lorong rumah sakit dengan masih tetap diikuti para detektif di belakangnya. Begitu pintu lift terbuka tadi, Jacob bisa mendengar jeritan ibu tirinya bergaung di lorong rumah sakit. Seharusnya pihak keamanan sudah menyumpal mulutnya dengan kaus kaki, kalau Jacob ada di situ. Suaranya yang melengking membuat Jacob malu. Bagaimanapun dia tetap pemilik saham dari rumah sakit itu. Pandangan para perawat dan dokter yang segera pura- pura mengalihkan perhatian dari suara Victoria benar- benar memalukan. Tapi mungkin karena Jacob pemilik saham rumah sakit ini juga yang membuat Victoria
Dengan geram pria berwajah tampan itu segera menuju ke tempat di mana ibu tirinya berada. Wanita itu memang benar-benar sudah keterlaluan dia tidak bisa lagi didiamkan. Check up akan memastikan wanita itu masuk ke dalam penjara karena semua perbuatannya ini. Sudah ada beberapa dokumen dan data -data yang dia kumpulkan untuk memastikan wanita itu bisa dipidanakan, tapi yang ini benar -benar akan langsung menyeret wanita itu ke penjara.“Benar ini adalah mobilnya!” ujar salah satu petugas yang mengikuti Jacob setelah mereka sampai ke kastil tua Owen yang ditinggali oleh mama tiri dan papanya saat pria itu masih hidup. Jacob mendengus dengan jijik begitu melihat pergola di taman sudah menghilang. Pergola itu adalah hadiah dari papanya Jacob untuk mama kandung Jacob. Sejak kedatangan ibu tirinya, wanita itu tidak pernah menyukai pergola di taman itu, karena mengingatkan ayahnya Jacob kepada mendiang istrinya. Pada akhirnya Victoria sudah berhasil menghancurkan semua pergola itu dan mem
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments