Melihat kedatangan Victoria, Ed segera memberi tanda agar Isabel pergi meninggalkan ruangannya dengan sembunyi- sembunyi. Seperti yang dia katakan tadi. Sebaiknya tidak ada yang mengetahui tentang hubungan mereka. Isabel segera menyelinap pergi dan keluar dari ruangan kamar Ed. Sebenarnya Isabel masih mau bercanda dan bermanja- manja dengan Ed. Tadi baru saja mereka saling terbuka, dan mengatakan isi hati mereka yang selama ini mereka tutup- tutupi, tapi sayangnya ibu tiri dari Jacob Owen bisa tiba- tiba muncul di rumah sakit ini. Sungguh aneh, apakah Ed segitu pentingnya sampai ketika dia sakit, wanita itu perlu muncul menjenguk? Tapi seiring langkah kaki Isabel menjauh dari kamar Ed, wanita itu semakin sibuk memperhatikan sekitarnya. Rumah sakit itu memang bukan rumah sakit biasa, rumah sakit untuk keluarga- keluarga kaya. Karena Ed memang asisten Jacob, pria itu dengan mudahnya bisa dirawat di rumah sakit itu. Isabel terus berjalan sambil mengagumi koridor rumah sakit yang di
Melihat kalau Isabel tak tahu apa -apa, akhirnya pria itu menyerah memaksanya. Pria itu kembali membongkar tas Isabel, tapi tetap tidak bisa menemukannya. Isabel menatap pria itu dengan ketakutan saat tiba -tiba pria itu kembali mendekatinya.“Vangke! Di mana kertas itu, vangsat!” bentak pria itu lagi sambil menarik Isabel dengan frustrasi. Tiba- tiba saja pria itu mulai menarik lepas pakaian gadis itu guna mencari kertas itu. Isabel segera mencoba menutupi kepolosannya dengan panik. “Ja -jangan!” erang wanita itu ketakutan. Dengan panik wanita itu mundur dan menendang penyekapnya dengan sekuat tenaga. Beruntungnya, tendangan Isabel berhasil mengenai bagian tengah antara paha pria itu. Pria itu segera mengerang kesakitan sampai terbungkuk, topinya dan masker ya terlepas sehingga wajahnya terlihat. “Wanita vangsat!” Pria itu segera menunduk untuk mengambil topinya. Isabel melihat itu sebagai kesempatan untuk segera berlari menuju pintu walau pandangannya masih berbayang. Dengan
“Ma … manipulasi,” ucap Ed sambil menahan sakit. Sepanjang berbicara tadi, Victoria menekan bekas operasinya sehingga darah mulai keluar dari bekas jahitannya lagi.Perhatikan segera tertuju pada pria bertubuh gempal itu. Victoria menggertakkan rahangnya sambil melotot berusaha untuk memberi tanda agar Ed diam.Tapi pria itu sudah tak mau lagi berada di bawah perintah ibu tiri Ed. Segala uang dan apa pun yang wanita itu tawarkan bagi Ed untuk berkhianat kini tak lagi menggodanya. Wanita itu adalah wanita gila. Wanita yang berani melakukan apa saja demi uang.“Diam kamu! Dia ini pengkhianat Jake! Jangan kamu percaya dia, dia itu anak buahnya Noel Klein!” desis Victoria segera menunjuk ke arah luka Ed lagi dengan telunjuknya sehingga pria itu kembali mengerang kesakitan.“Stop dia kesakitan!” pekik Naftalie menutup mulutnya karena ketakutan melihat perban putih itu mulai merah darah.“Mama stop!” desis menarik tangan Victoria dengan cepat.“Berani kamu sentuh mama!” jerit Victoria denga
“Dokumen apa Ed?” tanya Jacob mengabaikan perawat yang datang dengan wajah khawatir.“Semua dokumen yang tuan terima … itu sudah direkayasa oleh nyonya Victoria.” Jawaban yang diberikan Ed mulai masuk akal di pikiran Jacob.“Dimanipulasi … jadi …” Jacob merasakan dirinya bodoh sekali bisa diperdaya oleh nenek sihir itu.“Maaf … tapi saya harus memastikan, mengenai pembayaran …” perawat yang masuk ke kamar Ed kembali memotong pembicaraan mereka.“Pembayaran apa sih,” tanya Jacob dengan kesal karena perawat itu berani- beraninya menyalahkan pertanyaannya yang penting.“Ada seorang wanita mudah ditemukan di seorang rumah sakit yang diserang seakan mau dirampok, mengaku ada hubungan dengan bapak Ed,” ucap perawat itu segera menjelaskan dengan takut-takut. Hati Ed segera mencelos begitu mendengar kata wanita muda. Pria itu segera menyesal memberikan dokumen penting itu kepada Isabel.Tadi dia pikir hanya dia yang akan diserang, tapi ternyata sampai semua yang berhubungan dengan dirinya ju
Jacob mendengar penjelasan Ed dengan seksama. Ada saat dia rasanya ingin mencekik asistennya itu. Pria itu tak tahu diri, setelah berbagai hal yang Jacob lakukan untuknya, bisa- bisanya Ed melakukan semua hal menjijikkan itu padanya. Seharusnya dia membunuh Ed saat ini juga. Tapi entah kenapa penjelasan yang Ed katakan padanya seakan mengingatkan Jacob akan semua kesalahannya dulu pada Naftalie. Mungkin dia juga memperlakukan Ed seenaknya seperti dulu dia memperlakukan Naftalie. Bukan … bukan kemungkinan, ini bahkan suatu kepastian. Melihat wajah Ed menceritakan sakit hatinya, Jacob merasa seperti ditampar sekarang. Dia memang keterlaluan. Dia kini heran kenapa Ed bisa berbalik dan mengakui ini semua, padahal dengan semua yang dia miliki, dia bisa saja bersama Victoria untuk menghancurkan Jacob sepenuhnya.“Lalu … kenapa kamu mengakui ini semua sekarang?” tanya Jacob dengan sangsi. Pria itu kembali mencurigai Ed hanya berlakon dan ada skema lain lagi di belakang ini.“Karena Isabel.”
Hari itu adalah hari pertama kali Isabel keluar dari panti asuhan, beberapa bulan yang lalu pekerjaannya di kafe akhirnya berakhir karena atasannya memutuskan akan mengakhiri kontrak kerja sebelum selesai jangka waktu kontrak Isabel berakhir. Semua karena Isabel menolak ciumannya kemarin. Isabel bersyukur bisa menghindar pria kurus yang sudah beristri itu dari awal memang sudah seringkali menyentuh Isabel di daerah -daerah yang berbahaya. Tapi akibatnya, Isabel kini sudah habis waktunya tinggal di panti asuhan, dan juga tak punya uang untuk menyewa kosan untuk dia tinggali. Untung saja ibu panti asuhan berhasil membujuk seseorang untuk membawa Isabel untuk menjadi pelayan di sebuah rumah orang kaya.Pagi- pagi benar Isabel di bawa ke sebuah bukan rumah melainkan kastil. Dikatakan kalau mereka memang mencari gadis- gadis polos untuk dijadikan pelayan. Sebenarnya agak konyol permintaannya, gadis harus polos, tapi harus sudah berpengalaman. Tapi untungnya Isabel tetap boleh datang, k
Dengan geram pria berwajah tampan itu segera menuju ke tempat di mana ibu tirinya berada. Wanita itu memang benar-benar sudah keterlaluan dia tidak bisa lagi didiamkan. Check up akan memastikan wanita itu masuk ke dalam penjara karena semua perbuatannya ini. Sudah ada beberapa dokumen dan data -data yang dia kumpulkan untuk memastikan wanita itu bisa dipidanakan, tapi yang ini benar -benar akan langsung menyeret wanita itu ke penjara.“Benar ini adalah mobilnya!” ujar salah satu petugas yang mengikuti Jacob setelah mereka sampai ke kastil tua Owen yang ditinggali oleh mama tiri dan papanya saat pria itu masih hidup. Jacob mendengus dengan jijik begitu melihat pergola di taman sudah menghilang. Pergola itu adalah hadiah dari papanya Jacob untuk mama kandung Jacob. Sejak kedatangan ibu tirinya, wanita itu tidak pernah menyukai pergola di taman itu, karena mengingatkan ayahnya Jacob kepada mendiang istrinya. Pada akhirnya Victoria sudah berhasil menghancurkan semua pergola itu dan mem
Dengan napas memburu Jacob segera kembali ke rumah sakit di mana Ed dan Isabel dirawat. Namun yang lebih penting istrinya, jangan sampai Naftalie kenapa- kenapa karena perbuatan ibu tirinya itu. Tapi Jacob tak menyesal pergi, karena dia berhasil menemukan bukti di mobil dan kini dia tinggal menyeret wanita tua tak tahu diri itu ke penjara dan memastikan wanita itu tinggal di sana!Langkah kakinya bergaung di lorong rumah sakit dengan masih tetap diikuti para detektif di belakangnya. Begitu pintu lift terbuka tadi, Jacob bisa mendengar jeritan ibu tirinya bergaung di lorong rumah sakit. Seharusnya pihak keamanan sudah menyumpal mulutnya dengan kaus kaki, kalau Jacob ada di situ. Suaranya yang melengking membuat Jacob malu. Bagaimanapun dia tetap pemilik saham dari rumah sakit itu. Pandangan para perawat dan dokter yang segera pura- pura mengalihkan perhatian dari suara Victoria benar- benar memalukan. Tapi mungkin karena Jacob pemilik saham rumah sakit ini juga yang membuat Victoria