Share

Ch. 5 Seperti Pelacur

"Anda sudah ditunggu Tuan Jake. Jadi, mohon jangan buang waktu," ucap pria itu.

Dia pun mendorong Naftalie--tak peduli dengan protes wanita itu. 

Di sisi lain, Jacob tak mengatakan apa-apa begitu melihat gaunnya yang kelewat mini itu.

Seperti biasa, pria itu segera membuang tatapannya ketika tatapan mata mereka bertemu.

Jadi, Naftalie tak tahu apa yang harus dilakukan, selain berdiri bagaikan orang bodoh dan mengikuti rangkaian acara resepsi yang tak ada keterlibatan darinya.

“Senyumlah. Jangan membuat suamimu ini malu!” bisik Jake mendadak lalu mendorong kasar pinggang Nat untuk menerima ucapan selamat dari pasangan tua yang terlihat penting.

Deg!

Naftalie terperanjat kala menyaksikan pria itu merangkul pinggangnya dan tersenyum menunjukkan giginya yang rata pada semua orang.

“Pengantinmu cantik sekali, selamat ya Jake,” ucap mendadak salah seorang nenek cantik yang masih tampak anggun. Hanya saja, Naftalie dapat melihat kening wanita tua itu berkerut dan menatap penuh celaan pakaian dirinya yang kekurangan bahan.

Jake tertawa sambil mengelus rambut merah Naftalie. “Dia harus cantik, karena dia adalah istriku.”

Seketika itu juga tubuh Naftalie meremang karena teringat akan ciuman mereka tadi saat mengucapkan janji di gereja tadi.

Terlebih, kala tubuh Jacob semakin mendekat!

Awalnya, wanita itu hanya mengira kalau pria itu hanya akan mengecup keningnya. Tapi saat kedua mata mereka bertemu, pria itu meletakkan tangannya di rahang Naftalie, lembut.

Tanpa aba-aba, bibir Jacob mengenai bibirnya....

Tubuh Naftalie seakan meleleh.

Desiran aneh mendadak kembali dirasakannya.

"Ehmmm...." Naftalie merespon ciuman itu tanpa sadar.

Lututnya seolah kehilangan kekuatan saat bibir mereka bertemu. Naftalie tak mengerti mengapa setiap pria itu menyentuhnya, suhu tubuhnya seakan naik. Tubuhnya akan terasa melayang dan jadi tak terkendali.

"Wah! Kalian mesra sekali. Sejak kapan kalian mengenal?"

Suara pria buncit di samping nenek tadi--menginterupsi keduanya.

Pagutan mesra pengantin kontrak itu pun terhenti.

Jacob tertawa sambil melirik ke arah Naftalie. “Dia … adalah kenalan masa kecilku.”

Tak punya pilihan, Naftalie segera ikut berpura-pura tertawa walau mendengus dalam hati, 'Kenalan masa kecil dari mana? Ck!' 

“Wah pinter juga kamu nak, itung -itung jagain jodoh dari kecil ya,” ujar pria beruban yang bertubuh gendut itu segera mendekati Naftalie.

Hanya saja, dia mendadak memperhatikan wajah Naftalie dan perlahan menatap tubuhnya seakan sedang melepaskan gaun pengantin yang serba kekurangan bahan itu.

Melihat wanita tua itu segera meninggalkan mereka dengan kesal, Naftalie sontak sadar.

Dia segera menarik turun gaunnya, namun hal membuat kerahnya semakin turun!

Seketika bola mata pria tua itu segera membesar saat melihat belahan dari dua gunung Naftalie yang sempurna.

Srak!

Tiba-tiba saja, tubuh Naftalie ditarik dan diputar dengan kasar. “Tentu saja aku harus menjaganya, dia calon istri yang baik,” kekeh Jacob sambil mendekatkan tubuh istrinya kepadanya.

Pria tua itu mendengus dan mengusap keringatnya karena merasa terganggu dengan ucapan Jacob.

“Pintar kamu, pengantinmu cantik sekali, dan sangat seksi.” Suaranya dalam dan menjijikkan karena dipenuhi hasrat. “Malam pertamamu pasti akan seru.”

Naftalie bergidik dan menatap suaminya menunggu agar pria itu untuk mengucapkan sesuatu untuk membelanya, tapi pria itu hanya diam dan memeluk pinggangnya.

Awalnya, Nat merasakan pelukan di pinggang itu sebagai suatu pembelaan dari Jacob, seakan pria itu hendak melindunginya dari tatapan kakek tua itu.

Tapi itu sebelum dia mendengar desis berat di telinganya.

“Pakaianmu seperti pelacur, sungguh memalukan!” geram pria itu sambil menekan perut wanita itu sampai kuku pria itu menghujam kulit Naftalie, "Kenapa nggak sekalian telanjang aja kamu?"

“Argh …” erang Naftalie kesakitan dengan jemari Jacob maupun ucapannya.

Sepanjang hari ini, tak ada kata-kata dari pria itu yang bisa membuat Naftalie merasa berarti.

Jacob tidak akan pernah membelanya sekalipun. Dia seolah hanya peduli pada pencairan trust fund-nya melalui pernikahan kontrak ini.

Padahal, Naftalie terbiasa bersandar pada Jason atau papanya. Kini, ia merasa benar-benar merasa sendiri.

Sampai hari itu berakhir, Jacob bahkan tak banyak bicara lagi.

Kata-katanya hanya berupa geraman atau cercaan seperti tadi.

“Stop senyum seperti orang bodoh,” desis pria itu di telinga Naftalie ketika wanita itu tersenyum membalas pujian dari salah satu kolega dari Jacob.

“Stop memperlihatkan gigimu yang jelek itu nggak ada yang perlu lihat gigimu!” katanya lagi.

Atau ... "Kamu senang ya dilihatin seperti itu?'

Naftalie hanya bisa berkata, “Iya ….”

Lalu, menurutinya. Akhirnya wanita itu hanya berwajah masam sepanjang sisa dari resepsi pernikahan mereka.

Namun, sepertinya berwajah masam juga tidak membuat hati Jacob senang. Mendadak pria itu segera mendesis memarahi istrinya lagi, “Muka udah jelek ngapain pake cemberut! Tahu diri dong, kamu itu istriku sekarang, jangan bikin malu!” 

Naftalie yang sebenarnya tidak ada perasaan apa-apa kepada Jacob, kini mulai membenci suami barunya itu. “Maunya apa sih!” dengusnya dalam hati dengan kesal.

Pria itu kasar dan hanya mau menang sendiri! Jacob sepertinya hanya ingin menyiksa Naftalie.

“Jadi aku harus senyum atau nggak?” desis Naftalie akhirnya tak tahan lagi dengan desisan yang terus terdengar di telinganya.

“Tutup mulutmu!” Jacob menatap ke arah Naftalie tajam.

Merasakan kedua bola mata gelap Jacob membuat Naftalie segera kehilangan keberaniannya.

“Tugasmu adalah ikut apa yang aku suruh!” ujar Jacob lagi sambil menyentuh rahang Naftalie dengan kasar.

Tapi tiba- tiba tatapan matanya tertuju pada bibir istrinya yang terbuka karena perbuatannya.

Jantung Naftalie berdegup kencang. Apakah Jacob akan menciumnya lagi?

“Wanita bodoh!” ucap Jacob mendadak, lalu melepaskan pegangannya dengan kasar dan pergi meninggalkan Naftalie yang menatap pedih.

Naftalie merasa seperti pelacur yang tak diinginkan.

Pelacur yang rela diperlakukan seperti sampah demi uang.

"Jason... seandainya kamu masih hidup!" lirihnya pedih dan tak didengar siapa pun.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status