Home / Romansa / Istri Kontrak Mantan Kakak Ipar / Ch. 4 Menjadi Seorang Pengantin

Share

Ch. 4 Menjadi Seorang Pengantin

Author: Pinnacullata
last update Last Updated: 2023-12-19 21:51:03

Naftalie terbelalak kala menyadari ucapan Ed. “Secepat itu?”

Sayangnya, Ed tampak serius.

Kini keduanya bahkan telah tiba di bridal ternama ibu kota, tanpa kehadiran Jacob, sang mempelai laki-laki. 

Naftalie terdiam. 

Mengenakan gaun pengantin adalah hal yang baru baginya. 

Awalnya, dia berpikir akan didampingi calon suami dan diperbolehkan untuk memilih gaunnya sendiri. 

Akan tetapi, Ed segera menggiring Nat menuju ruang ganti dan menyerahkan gaun pengantinnya. 

“Kenakan!” ucap asisten Jacob itu tegas. “Segera pastikan gaunnya pas dan siap dikenakan besok. Nggak boleh gagal, Anda tau akibatnya kalau—” 

Naftalie tak sempat mendengar kelanjutan dari ancaman Ed karena wanita itu segera masuk ke dalam ruang ganti.

Pegawai bridal pun gegas membuka bajunya dan memakaikan gaun pengantin pilihan itu ke tubuh Naftalie.

Anehnya, gaun itu benar- benar terasa sangat pas di tubuhnya, seakan memang gaun itu dijahit khusus dirinya! 

Pegawai yang membantunya sampai bingung.

Diputarnya tubuh Nat berulang kali memastikan penglihatan. 

“Sepertinya nggak ada yang harus diperbaiki, ini … udah pas banget, ya?” ucapnya kagum dengan betapa cantiknya gaun itu di tubuh Nat. 

Di sisi lain, Naftalie juga terkejut kala melihat bayangan di cermin.

Saat gaun itu diberikan padanya, dia pikir gaun itu sangat buruk.

Gaun itu terlalu tertutup dengan brokat dan renda di bagian kerahnya. Lalu, roknya melekat–mengikuti lekuk tubuh Nat sampai ke ujung mata kakinya. 

Tapi, setelah dikenakan, semua brokat dan renda yang rasanya terlalu norak itu kini jatuh sempurna di lekuk tubuhnya. 

Meski jauh dengan gaun impiannya, ini begitu luar biasa!

Hanya saja, rasa takut seketika melingkupi Naftalie kala melihat bekas memar kebiruan di lehernya. 

“Astaga, Naftalie. Kau akan menikahi pria yang kemungkinan akan membunuhmu,” ucap perempuan itu dalam hati.

Ctas!

Petugas bridal itu mendadak membuat sanggul untuk mencari hiasan di atas kepala Naftalie. 

Wanita tua itu bahkan mau melepas kalung yang melingkar di leher Naftalie.

“Jangan!” pekik Naftalie sambil menepis tangan sang pegawai bridal. 

Selain lebam, kalung itu adalah kalung pemberian Jason saat berjanji akan selalu bersamanya. 

Naftalie segera menggenggam liontin itu.

“Tuan Ed meminta saya menggantinya dengan ini,” ucap petugas itu sambil memberikan kalung lain. 

Naftalie terdiam. Dia menatap kalung berlian yang berbentuk choker itu dan segera menggelengkan kepalanya. 

“Saya nggak mau pakai,” tolak Naftalie. “Gaun anting dan apapun boleh dia pilihkan, tapi untuk kalung ini, tidak.” 

Di sisi lain, petugas bridal itu menatap bingung ke bekas cetakan tangan Jacob. 

Choker berhiaskan berlian ini sangat tepat untuk menyembunyikan bekas cekikan di leher client-nya ini. 

Dia tak mungkin membuat reputasi tempatnya bekerja menjadi buruk.

Wanita tua itu menghela napas. “Umm … sepertinya itu bisa ditutup dengan makeup,” desahnya sembari menatap bola mata hijau milik Naftalie. 

Naftalie sontak tersadar kalau wanita itu membicarakan tentang bekas cekikannya. 

Wanita itu segera mengangguk dengan perasaan jengah. 

“Iya pasti bisa,” ucap Naftalie cepat.

Hanya tinggal liontin itu kenangannya akan Jason. 

Tak ada siapa pun yang boleh mengambil liontin itu. 

Siapapun! 

***

“Arrgh!” geram Jacob–mencoba untuk menghilangkan bayangan Naftalie yang berada di pelukannya tadi pagi.

Gara-gara wanita jelek itu, pekerjaan Jacob dari pagi belum ada yang selesai. Padahal besok sudah hari pernikahannya. 

Pasti, seharian Jacob jadi tak bisa menyentuh pekerjaannya. 

“Tapi, kenapa bibirnya tadi terasa manis?” lirihnya tanpa sadar sambil memegang bibirnya. 

Bayangan wajah cantik Naftalie yang pucat tak bernyawa yang berada di dalam pelukannya tadi kembali muncul. 

Diremasnya kertas yang sedang dia tulis tadi.

“Wanita itu hampir mati di tanganku tadi,” omel Jacob meyakinkan diri, “pasti karena itu aku teringat terus padanya!” 

Setelah itu, Jacob mencoba menghapus bayangan Naftalie di pikirannya.

Tanpa terasa, hari pun berlalu.

Hari ini adalah hari pernikahan keduanya.

Naftalie kini tampak berjalan di antara bangku gereja yang kosong.

Tamu yang ada di sana hanyalah Ed dan wanita yang dari pagi sibuk mengurusi Naftalie. 

Rambut merah perempuan itu sudah digelung naik ke atas dengan beberapa helai anak rambut yang terjuntai cantik di sekitar wajahnya. Semuanya terlihat sempurna, bahkan gereja kosong itu.

Hanya saja, bukan sang kekasih yang menunggu Naftalie di depan sana, melainkan Jacob--mantan calon kakak iparnya.

Ketika Naftalie mendekat ke arahnya, perempuan itu dapat melihat Jacob mendengus jijik saat menarik tangannya kasar.

Tampak sekali, dia terpaksa menggandeng tangan Naftalie saat wanita itu sampai di altar.

“Haruskah aku berlari dan kabur darinya?” dengus Naftalie dalam hati, menahan kesal.

Hanya saja, tanpa disadari, proses pernikahan yang hikmad membuat kegugupan Naftalie kembali.

Terutama kala saat mengulangi janji yang diucapkan pendeta yang mengatakan kalau mereka akan tetap setia sampai mati.

Padahal, Naftalie jelas-jelas sudah menandatangani surat kontrak kalau mereka hanya menikah setahun.

“Aku Naftalie Ambrosia akan setia untuk mencintai, menghargai dan menghormati suami saya Jacob Owen untuk selamanya sampai maut memisahkan.”

Suaranya bergetar dan seperti tikus yang mencicit ketakutan saat mengulangi ucapan pendeta.

Sementara itu, suara Jacob yang berat seakan mengejek setiap pria itu mengucapkan janji yang sama.

Tak butuh waktu lama, prosesi itu telah selesai dan berlanjut resepsi.

Namun mendadak, Naftalie disuruh mengganti baju pengantinnya yang serba tertutup itu dengan gaun pendek yang kekurangan bahan!

“Baju ini nggak dicoba kemarin, ini kesempitan!” keluh wanita itu yang merasa sangat malu karena merasa bokongnya akan terlihat ketika dia menunduk, "Adakah gaun lain yang bisa kugunakan?"

Ditatapnya asisten Jacob dengan penuh harap, hingga pria itu menghela napas panjang. "Anda...."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kontrak Mantan Kakak Ipar   Ch. 166 Surat Yang Asli

    Walau semuanya sudah jelas, mereka sudah bebas kembali ke rumah kastilnya, tetapi entah kenapa Jacob lebih senang berada di rumah kecil ini dengan Naftalie. Rumah itu lebih nyaman dan hangat, mungkin karena keberadaan Naftalie yang selalu mengantarnya pergi kerja, atau menyambutnya ketika dia pulang.Tentu saja dia sudah menyuruh Ed untuk membuat paviliun terpisah sendiri untuk Isabel karena kamar yang mereka gunakan sekarang hendak Jacob gunakan sebagai kamar bayinya. Paviliun itu sudah berdiri di bagian belakang rumah dekat kolam renang. Karena, walau kata Jacob rumah itu rumah yang mungil, tetap ada tanah dibelakang untuk paviliun studio, lalu ada taman bunga beserta pergolanya, dan tentu saja kandang kuda. Naftalie sempat mengejeknya tentang kandang kuda itu, tak ada rumah mungil yang memiliki kandang kuda. Tapi, bagi Jacob, rumah yang tak memiliki 16 kamar termasuk kecil. Mereka dapat dikatakan sungguh berbahagia sekarang karena Victoria akhirnya mati kutu karena semua yang dia

  • Istri Kontrak Mantan Kakak Ipar   Ch. 165 Surat Pamitan Jason

    Sejujurnya grafolog itu sudah mendapatkan hasil pada hari surat itu diserahkan kepadanya. Namun karena itu adalah surat terakhir dari mendiang Jason Owen wanita itu mengulang- ulang pemeriksaannya berkali -kali.Bahkan saat dia sudah mau menyerahkannya kepada asisten dari Jacob Owen, pria itu tetap malah menyuruhnya untuk sekali lagi memeriksa ulang hasilnya agar benar-benar teliti.Kali ini wanita itu duduk dengan gugup sama menunggu dari billionaire itu keluar dari kamar. Karena hasil dari pemeriksaannya sungguh buruk dan bahkan bisa menjadi bukti sebagai pembunuhan berencana. Dengan masih berperban walaupun tipis, asisten dari Jacob Owen menyuruh grafolog itu duduk. Wanita itu terkesiap saat melihat Jacob dan istrinya keluar. Mereka bagaikan model di majalah yang keluar dalam dunia nyata. “Jadi bagaimana hasilnya? Apakah ini asli tulisan Jason?” tanya Jacob sambil duduk di sofa. Pria itu menatap grafolog dengan tatapan tajam sehingga wanita itu merasa sedang diinterogasi.“Oh … “

  • Istri Kontrak Mantan Kakak Ipar   Ch. 164 Dilema Jacob

    Naftalie merasa sangat lelah, akhirnya hari- hari selama perang dingin dengan Jacob berakhir. Pria itu kemungkinan akan kembali ke kastilnya, sedangkan Nat sendiri akan kembali tinggal di rumah ini. Selama Ed dan Isabel di rumah sakit, Jacob tidur di kamar Isabel, sedangkan dirinya tidur di kamarnya sendiri. Pria itu kembali ke kebiasaan lamanya. Perlakukan Naftalie bagai mereka hanyalah teman sekamar yang tidak terlalu akrab.Anehnya pria itu tetap keluar saat jam makan malam, dan mereka makan malam dalam keheningan yang menyakitkan hati Naftalie. Bagaimana bisa, mereka yang dulu begitu akrab, kini begitu jauh padahal mereka tidur bersebelahan kamar?Tapi semua itu akan segera berakhir. Karena Ed dan Isabel sudah pulang, Jacob juga akan segera kembali ke rumahnya. Naftalie akan terbebas dari segala perasaannya yang tak menentu.Wanita itu sangat marah, karena lagi- lagi suaminya tak percaya padanya. Naftalie pikir setelah kasus kehamilannya, Jacob akan mempercayai Nat sepenuhnya..

  • Istri Kontrak Mantan Kakak Ipar   Ch. 163 Dilema

    “Jake …” Naftalie memandang wajah suaminya yang mengeras. “Aku … nggak nyangka!” desah pria itu sambil tak mengalihkan pandangannya dari kertas di tangan.“Apa … apa itu?” tanya Naftalie dengan suara bergetar.“Tangkap dia!” ujar Jacob memberikan perintah kepada para detektif. Victoria tersenyum senang karena pada akhirnya Jacob kembali ke dalam genggamannya. Polisi dengan heran mendekati wanita cantik berambut merah itu. Tapi Jacob segera menggeram dengan mengerikan.“Ibuku lah! Dia tetap pembunuh pria tadi!” geram Jacob dengan suara mengerikan.Para detektif itu, walau sedikit kesal karena kena bentakan Jacob, tetap mengerjakan apa yang pria itu perintahkan.Victoria yang merasa tadi di atas awan kini segera terjun bebas karena tangannya tiba-tiba dipegang oleh kepala detektif itu untuk ditahan. Minta itu kembali menggeliat seperti belut mencoba melepaskan diri. “Lepasin nggak!” jerit wanita itu dengan sekuat tenaga. Wanita itu menendang ke segala arah sambil menjerit- jerit sepe

  • Istri Kontrak Mantan Kakak Ipar   Ch. 162 Alasan Di Balik Semuanya

    Dengan napas memburu Jacob segera kembali ke rumah sakit di mana Ed dan Isabel dirawat. Namun yang lebih penting istrinya, jangan sampai Naftalie kenapa- kenapa karena perbuatan ibu tirinya itu. Tapi Jacob tak menyesal pergi, karena dia berhasil menemukan bukti di mobil dan kini dia tinggal menyeret wanita tua tak tahu diri itu ke penjara dan memastikan wanita itu tinggal di sana!Langkah kakinya bergaung di lorong rumah sakit dengan masih tetap diikuti para detektif di belakangnya. Begitu pintu lift terbuka tadi, Jacob bisa mendengar jeritan ibu tirinya bergaung di lorong rumah sakit. Seharusnya pihak keamanan sudah menyumpal mulutnya dengan kaus kaki, kalau Jacob ada di situ. Suaranya yang melengking membuat Jacob malu. Bagaimanapun dia tetap pemilik saham dari rumah sakit itu. Pandangan para perawat dan dokter yang segera pura- pura mengalihkan perhatian dari suara Victoria benar- benar memalukan. Tapi mungkin karena Jacob pemilik saham rumah sakit ini juga yang membuat Victoria

  • Istri Kontrak Mantan Kakak Ipar   Ch. 161 Kamu Pembunuh!

    Dengan geram pria berwajah tampan itu segera menuju ke tempat di mana ibu tirinya berada. Wanita itu memang benar-benar sudah keterlaluan dia tidak bisa lagi didiamkan. Check up akan memastikan wanita itu masuk ke dalam penjara karena semua perbuatannya ini. Sudah ada beberapa dokumen dan data -data yang dia kumpulkan untuk memastikan wanita itu bisa dipidanakan, tapi yang ini benar -benar akan langsung menyeret wanita itu ke penjara.“Benar ini adalah mobilnya!” ujar salah satu petugas yang mengikuti Jacob setelah mereka sampai ke kastil tua Owen yang ditinggali oleh mama tiri dan papanya saat pria itu masih hidup. Jacob mendengus dengan jijik begitu melihat pergola di taman sudah menghilang. Pergola itu adalah hadiah dari papanya Jacob untuk mama kandung Jacob. Sejak kedatangan ibu tirinya, wanita itu tidak pernah menyukai pergola di taman itu, karena mengingatkan ayahnya Jacob kepada mendiang istrinya. Pada akhirnya Victoria sudah berhasil menghancurkan semua pergola itu dan mem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status