Share

Bab 18 Jangan Panggil Tuan

“Ibu …”

Clau menangis sendirian di depan ICU, petugas melarangnya masuk. Ia duduk di atas lantai dingin rumah sakit, menekuk lutut dan menundukkan kepala. Emosinya kacau balau, Clau tidak menyangka Laras mengetahui lebih cepat rahasia yang disimpan rapat-rapat.

Sesekali menegakkan kepala menatap pada pintu kaca besar. Menunggu kedatangan suaminya, karena Arjuna terlalu lama pergi.

Clau menyeka air mata melihat dokter keluar dari ruangan. Segera menembak beragam pertanyaan terkait kesehatan ibunya. Lebih memilukan lagi, kini kondisi Laras terjun bebas, jantungnya melemah. Beberapa alat bantu terpasang pada tubuh lemah itu.

“Nyonya?”

“Pak Givano?”

Asisten pribadi itu tergopoh-gopoh, Givano langsung meninggalkan rapat usai mendapat tugas penting. Arjuna memerintah asisten pribadi untuk menjemput Clau di rumah sakit. Sedangkan dia mengantar Clara pulang, karena wanita itu mendadak mengamuk ketika Arjuna hendak kembali masuk.

“Nyonya Tuan bilang kalau –“ Givano menggantung kalimatnya kare
Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status