Home / Rumah Tangga / Istri Kontrak Pangeran Frederick / 6. Aku Tidak Mau Menikah Denganmu!

Share

6. Aku Tidak Mau Menikah Denganmu!

last update Huling Na-update: 2024-05-22 15:06:11

"Tuan, ada apa?" Teriakan Karl lantas mengagetkan tangan kanannya yang baru saja sampai dì depan pintu kamar saat ini. Bergegas lelaki muda itu masuk ke dalam. Melihat Karl meremas kuat secarik kertas.

Karl mengalihkan pandangan. Dengan mata melotot tajam menatap Leon lalu berkata," Cari Katherine sekarang!"

Kerutan di dahi Leon tampak samar. Ingin bertanya namun melihat reaksi Karl, dia urungkan. Dia pun melaksanakan perintah sang tuan.

"Argh! Di mana kau!" Sekali lagi Karl memekik hingga membuat wajahnya semakin memerah. Gigi-giginya bergemelatuk menahan amarah yang berkobar-kobar di dalam dada.

Pernikahan akan diadakan sebentar lagi. Namun, calon pengantin wanita pergi entah ke mana. Di dalam kertas hanya tertera permintaan maaf, yang mengatakan tidak bisa melanjutkan pernikahan. Hanya itu saja, Katherine tidak membeberkan alasannya.

"Katherine, kau harus menjadi milikku! Jangan main-main denganku!" cicit Karl lagi kali ini dengan senyum miring di bibir.

Baru semenit berlalu, Karl sudah tidak mampu menahan sabar. Dia pun melenggang keluar kamar hendak menemui keluarga Katherine.

"Di mana Katherine?!" Tendangan kecil di pintu kamar Zara, membuat seisi kamar terperanjat kaget. Karl melangkah cepat, kemudian melayangkan tatapan menyelidik pada mereka.

Dahi William, Zara dan Lea sontak mengerut, tampak keheranan, setelahnya mereka saling lempar pandangan sesaat.

"Ada apa Karl?" William bertanya masih dengan kerutan tipis di kening.

"Apa dia bersembunyi di sini?" Kedua mata hitam Karl tak berkedip, malah semakin melebar keluar. "Kalian pasti menyembunyikannya?!" sambung Karl kembali.

Membuat raut wajah kebingungan semakin terlukis jelas di wajah William, Zara dan Lea.

Sementara itu di lain sisi. Tepatnya di istana, paling belakang, bagian aula pribadi. Di dalamnya, terlihat beberapa orang duduk berjejer sambil memandang ke depan. Sejak tadi tengah menunggu sang mempelai wanita masuk ke ruangan.

Di depan ruangan, Frederick sedang berdiri bersama pastor. Lelaki itu bergeming dan sesekali melirik ke depan pintu berganda berlapis emas tersebut.

"Kemana dia? Apa dia ingin mempermalukanku?" desis Frederick pelan.

Tanpa sengaja pandangan Frederick dan kedua orang tuanya bertemu. Raja dan ratu duduk di barisan paling depan, tanpa menampilkan ekspresi sama sekali. Tatapannya sangat datar dan sedikit dingin.

Suara bisik-bisik para undangan pun mulai tertangkap indera pendengaran Frederick. Lelaki berahang tegas itu membungkukkan badan sedikit, meminta maaf atas keterlambatan sang mempelai.

Nyatanya sosok yang ditunggu-tunggu tengah kesulitan mengangkat gaun pengantin saat ini. Katherine berlari di lorong yang terhubung dengan aula istana. Dengan napas tersengal-sengal ia menyeret gaun berwarna putih menuju aula.

Hari ini rencana liar Katherine akan terkabul. Meski kemarin ada sedikit hambatan. Namun, Katherine mampu membalikkan keadaan dan kini, sebentar lagi, beberapa menit lagi, ia memiliki kekuasaan untuk membalaskan rasa sakitnya. Sejak semalam otaknya sudah ditaburi ide-ide brilian untuk mulai melakukan aksi balas dendamnya tersebut.

"Apa Frederick sengaja? Ck, gaun ini terlalu seksi dan berat! Awas saja dia!" umpat Katherine kesal setengah mati. Sebab gaun yang dikenakannya, mengembang di bagian bawah alhasil membuat tubuh Katherine tenggelam.

Sekarang suasana di istana nampak sepi. Hanya terlihat beberapa penjaga istana lalu-lalang di sekitar. Kemarin, atas permintaan Katherine pernikahan digelar tertutup.

"Ayolah Katherine, jangan sampai rencanamu gagal!" Kaki-kaki mungilnya bergerak cepat menyusuri lorong-lorong istana.

Tak sampai lima menit, senyum Katherine langsung merekah saat melihat pintu utama aula sudah terlihat.

Katherine pun mempercepat langkah kaki. "Akhirnya, argh!"

Namun, Katherine tersentak ketika dari belakang seseorang menyergap tangan kanannya dan membalik badannya dengan sangat cepat.

"Karl ...." Kedua netra Katherine membola. Melihat Karl tepat di depan matanya sekarang.

"Apa yang kau lakukan di sini?!" Amarah dan kekecewaan mendalam tergambar amat jelas dari bola mata Karl. Kedua tangan kekarnya memegang kuat pundak Katherine hingga ringisan pelan pun terdengar di sekitar.

"Sht ..., lepaskan aku, Karl. Aku harus pergi ke aula sekarang!" Dengan sekuat tenaga Katherine berusaha melepaskan diri.

"Tidak, aku tidak akan melepaskanmu! Kita kembali ke kapal sekarang!" Mata Karl bertambah lebar. Dia ambil kasar tangan mungil Katherine lalu menyeretnya ke lorong lain dengan sangat cepat dan kasar.

Katherine diserang kepanikan mendadak.

"Aku tidak mau menikah denganmu!" serunya.

Langkah kaki Karl seketika terhenti. Ia condongkan tubuhnya lalu menatap lekat-lekat wajah calon istrinya itu.

"Apa kau bilang? Kau tidak mau menikah denganku! Apa salahku Katherine?!" tanyanya penuh penekanan dan amarah yang meluap-luap.

Ocean Na Vinli

Selamat datang di novel terbaru saya teman-teman. Jangan lupa berikan GEM ya, biar saya semakin rajin updatenya. Bagi yang mau tahu informasi jadwal update ceritanya, silakan follow ig saya @oce_annana terima kasih teman² 😊

| Like
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    133. Hari Bahagia - TAMAT

    Benda berbahan kaca itu langsung pecah, mengenai punggung Victor. Victor tak peduli malah makin mempercepat langkah kaki sambil tersenyum puas. Meninggalkan Larisa menjerit-jerit histeris. ...Keesokan harinya, pagi-pagi sekali istana gempar dengan kabar gembira dari Grace. Grace ternyata tengah mengandung. Bukan hanya Grace, Katherine pun juga, mengandung anak kedua. Keduanya sama-sama muntah tadi pagi. Sukacita menyelimuti hati Xavier, Frederick dan Victor. Saat ini mereka tengah sarapan bersama di ruang makan, ada Logan dan Robert juga terlihat duduk bersama. Sementara Larisa memilih sarapan di kamar karena hatinya dalam keadaan buruk sekarang. "Aku tidak sabar dengan kedatangan anakku, Grace. Semoga saja anakku perempuan dan anakmu laki-laki, jadi kalau sudah besar kita bisa menjodohkan mereka," celetuk Katherine setelah selesai menyantap roti. "Iya, amin, semoga saja anakku laki-laki, pasti lucu jika mereka sudah besar nanti," balas Grace tak kalah senang. "Aku setuju, maka

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    132. Kebenaran

    "Apa kau lupa aku menikahimu karena terpaksa, sampai kapan pun nama Clara tidak akan hilang, kaulah yang membuat aku dan Clara tidak bisa bersama, aku muak dengan sikapmu Larisa!" seru Victor dengan mata berkobar-kobar. Larisa mendekat. "Oh ya? Tapi wanita itu sudah mati sekarang dan kau tidak bisa memilikinya! Akulah yang memilikimu sekarang Victor!" Victor menyeringai tipis. "Kau hanya memiliki ragaku tapi tidak dengan jiwaku!"serunya dengan lantang. Membuat Larisa mengepalkan kedua tangan. Meski Clara sudah meninggal tapi di hati Victor nama Clara masih terus terukir dan tak pernah memudar sekali pun. Dulu, sebelum menikah dengan Larisa. Victor dan Clara sudah terlebih dahulu menjalin hubungan. Kala itu status Victor masih menjadi pangeran, belum menjadi raja. Sementara Clara baru bekerja di istana dan menjadi pelayan pribadi Victor. Karena sering bertatap muka Victor mulai jatuh cinta dengan Clara. Keduanya pun menjalin hubungan tanpa sepengetahuan anggota kerajaan. Akan

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    131. Menerima

    "Diam kau! Kau juga sama seperti mamaku! Bedanya mamaku pelayan istana! Sementara kau jadi anak angkat bangsawan baik hati! Asal-usulmu juga tidak jelas. Jadi jangan menghina mamaku, wanita jalang!" seru Xavier dengan muka Xavier semakin memerah. Dia sudah tidak memikirkan lagi adab dan sopan santunnya di istana. Larisa masih saja menghina mendiang mamanya. Padahal mamanya sudah tidak ada lagi di dunia, Larisa berhati ular dan tidak pantas disebut manusia!"Xavier, cukup! Kau tidak boleh menghina Mamamu!" teriak Victor menggelegar tiba-tiba. Membuat kumpulan manusia di ruangan tertegun. Mereka tak berani membuka suara di antara ayah dan anak itu, memilih diam dan mendengarkan dengan seksama pertikaian yang terjadi di depan mata.Pemegang tinggi di istana, saat ini wajahnya sangat tak bersahabat. Kemarahannya membuat sebagian orang ketakutan, termasuk Grace yang saat ini meneguk ludah berkali-kali. Berbeda dengan Xavier tak ada rasa takut sedikit pun yang terpancar dari bola matanya.

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    130. Heran

    Mendengar suara teriakan Xavier, seluruh anggota kerajaan Norwegia datang menuju sumber suara, tepatnya di ruang tamu. Sesampainya di ruangan, Larisa dan Sisilia membelalakan mata dengan kedatangan anggota kerajaan Denmark berada di sini. "Apa-apaan ini Xavier?" Victor, raja yang masih menjabat menjadi pemegang kekuasaan di Norwegia langsung bertanya. Kerutan di keningnya mendadak muncul dengan kedatangan tamu yang tak diundang pada malam-malam begini. Xavier tak langsung menjawab, ada secuil kerinduan menjalar di hatinya. Dia sudah lama tidak bertatap muka dengan ayahnya. Terlebih, umur ayahnya sudah tak lagi muda sekarang, ada banyak keriput di wajah dan rambut hitamnya pun sebagian sudah memutih. Akan tetapi, Xavier menghapus cepat kerinduannya tersebut kala mengingat perlakuan Victor selama ini. "Atas nama kerajaan Denmark, aku minta maaf karena datang malam-malam begini ke istana bersama istriku dan Pangeran Xavier." Saat melihat Xavier terdiam, Frederick langsung angkat bica

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    129. Kerjasama

    "Ayolah Pangeran, keluarlah kami tidak akan mengigit!" Lagi pria itu berseru sambil mengeluarkan tawa keras hingga teman-temannya pun ikut tertawa. Xavier menahan geram. Dadanya bergemuruh kuat seakan-akan meledak juga saat ini. Sampai-sampai Grace menggerakkan sedikit kepalanya ke samping dan membuat salah satu rumput bergerak. Alhasil salah seorang pria yang tak sengaja melihat adanya pergerakkan dari salah satu rumput yang memanjang, mengalihkan pandangan. Dalam sepersekian detik dia pun langsung meloncat tepat di hadapan Grace dan Xavier. "Bah! Dapat kalian!" pekiknya sambil menodongkan pistol ke kepala Grace. Grace langsung memekik histeris,"Tolong!!!" Xavier tak diam, ikut juga menodongkan pistol ke arah kepala si pelaku. Kelima pria lainnya serempak mengarahkan mata ke arah pasangan suami istri itu sambil mengangkat pistol masing-masing. Suasana mendadak tegang. Baik Xavier maupun keenam pria lainnya tak ada yang mau mengalah. "Jangan bunuh kami!" pekik Grace,

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    128. Melarikan Diri

    Grace terbelalak ketika melihat enam orang pria keluar dari mobil sambil menodongkan pistol ke arah mereka sekarang. Pria-pria asing itu tampangnya sangat menyeramkan, seperti preman pasar, ada tato-tato di tangan dan muka, bahkan terlihat tindik pula di hidung. "Keluar kalian!" teriak salah seorang pria dari luar lalu melempar senyum smirk. Grace makin panik. Dengan cepat menoleh ke samping kembali. "Xavier, bagaimana ini?" Dia sedikit heran mengapa Xavier sama sekali tak panik. Suaminya itu hanya menampilkan ekspresi datar namun tanpa sepengetahuan Grace, mata elang Xavier memandang ke arah kumpulan pria tersebut dengan sorot mata tajam. Tanpa menoleh ke samping, Xavier pun berkata,"Jangan lepas sabuk pengamanmu."Grace hendak bertanya namun belum juga lidahnya bergerak, Xavier melajukan mobil dalam kecepatan di atas rata-rata. Alhasil enam orang pria tersebut melesatkan timah ke arah mereka. Akan tetapi, Xavier berhasil mengelak dan menabrak pula kedua mobil yang menjadi pengha

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status