"Kau bicara apa barusan?"
Pertanyaan dari Miguel, membuat Keyra seketika membeku.
Suasana di sekitar mereka tiba-tiba seperti dalam almari pendingin, Keyra menggigil hanya dengan melihat wajah kaku Miguel.
"Eungh, t-tidak, aku tak mengatakan apa pun," elaknya dengan suara parau.
Keyra menunduk, menggigit pelan bibir bawahnya, mengutuk dalam hati atas kalimat yang tadi sudah meluncur dari mulutnya.
Meminta dia tinggal? Apakah Keyra sudah gila?
Ini semua gara-gara Luna, membuat Keyra berpikiran buruk saat Miguel keluar malam-malam seperti ini, padahal biasanya dia tak peduli.
"Begitu?"
Miguel membalas pelan, nada suaranya masih dingin dan wajah pria itu kaku.
Entah kenapa, Keyra merasa bahwa suaminya itu sedang kesal tanpa sebab.
Hal itu membuat hati Keyra jatuh, diam-diam dia mundur satu langkah.
"Sekretaris wanita?"Miguel bertanya dengan ekspresi serius, sedangkan Keyra tak berani menjawab apa pun dan hanya bisa mengangguk."B-bukankah di dalam novel, biasanya malam-malam seperti ini bos dan sekretarisnya bertemu dengan alasan lembur pekerjaan, lalu mereka—""Tidak," potong Miguel, melangkah cepat ke sisi Keyra.Dia duduk di pinggir ranjang dan menatap intens wajah istrinya yang memucat saat didekati Miguel."Aku tidak akan pernah melakukan hal seperti itu, saat sudah menikah," sanggah Miguel dengan tegas.Ucapan Keyra tersebut melukai harga dirinya, pertama, Miguel bukanlah seseorang yang mudah menodai ikatan pernikahan seperti itu.Dan yang kedua, memang dia mempunyai beberapa bawahan perempuan, tapi Miguel tak pernah tertarik pada mereka apalagi mengajak mereka bertemu di luar jam kerja. Itu merepotkan."Tapi pernikahan kita hanyalah pernikahan di atas kertas...."Keyra berujar dengan kepala tertunduk,
"El ...." Keyra berusaha melepaskan diri dari ciuman Miguel yang menggelora, dia melirik ke arah pintu yang sedikit terbuka, begitu cemas membayangkan bagaimana jika seseorang tiba-tiba muncul di hadapan mereka. "Aku tidak keberatan dengan aroma keringatmu," ungkap Miguel sambil menjilat leher Keyra, alhasil, wanita mungil itu pun mendesah pelan. Miguel salah sangka, mengira jika Keyra menolak karena tubuhnya yang saat ini sedang berkeringat. Keyra, yang sudah terangsang karena ciuman-ciuman Miguel yang begitu menggelora, mengalungkan tangannya di leher sang suami, membalas ciuman pria tampan yang kini menggunakan setelan jas hitam dan kemeja berwarna abu-abu cerah tersebut. "Sofa di ruangan ini sepertinya empuk," bisik Miguel dengan suara rendah, mengirimkan rasa merinding yang memenuhi seluruh inci tubuh Keyra. "Kau berniat melakukan hal itu di sini?" balas Keyra dengan suara serak, melirik ke sofa. Miguel mengangguk dengan t
"Boleh." Jawaban ringan dari Miguel tersebut membuat hati Keyra berbunga-bunga, tanpa sadar dia tersenyum lebar. "Kalau begitu, tolong tunggu di sini sebentar, aku akan memesan makanan di dekat sini, kau perlu menu khusus? Aku akan memesannya juga." Keyra bangkit dan mengambil ponselnya, sibuk mengetik sesuatu di sana, Miguel menggeleng dan berjalan ke kamar mandi ruang kerja Keyra tersebut untuk membersihkan diri. "Aku bisa memakan apa pun, pesan sesukamu saja." Miguel mengatakan hal itu dengan acuh tak acuh, bermaksud agar Keyra tak perlu repot-repot memikirkan menu apa yang akan mereka makan siang ini. "Baiklah, aku akan memesan banyak makanan enak untuk kita berdua!" Keyra begitu bersemangat karena untuk pertama kalinya mereka berdua melakukan hal ini, suaminya tiba-tiba datang di tengah jam kerja yang sibuk dan bercinta dengannya. Beberapa hari tak saling melihat karena kesibukan, hal seperti ini sangat menyegarkan
"Tuan Miguel sedang tidak ada di tempat, apakah Anda sudah membuat janji bertemu?" Keyra terdiam di samping daun pintu yang sedikit terbuka, matanya terpaku pada seorang gadis yang kini ada di ruangan Miguel, sepertinya gadis ini baru saja menaruh map di meja Miguel. "Jika Anda belum ada janji bertemu, Anda tidak bisa membuka pintu ruangan ini seenaknya, ini ruangan Presdir, Anda bisa saya panggilkan satpam untuk mengusir Anda," lanjut gadis itu, kini suaranya sedikit ketus. Keyra masih terdiam seribu bahasa, alih-alih memperkenalkan siapa dirinya, Keyra malah menatap lekat-lekat gadis di depannya itu. Pakaiannya lumayan seksi, dengan rok di atas lutut dan kemeja yang kancing bagian atasnya terbuka sehingga terlihat belahan dadanya yang mengintip jelas. Melihat ukuran buah dada gadis itu, Keyra menelan ludah, lumayan besar. Jadi, seperti inikah para perempuan yang bekerja dengan Miguel? Apakah dia ada hubungan istimewa dengan suaminya?
"Ini, gunakan untuk membeli baju yang pantas. Pastikan tertutup dan sopan," ucap Miguel, menggoyang yang kertas yang dia pegang sebagai isyarat untuk diambil oleh pegawai perempuannya tersebut.Tatapannya dingin dengan ekspresi tegas, membuat orang yang diajak bicara dengannya tak bisa berkutik."P-Pak ...."Anna, yang merupakan salah satu sekertaris Miguel, memandang uang kertas di tangan bos nya dengan ekspresi terperangah, buru-buru mengambil uang tersebut, wajahnya yang putih terlihat pucat pasi saat matanya bersirobok dengan tatapan Miguel.Sedangkan Keyra, menatap Miguel tak percaya. Dia tak menyangka bahwa uang tersebut ternyata untuk membuat pegawainya membeli baju yang lebih sopan.Miguel melanjutkan ucapannya, masih dengan wajah dingin dan tatapan datar."Selama ini aku tak peduli dengan pakaian yang kau kenakan karena tak berminat mencampuri urusan pribadimu, ta
"El, kau sudah mengecek kabar terbaru tentang penguntit itu? Kata detektif, nomernya tidak terdaftar."Dean, pengacara sekaligus teman Miguel yang telah membantu banyak hal untuknya, masuk ke ruangan Miguel setelah kepergian Keyra.Dia langsung duduk di sofa dengan santai seperti berada di kantornya sendiri, dia menjulurkan kedua kakinya bertumpu di atas meja.Tatapan Dean tiba-tiba terpaku pada sebuah kotak makan di meja kantor Miguel, sebuah pemandangan yang tak biasa sehingga dia pun mencondongkan badan untuk melihat lebih dekat dengan ekspresi penasaran."Yah, aku benar-benar dibuat pusing olehnya, tapi aku sudah menempatkan bodyguard rahasia di sekitar Keyra untuk memastikan dia aman, jadi aku merasa agak tenang sekarang."Miguel yang sibuk di kursi kantornya, menjawab tanpa menatap ke arah Dean karena dia sibuk sendiri dengan pekerjaan di hadapannya."Syukurlah kalau begitu, aku sendiri heran dengan kasus ini, bagaimana dia tahu bahwa
"Mm—Mi—"Mata Keyra mengerjap beberapa kali, dia hendak menyebut nama Milo, tapi entah kenapa rasanya tersangkut di lidah, sehingga wanita itu pun hanya memanggil nama depannya.Pria yang berdiri di depan Keyra tersenyum manis, menyelipkan anak rambut di telinga wanita cantik tersebut dan berkata."Kau begitu terkejut dengan kedatanganku, Key? Apakah kau sebenarnya tidak mengharap kehadiranku?"Mendengar nada bicara dan suaranya yang kering dan dingin, Keyra segera sadar itu bukan Milo, melainkan Miguel, suami kontraknya.Keyra segera mengubah mimik wajahnya dan menghadiahi senyuman manis untuk Miguel."A-ah tidak begitu, El. Aku ... aku tidak menyangka kau datang," elaknya dengan ekspresi meminta maaf.Miguel tampak tak menyadari perubahan ekspresi Keyra, dia mengangguk dan membalas tatapan penuh minta maaf dari Keyra dengan membelai le
Miguel sedari tadi sibuk mengecek CCTV di sekitar butik Keyra untuk mendeteksi orang yang mencurigakan, yang menamai dirinya sebagai penggemar rahasia. Dia juga meminta CCTV di butik, memeriksa undangan satu persatu. Miguel begitu sibuk mencari petunjuk yang bisa mengarahkan dirinya pada peneror misterius yang mengguncang hatinya dengan terus mengirim bunga mawar merah muda pada Keyra ini. Namun, dia tak menemukan apa pun. Satu-satunya petunjuk hanyalah kurir yang mengantar bunga mawar tersebut, tapi orang-orang Miguel sudah menyelidikinya dan ternyata dia mendapat job dari orang anonim. Toko bunga yang merangkai karangan mawar tersebut juga mengaku hal yang serupa, pelanggan mereka tak beridentitas dan selalu membayar di muka, tak sekali pun mereka melihat wajah pemesan bunga tersebut. Namun, Miguel menemukan petunjuk kecil, bahwa nomor rekening bank yang digunakan men transfer bayaran, itu dari kota Keyra. Siapa kira-kira?