"Keyra, astaga! Kau ini benar-benar belum sadar kalau sudah menjadi istri orang, ya! Lihatlah, bahkan suamimu yang menyiapkan masakan! Kau sungguh tak bisa diharapkan! Ubah kebiasaan burukmu itu, Key."
Saat pertama kali keluar kamar dan duduk di meja makan, omelan seperti inilah yang menyambut Keyra dari ibunya.
Keyra mengerang pelan, melirik ke arah Miguel dengan tak enak hati.
Jika itu Milo maka dia tak ambil pusing karena Milo sudah sangat paham watak ibu Keyra yang keras dan selalu tak puas dengan apa pun yang dilakukan oleh Keyra.
Namun saat ini berbeda, yang duduk di sampingnya adalah Miguel, pria asing yang bahkan baru pertama kali bertemu keluarganya.
Keyra sangat khawatir bagaimana pandangan Miguel tentang dirinya saat melihat Keyra diomeli ibunya seperti ini.
"Mama, sudah. Kita sedang sarapan. Bisa-bisanya mama marah-marah saat seperti ini, di depan menantu baru lagi," desah Keyra, menahan malu.
Mama Keyra yang mengira bahwa
"AA? Ah, iya, benar. Seperti yang kau lihat. Kau sudah pernah bertemu dengan dia sebelumnya, bukan?"Keyra menyambut sepupunya yang lebih tua satu tahun dari senyum lebar, beberapa minggu sebelum pernikahan, Keyra tidak sempat bertemu dengan Luna karena kini dia sering berada di luar kota, tempat tinggal sang pacar.Keyra sedikit heran kenapa menjelang pernikahannya kurang beberapa minggu, Luna malah ada di rumah ibunya.Setahu Keyra, gadis dua puluh tujuh tahun itu sudah tinggal satu rumah dengan sang kekasih di luar kota.Tak merasakan tatapan keheranan dari Keyra, Luna duduk dengan santai di meja makan dan mulai mengambil sarapan.Ibu Keyra sudah selesai sarapan dan mengatakan akan pergi ke suatu tempat sehingga Keyra dan Luna hanya berdua di ruang makan."Iya, memang aku pernah bertemu dengannya beberapa kali. Tapi kenapa aku merasa auranya sangat berbeda saat ini, ya? Kami tadi berpapasan saat aku masuk ke sini dan dia menuju mobilnya,
Tuk.Keyra seketika menoleh ke samping saat merasakan hawa dingin sebuah minum kaleng di pipinya.Seorang pria tersenyum lebar, berdiri di samping wanita cantik tersebut dan bergegas mengambil tempat duduk, saat matanya bertemu pandang dengan Keyra."Senang rasanya bertemu kamu di sini, Key."Keyra hanya tersenyum tipis, memandang pria dari masa lalunya.Jackson.Ada masa di mana sebelum berpacaran dengan Milo, Keyra begitu mencintai pria tampan di depannya ini.Hidung mancung, bibir seksi dan rahang yang tegas dengan tatapan tak peduli, Jackson masih setampan saat mereka SMA."Kau bekerja di kota ini sekarang?"Keyra bertanya dengan rileks, sudah tak ada hubungan apa pun antara keduanya semenjak Keyra pacaran dengan Milo, tapi setidaknya mereka menjadi teman baik waktu itu.Jackson menggeleng, membuka kaleng minuman yang dia bawa dan mulai menenggak isinya."Tidak, ini salah satu cabang usahaku, Key. Hari
"Ayo pulang."Miguel menarik tangan Keyra untuk segera keluar dari kafe tersebut, cengkeramannya yang keras di pergelangan tangan menandakan bahwa saat ini dia sedang marah besar."Tunggu, El."Keyra menahan langkahnya, tak mau mengikuti ajakan Miguel untuk pergi.Alih-alih ikut melangkah keluar menuju mobil Miguel yang terparkir di depan kafe, Keyra memandang suaminya tersebut dengan wajah serius."Aku tidak ingin terjadi kesalahpahaman di sini, tapi hubungan kita adalah hubungan kontrak dan kita sepakat bahwa boleh terlibat dengan wanita atau pria mana pun selama hubungan ini berlangsung. Jadi, apa yang kau lakukan ini, sama saja dengan melanggar kontrak yang telah kita sepakati."Keyra berbicara panjang lebar, dengan nada sedikit lembut tapi tegas, Keyra memberi tahu Miguel tentang apa yang telah mereka sepakati beberapa hari ini.Miguel tak bereaksi banyak, bahkan tidak merenggangkan cekalan di pergelangan tangan Keyra.Seb
Linglung, Keyra masuk ke dalam rumah mengikuti langkah Miguel.Telapak tangannya masih menyentuh bekas ciuman Miguel, dengan termangu.'Astaga, Key. Dia, kan, bilang jika hal itu terjadi karena bibirnya terpeleset. Bagaimana bisa kau sekilas berpikir bahwa pria dingin itu tertarik padamu? Menggelikan.'Keyra menggelengkan kepala, mencoba mengusir perasaan aneh saat dicium Miguel tadi.Tiba-tiba ponselnya berbunyi, Keyra segera mengeluarkan benda pipih itu dari dalam tas dan melihat siapa yang menelepon dirinya di saat seperti ini."Ya, Luna? Ada apa? Apakah ada hal yang mendesak karena kau telepon tiba-tiba seperti ini?"Keyra melayangkan rentetan pertanyaan kepada sepupunya tersebut.Ada sedikit rasa bersalah karena kembali ke kota tanpa pamit kepada Luna atau ibunya, tapi situasi tadi sangat tak memungkinkan untuk Keyra meminta kepada Miguel agar kembali ke rumah dan pamit dengan benar."Apakah Mama mencariku?"Keyra b
"Kau bicara apa barusan?"Pertanyaan dari Miguel, membuat Keyra seketika membeku.Suasana di sekitar mereka tiba-tiba seperti dalam almari pendingin, Keyra menggigil hanya dengan melihat wajah kaku Miguel."Eungh, t-tidak, aku tak mengatakan apa pun," elaknya dengan suara parau.Keyra menunduk, menggigit pelan bibir bawahnya, mengutuk dalam hati atas kalimat yang tadi sudah meluncur dari mulutnya.Meminta dia tinggal? Apakah Keyra sudah gila?Ini semua gara-gara Luna, membuat Keyra berpikiran buruk saat Miguel keluar malam-malam seperti ini, padahal biasanya dia tak peduli."Begitu?"Miguel membalas pelan, nada suaranya masih dingin dan wajah pria itu kaku.Entah kenapa, Keyra merasa bahwa suaminya itu sedang kesal tanpa sebab.Hal itu membuat hati Keyra jatuh, diam-diam dia mundur satu langkah.
"Sekretaris wanita?"Miguel bertanya dengan ekspresi serius, sedangkan Keyra tak berani menjawab apa pun dan hanya bisa mengangguk."B-bukankah di dalam novel, biasanya malam-malam seperti ini bos dan sekretarisnya bertemu dengan alasan lembur pekerjaan, lalu mereka—""Tidak," potong Miguel, melangkah cepat ke sisi Keyra.Dia duduk di pinggir ranjang dan menatap intens wajah istrinya yang memucat saat didekati Miguel."Aku tidak akan pernah melakukan hal seperti itu, saat sudah menikah," sanggah Miguel dengan tegas.Ucapan Keyra tersebut melukai harga dirinya, pertama, Miguel bukanlah seseorang yang mudah menodai ikatan pernikahan seperti itu.Dan yang kedua, memang dia mempunyai beberapa bawahan perempuan, tapi Miguel tak pernah tertarik pada mereka apalagi mengajak mereka bertemu di luar jam kerja. Itu merepotkan."Tapi pernikahan kita hanyalah pernikahan di atas kertas...."Keyra berujar dengan kepala tertunduk,
"El ...." Keyra berusaha melepaskan diri dari ciuman Miguel yang menggelora, dia melirik ke arah pintu yang sedikit terbuka, begitu cemas membayangkan bagaimana jika seseorang tiba-tiba muncul di hadapan mereka. "Aku tidak keberatan dengan aroma keringatmu," ungkap Miguel sambil menjilat leher Keyra, alhasil, wanita mungil itu pun mendesah pelan. Miguel salah sangka, mengira jika Keyra menolak karena tubuhnya yang saat ini sedang berkeringat. Keyra, yang sudah terangsang karena ciuman-ciuman Miguel yang begitu menggelora, mengalungkan tangannya di leher sang suami, membalas ciuman pria tampan yang kini menggunakan setelan jas hitam dan kemeja berwarna abu-abu cerah tersebut. "Sofa di ruangan ini sepertinya empuk," bisik Miguel dengan suara rendah, mengirimkan rasa merinding yang memenuhi seluruh inci tubuh Keyra. "Kau berniat melakukan hal itu di sini?" balas Keyra dengan suara serak, melirik ke sofa. Miguel mengangguk dengan t
"Boleh." Jawaban ringan dari Miguel tersebut membuat hati Keyra berbunga-bunga, tanpa sadar dia tersenyum lebar. "Kalau begitu, tolong tunggu di sini sebentar, aku akan memesan makanan di dekat sini, kau perlu menu khusus? Aku akan memesannya juga." Keyra bangkit dan mengambil ponselnya, sibuk mengetik sesuatu di sana, Miguel menggeleng dan berjalan ke kamar mandi ruang kerja Keyra tersebut untuk membersihkan diri. "Aku bisa memakan apa pun, pesan sesukamu saja." Miguel mengatakan hal itu dengan acuh tak acuh, bermaksud agar Keyra tak perlu repot-repot memikirkan menu apa yang akan mereka makan siang ini. "Baiklah, aku akan memesan banyak makanan enak untuk kita berdua!" Keyra begitu bersemangat karena untuk pertama kalinya mereka berdua melakukan hal ini, suaminya tiba-tiba datang di tengah jam kerja yang sibuk dan bercinta dengannya. Beberapa hari tak saling melihat karena kesibukan, hal seperti ini sangat menyegarkan