"Uーusir mereka, Tuan Muda?"Antara percaya dan tidak. Namun, si penjaga ingin memastikan jawaban Nathan untuk kali kedua. "Omo! Omo! Omo! Duhaiii, pria hitam manis ini! Apakah kau tidak mendengar? Jika Tuan Muda sudah berkata usir, ya ... usir mereka! Tunggu apa lagi?!"Lucky berkata sambil menggeleng. Dia juga mengayunkan tangan yang bertujuan untuk mengusir si penjaga. "Cepat, pergi sana!""Baーbaik, Tuan Lucky," jawab si penjaga. Dia berlari dari sisi mobil menuju ruang penjaga. "Hei, cepat bukakan gerbang!"Mendengar Lucky berteriak, Nathan sama sekali tidak terganggu. Dia sedang asyik melihat akun sosial media milik Alicia. Lucky menginjak pegal gas lagi. Dan, mobil pun berjalan dengan lambat menuju gerbang yang terbuka dengan perlahan. Lucky melirik kaca spion mobil. Dia melihat sepasang suami istri sedang berbincang serius dengan petugas gerbang tadi. "Tuan Muda, itu mereka!"Nathan mengalihkan sejenak pandangannya dari layar ponsel. "Mereka adalah kedua orang tua Nona Ci
"Akhirnya, kegiatan memilih mobil selesai. Aku tidak tahu, apakah pilihanku benar atau salah. Namun, aku menyukai model kedua mobil itu."Alicia membuka pintu kamarnya di lantai dua. Dia berbaring di atas ranjang yang nyaman. Dia tersenyum. "Oh, di mana ponsel ku?"Alicia membuka pouch kecil yang dibawanya. Kemudian, dia mengeluarkan benda canggih tersebut. "Ah? Mama?"Ada perasaan aneh yang menyelimuti hati Alicia ketika melihat nama Lindsay. Dahinya berkerut. "7 panggilan telepon tidak terjawab? Dan, 5 pesan singkat dari Mama? Ada apa? Apakah Mama sakit?"Untuk menjawab rasa penasaran, Alicia segera membuka pesan dari Lindsay satu persatu. Mama: Cia, terima telepon Mama! Alicia menggeleng. Alicia terduduk di atas ranjang. Kemudian, dia membuka pesan singkat dari Lindsay selanjutnya. Mama: Cia, kau di mana? Mama dan Papa sedang berada di depan mansion keluarga Suamimu. Kini, Alicia benar-benar terkejut. Dia berdiri bersamaan dengan terbukanya pesan singkat ke-3. Mama: Alicia
Pria ini memang tidak pernah suka basa-basi. Dia tidak segan untuk menanyakan apa yang ada di dalam pikirannya. "Tuan Muda, apakah yang Anda maksud adalah Nona Alicia?" tanya Gavin di seberang saluran telepon. "Jika bukan wanita itu, lalu siapa lagi?! Saya membayarmu untuk mengawasinya. Ingat itu!""Maーmaafkan saya, Tuan Muda," ucap Gavin, suaranya terdengar bergetar. Nathan mendengus kesal. Dia bersandar di kursinya. "Nona Alicia sepanjang hari ini sibuk bersama dengan Nyonya Ainsley. Nonaー""Apa kau bilang? Dia sibuk bersama Mom? Sepertinya mereka berdua sangat akrab. Apa yang mereka lakukan?"Nathan memotong pembicaraan Gavin. Dia begitu tertarik dengan apa yang dilakukan oleh istri kontraknya. "Nyonya Ainsley memanggil beberapa orang dari showroom mobil dan menghadiahkan 2 unit mobil untuk Nona Alicia sebagai hadiah pernikahan."Kali ini, Nathan yang terkejut. Dia mengubah posisi duduknya yang semula bersandar kini duduk tegak menatap Lucky. "Lucky, mengapa kau tidak terkejut
Nathan melangkah masuk ke ruang tidur. Dia membaringkan tubuh Alicia dengan sangat hati-hati di atas ranjang. "Wow! Rupanya kau sudah pintar menjawab pertanyaanku, Cia! Selain itu, kau juga menjadi lebih berani dan percaya diri melawanku."Nathan berada di atas tubuh Alicia. Dia mengendurkan dasinya sambil menatap intens istrinya. "Kaーkau? Mau apa?"Alicia mulai waspada. Dia mencoba bergerak menjauhi tubuhnya dari Nathan. "Aku mau apa?" Ada seringai yang terlihat di bibir Nathan. "Apapun mauku, kau tidak akan bisa kabur dariku! Paham?"Kali ini, Nathan membuka jas, dasi serta kancing teratas kemejanya. Dia menatap Alicia. "Nath, aku tidakー"Nathan lantas menempelkan bibirnya di bibir Alicia. Seketika itu juga, Nathan terbuai oleh lembutnya bibir sang istri. "Alicia, cepat layani aku!"Usai memerintah, Nathan menarik kedua tangan Alicia agar istrinya terduduk. Dia membukakan pakaian yang dikenakan Alicia. "Nath ...."Nathan menghentikan kegiatannya, menunggu Alicia selesai berbica
Alicia terdiam membatu. Dia menatap kedua bola mata biru Nathan dan melihat pantulan dirinya di sana. Oh, apa yang sedang dipikirkan olehnya? Dan, apa yang sedang dipikirkan oleh Nathan? "Bersihkan tubuhmu sekarang karena kita akan makan malam bersama seluruh anggota keluarga Czarford! Jangan biarkan mereka menunggu!"Nathan mengucapkan kalimat perintah tersebut dalam satu helaan napas. Alicia hanya mengangguk. Jika Nathan sudah memberikan perintah seperti itu, siapa yang bisa membantahnya? "Di atas nakas, ada hadiah untukmu!"Sontak, Alicia memfokuskan kedua mata menatap hadiah yang dimaksudkan Nathan."Hadiah? Apakah angin selatan sedang berembus? Aku tidak menyangka kau memberikan aku hadiah selama dua hari berturut-turut!"Alicia mendorong tubuh Nathan. Dia berdiri di atas ranjang. "Apa yang kau lakukan?"Nathan menggeleng. Baginya, tingkah laku Alicia sungguh membuatnya terhibur. "Aku sedang melilitkan selimut untuk menutupi tubuhku. Memangnya apalagi, huh?"Nathan menahan ta
Nathan dan Alicia bertanya dengan kompak. Untuk menjaga keseimbangan, Alicia menempelkan kedua tangan di bahu Nathan seolah mereka berdansa. Sebelum menjawab pertanyaan kedua majikannya, Lucky tersenyum. "Di artikel yang pernah saya baca, sepasang suami istri dapat menyelesaikan masalah tanpa kekerasan di atas ranjang. Dan, hubungan keduanya pun akan selalu harmonis," jawab Lucky disertai dengan satu kedipan mata. Lucky tersenyum lebar ketika berhasil membuat sepasang pupil mata Nathan dan Alicia membesar. "Gavin, kau sudah menikah, kan? Bagaimana pendapatmu tentang hal ini?""Tidak perlu!" seru Nathan ketus. Dia menatap Lucky seolah ingin mencekik asistennya. Alicia pun merasakan hal yang sama. Dia menatap Lucky dengan kesal. "Selamat malam, Tuan dan Nona Muda."Philip memberikan salam. Philip adalah seorang kepala pelayan mansion yang kaku. Dia memiliki sikap sama seperti Zachary. Yaitu sama-sama tidak pernah tersenyum bahkan tertawa. Dengan wajah datarnya, tidak seorang pun ta
Suara tegas itu bukan berasal dari Thomas. Namun, suara tersebut milik Zachary. Kini, semua pasang mata menatap sang tuan besar yang dikenal tidak banyak berbicara. "Pa, that's okay. Anda tidak perlu menghiraukan Nathan!" Thomas membuka mulut dan berusaha menenangkan hati Zachary. Alicia membaca situasi yang tidak menguntungkan. Dia buru-buru mengalihkan pembicaraan. "Nath, apa yang ingin kau makan selanjutnya? Apakah kau ingin mencoba menu yang sama seperti Kakek?"Nathan menatap piring Zachary dan menemukan menu Roast Meat. "Ya, aku mau. Berikan satu porsi untukku!" seru Nathan yang disambut senyum oleh Alicia. Lagi, semua anggota keluarga Czarford tercengang. Bagaikan kerbau dicucuk hidungnya, Nathan menuruti perkataan Alicia begitu saja. Alicia berdiri mengambil menu makan malam selanjutnya untuk Nathan. "Happy meal, my husbabd! Roast Meat ini adalah makanan favoritku," ujarnya. Dia memberikan satu porsi Roast Meat kepada Nathan. Zachary tersenyum tipis. 'Jika aku dan Alicia b
Nathan berpikir keras maksud perkataan Lucky. Dia mencoba mengingat sesuatu tentang weekend kali ini. "Jika bukan itu, lalu apa, Lucky?!"Lucky kembali duduk berhadapan dengan Nathan. Dia mengutak-atik ponselnya. "Lihatlah, Tuan Muda! Lihatlah!"Lucky menunjukkan sebuah akun sosial media di ponselnya kepada Nathan. Akun tersebut merupakan salah satu akun Korean Pop terkenal kegemarannya. Dan, seketika itu juga berhasil membuat Nathan tercengang. "Gosh! Jadi, kau akan pergi ke konser BlackPurple Girls itu, Lucky?!"Lucky mengangguk dengan cepat berulang kali. Dia juga berseru menjawab pertanyaan Nathan, "Yes! Yes! Yes!"Lucky meletakkan ponselnya di atas meja kerja Nathan. Dia mendorong kursi ke belakang, lalu memperlihatkan kedua tangannya kepada Nathan. "Lihatlah, Tuan Muda! BlackPurple Girls ... in your area! BlackPurple Girls ... in your area!"Nathan memijit dahinya ketika Lucky melakukan gerakan tari seperti grup musik favoritnya yang terdiri dari 4 wanita cantik asal Korea Se