"Nath, kau mau apa?" tanya Alicia ketika Nathan menarik tangannya. Keduanya masuk ke rumah Nathan. Ya, hanya berdua!Nathan menutup pintu utama rapat-rapat, tetapi tidak menguncinya. Dia menggandeng tangan Alicia ke sebuah ruangan dekat kolam renang. "Duduk dan tunggu aku di sini! Jangan ke mana-mana!" Nathan memegangi kedua bahu Alicia dan mendudukinya di sebuah kursi. "Kau akan mengajakku main bilyard?" tanya Alicia seketika. Dia menatap meja bilyard yang berada di sisi kirinya. Nathan tertawa kecil. "Ya, jika kau berkenan untuk taruhan denganku."Nathan mengecup kening Alicia singkat, lalu pergi menuju sebuah lemari kaca."Champagne?"Nathan tersenyum tanpa melihat Alicia. "Ya. Aku ingin kau menemaniku minum. Bagaimana?"Nathan membuka lemari minuman dan memilih salah satu champagne yang berada di deretan paling atas. Dia juga mengambil dua buah flute. "Ayo kita minum champagne, Cia!" ajak Nathan seraya berjalan kembali menuju Alicia. "Kadar alkohol champagne ini sekitar 10% sa
"Alica, jangan berkata begitu!" Greyson menegur Alicia. "Nath, kau salah paham. Tarik semua perkataanmu atau kau akan menyesalinya."Greyson akhirnya angkat bicara. Namun, apakah Nathan akan membiarkannya?"Diam! Bukankah sudah aku katakan agar kau tidak ikut campur urusan rumah tanggaku dengan Cia?!"Nathan membentak Greyson. Kedua matanya memerah."Oke! Oke! Aku salah. Maaf karena hal itu." Greyson mengangkat tangan tinggi-tinggi. "Aku melakukannya karena muak dengan sikapmu yang kasar kepada Alicia."Greyson merasa posisi Alicia kian melemah. Dia memutar otaknya untuk mencoba meyakinkan Nathan. "Apa aku meminta pendapat mu? Apa aku menyuruhmu berbicara?! Diam atau aku akan mengusir mu, Grey!"Nathan tersenyum mengejek Greyson. Alicia mulai menangis. "Kau memang egois, Nath." Alicia berkata dengan dingin. "Kau bahkan tidak membiarkan aku menjelaskan.""Lihatlah! Kau bahkan tidak memberikan Cia membela dirinya." Greyson menunjuk Alicia yang duduk sambil menangis. "Kau telah menyakit
Menurut kalian, hal apa yang paling mendominasi di dalam hidup ini bagi seorang pria lajang berusia 29 tahun?Harta? Takhta? Atau, wanita?2 hal diantaranya telah dimiliki oleh pria 29 tahun bernama Nathan Czarford, tetapi tidak dengan hal terakhir, yaitu wanita. Oh, benarkah?***Limosin hitam dengan logo burung berwarna gold yang ditumpangi oleh seorang pria penerus bisnis keluarga Czarford berhenti dengan elegan di depan lobi Hotel Czarford yang berlokasi di London, Inggris.Pria tampan itu tidak sendirian, melainkan bersama dengan seseorang yang selalu di sisinya. Ya, siapa lagi kalau bukan sang asisten pribadi."Ayo, Lucky!"Tanpa menunda waktu, Nathan keluar dari mobil super mewah yang menjadi salah satu koleksi pribadinya sambil merapikan jas. Pria dengan tinggi 185 cm tersebut berjalan hendak memasuki lobi hotel, tetapi kerumunan wartawan dengan cepat menghadangnya."Tuan Muda Nathan, di mana Nona Xaquila? Mengapa Anda datang ke acara bergengsi ini hanya seorang diri?""Tuan N
Riasan si wanita sangat berantakan. Nathan hampir menertawakannya. Namun, dia buru-buru tersadar.'Astaga! Aku harus menahan diri untuk tidak menertawakannya! Aku harus memperlakukannya dengan baik.'Untuk menghilangkan rasa bersalahnya, Nathan mengambil saputangan dari saku jas."Apa?!"Si wanita mendongakkan wajah ketika menatap Nathan. Pria dengan tinggi 185 cm tersebut mengelus dada.'Apakah dia tidak tahu bahwa di tanganku ini adalah saputangan? Mengapa dia banyak tanya?'Hati kecil Nathan mengeluh. Dia benar-benar anti berinteraksi dengan wanita sejak kepergian Xaquila. Namun apa boleh buat, dia tidak memiliki pilihan lain."Pakailah untuk menghapus air mata Anda!"'Kalau bukan karena aku membutuhkanmu, aku tidak akan sudi memberikan saputangan kesayangan ku.'Nathan mulai bermain dengan pikirannya. Dia menatap si wanita tanpa senyum."Tidak, terima kasih."Wanita tersebut menjawab dengan kasar. Kemudian, berbalik dan hendak pergi. Lagi, Nathan dibuat meradang karena sikapnya."
Nathan mengepalkan kedua tangannya. Kemudian, pria arogan itu tersenyum sinis."Lucky adalah Asisten saya. Maka saya berhak mengaturnya.""Kami bisa melakukannya di luar jam kerja."Alicia tetap tidak bisa berkata lembut kepada Nathan sampai saat ini."Hei, Lucky! Kau tidak bekerja selama 24 jam, 'kan?""Tenーtentu saja tidak, Nona."Lucky menjawab pertanyaan Alicia dengan terbata. Dia mengusap peluh yang bercucuran karena mendapatkan tatapan tajam dari Nathan."Bersiaplah untuk kehilangan bonus mu di bulan ini, Lucky!"'Ancaman yang sama di setiap kesempatan. Namun, sepertinya kali ini Tuan Muda bersungguh-sungguh dengan ucapannya,' batin Lucky.Alicia diam dan tidak akan campur tangan urusan Lucky. Sementara itu, Nathan menyandarkan punggungnya sambil memainkan ponsel. Dia mengurungkan niat untuk membalas perlakuan Alicia.Alicia mulai sibuk membersihkan wajah. Dia juga menghapus lipstik merah di bibirnya. Wajah polos Alicia mulai terlihat dan tentunya menarik perhatian Nathan.'Aku
Betapa sensitifnya Nathan ketika melihat bibir merah muda milik Alicia.'Oh, bibir merah mudanya sungguh menantang! Lihat saja, Cia! Kau akan mendesah di bawah kungkunganku! Fu! Fu! Fu!'Sorot mata Nathan menunjukkan nafsu liar yang sulit dikendalikan olehnya. Demi apapun juga, sepertinya dia mulai tertarik dengan Alicia."Apa?"Nathan mencoba menahan emosi demi menjaga citranya di depan umum."Silakan masuk, Tuan!"Penjaga pintu pun tersenyum seraya membukakan pintu. Nathan tidak merespon si penjaga pintu. Dia melangkah memasuki Hepburn Store tanpa memedulikan Alicia dan Lucky."Silakan, Nona!"Si penjaga pintu menundukkan kepala.'Kesempatan bagus! Aku harus melangkah masuk secepatnya atau dia akan mengenaliku.'Alicia mengikuti langkah Nathan tanpa menoleh ke arah si penjaga pintu. Dia bernapas lega saat berhasil memasuki toko tanpa terlihat siapapun."Selamat datang di Hepburn Store!"Seorang pegawai wanita menyambut kedatangan Alicia. Namun, dia tidak berani menatap wajahnya."Pi
Audrey bertambah bingung ketika mendengar respon Nathan barusan."Apa maksud Anda, Tuan?""Ayo pergi saja!"Alicia tidak ingin berlama-lama di toko Hepburn Store. Namun, Nathan terlihat enggan pergi dari sana."Jangan terburu-buru, Cutie Pie! Aku sudah meminta Lucky untuk mengatur semuanya. Pernikahan kita tidak akan terlambat. Kau tenang saja!"Nathan menarik tangan Alicia. Dia tidak akan pergi sebelum hatinya terpuaskan."Halo, Tuan Muda Nathan!"Datang seseorang dari arah belakang Nathan. Ya, dia adalah Simon Fredly Mignolet yang tidak lain merupakan manajer Hepburn Store. Pria botak tersebut mengusap peluh di dahi padahal semua orang tahu bahwa Hepburn Store memiliki suhu ruangan yang baik."Hah?! Aーapakah pria itu adalah Tuan Muda Nathan?!""Apakah telingaku tidak salah dengar?!""Jaーjadi, tunangan Cia adalah Tuan Muda Nathan?!""Audrey, apakah dia adalah Tuan Muda Nathan Czarford yang terkaya tujuh turunan?!""Jika benar dia, maka kau akan mendapatkan masalah besar, Audrey!"Buk
Lucky mendengar samar-samar perkataan sang tuan. Kesempatan emas tersebut digunakan Lucky untuk menyodorkan surat kontrak pernikahan kepada Alicia melalui tablet Android-nya. Nathan menjauhkan diri dari Alicia dan membiarkan wanita cantik itu terkejut. Lantas, Alicia duduk tegak sambil menatap benda canggih yang disodorkan Lucky kepadanya. "Ini … apa?" "Dear, lebih baik Anda lekas tanda tangani saja, oke?" Lucky segera berkata demikian ketika suara Alicia terdengar tidak yakin. "Anda tahu, Sweety? Kepala saya sangat pening jika memikirkan kelakuan kalian. Uff! Jadi, tolong ringankan sakit kepala saya ini, oke, Sweety?" Maka, tangan Alicia pun mengambil tablet dari Lucky dan pandangannya masih sinis ke arah Nathan. Kemudian, tanpa berpikir panjang dan tanpa membaca satu demi satu poin yang tertera di sana, Alicia pun menandatanganinya. Meski tak begitu mengetahui apa yang tertera di layar Android yang tadi dikatakan sebagai surat kontrak pernikahan, Alicia masih bersedia menandat