Home / Romansa / Istri Kontrak Tuan Nick / Bab 7: Seperti dijadikan Pembatu?

Share

Bab 7: Seperti dijadikan Pembatu?

Author: MRS LEE
last update Last Updated: 2024-03-22 13:00:00

“Sudahlah, saya kerja dulu. Tidak penting juga bicara sama kamu,” kata Nick sebelum bergegas pergi dari dapur. 

Oliv menautkan alis dan menatap punggung pria itu yang semakin menghilang dari pandangannya. “Ngeselin banget,” gumamnya. Ia mengambil lap untuk membersihkan meja itu supaya bersih kembali.

Setelah mendengarkan suara mobil di luar sana, Oliv segera keluar dari rumah dan melihat mobil Nick yang sudah berjalan pergi dari halaman rumah. 

Oliv menghela napas pelan. “Ternyata gini ya, kalau punya keluarga. Bahkan kita nggak saling mencintai, jadi agak hambar juga,” gumamnya. 

Tak mau berlama di depan rumah. Oliv akhirnya masuk ke dalam dan menutup kembali pintu. Dia tak ingin pria itu marah jika kembali, akhirnya dia harus membersihkan sekeliling rumahnya itu agar terlihat bersih.

“Akhirnya selesai juga,” gumamnya. Oliv menepis keringat yang berada di keningnya. “Mau mandi dulu ah, habis itu siap-siap ke stand.”

Oliv kembali ke kamar dan melihat ke sekeliling kamar yang masih belum tertata rapi. “Astaga, lupa lagi!” ucapnya sambil menepuk keningnya sekilas. 

“Sumpah, ini mah aku disuruh jadi babu di rumah ini, bukan istri!” gerutu Oliv, kemudian ia bergegas untuk membersihkan kamarnya itu. 

Setelah selesai, Oliv duduk di sofa dan mengatur napasnya pelan. “Pengen aku omelin, tapi dia sudah tua juga,” gumamnya. 

Oliv beranjak dari sofa dan mengambil handuk. Kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk melakukan ritual di dalam sana.

Setelah mandi, Oliv mengambil pakaian yang disiapkan Nick kemarin. Ternyata tidak seburuk itu outfit yang dipakai sekarang. 

Kaos dilapisi kemeja dan tidak lupa dengan celana pendek jeans sebagai bawahan. Kemudian ia mengikat rapi rambutnya itu dengan hiasan poni di sana. 

“Sudah rapi, tinggal cus!” Oliv mengambil tas dan memasukkan beberapa barang yang perlu di bawa nanti. Kemudian memakai sandal biasa supaya tidak terlalu wah untuk bekerja. 

Oliv melangkahkan kakinya keluar dan mengunci rumah itu sebelum berjalan ke arah halte. Ya, kali ini dirinya memutuskan untuk memakai bus supaya tidak boros uang. 

Setelah sampai di halte, Oliv duduk di sana untuk menunggu bus datang. “Mendung ternyata, nanti bakalan hujan nggak ya,” gumamnya.

Tiba-tiba saja ada suara ponsel berdering di dalam tasnya itu. Dia segera mengambil ponselnya di dalam, keningnya mengkerut saat melihat nama Nick di layarnya. 

“Kenapa lagi sih? Heran banget ini cowok, ganggu orang mulu,” gerutunya, kemudian ia segera angkat telepon itu. 

“Ya, Tuan Nick yang terhormat? Ada apa ya?” tanya Oliv sambil memutarkan bola matanya malas. 

‘Kenapa lama? Masih di rumah kan? Bisa tolong ambilkan hp aku yang satunya di laci? Saya lupa membawanya,’ kata pria itu.

“Aku udah diluar, emang kenapa?” kata Oliv. 

‘Bisa balik tidak? Ambilkan ponsel aku, saya mohon.’

“Gila banget! Enak aja, dikira aku nggak butuh perjuangan apa dari rumah ke halte?” kata Oliv dengan nada tidak terima. 

‘Oh gitu? Mau kalau uangmu itu saya potong?’ ancam Nick.

“E–eh! Jangan dong! Kan itu sudah kesepakatan kita kan!” Oliv terdiam sejenak. “Yaudah, aku ke sana habis ini. Tapi TF habis ini yang setengah, cepet!”

‘Dasar cewe mata duitan. Kirim nomor rekeningmu, saya transfer,’ kata Nick sebelum mematikan teleponnya.

Oliv menghela napas kasar dan menatap layar teleponnya sendiri. “Beneran ngeselin! Bisa-bisanya aku dibudak sama tuh cowo!” gerutunya.

Dengan kesalnya, ia segera beranjak dan berlari kecil menuju ke rumah Nick kembali.

“Teledor banget. Harusnya dia balik sendiri tanpa ngerepotin aku kan bisa,” gerutunya. Oliv masuk ke dalam rumah itu dan mengambil ponsel yang berada di laci. 

Setelah memasukkan ke tasnya itu, Oliv segera keluar dan kembali ke halte. 

Oliv menelpon Nick untuk meminta lokasi kantor. Tak lama, pria itu mengangkat teleponnya. “Hallo? Di mana kantor kamu? Aku udah di halte.”

‘Ke kantor Kharisma, kamu jangan lama kalau ke sini. Saya mau rapat soalnya.’

Oliv berdehem pelan, kemudian mematikan panggilan itu. Ia segera masuk ke dalam bus dan menduduki kursi di dalam sana. 

“Bukan repot lagi, tapi aku bakalan telat buka standku sendiri,” gerutunya. 

Oliv menghela napasnya kembali dan menatap ke arah luar di mana banyak kendaraan yang ingin mendahului bus ini. 

“Semoga saja urusan aku sama Nick bakalan selesai. Biar nggak ada masalah lagi. Mama pasti mikirin aku di sana,” gumamnya.

Tak lama, suara ponselnya itu berbunyi sehingga membuat Oliv segera membukanya. “Mama? Baru aja diomongin udah nelpon aja,” gumamnya. 

Oliv segera mengangkatnya dan mendekatkan ke telinga. “Hallo, Ma? Kenapa?”

‘Hallo, Oliv. Kamu baik-baik saja kan di sana? Mama khawatir di sini. Mama sangat kepikiran kamu.’

Senyuman Oliv terulas dibibirnya. “Tenang Ma. Oliv baik-baik saja kok di sini. Oh ya? Kondisi Mama baik-baik saja kan di sana?” tanyanya balik. 

‘Baik kok Oliv. Baguslah kalau kamu baik-baik saja di sana. Kalau kenapa-kenapa biar Mama yang marahin Nick.’

Oliv tertawa kecil. “Nggak Ma. Mereka memperlakukan Oliv seperti ratu kok.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 50. Takut Laut

    Oliv menghentikan langkah di ambang pintu. Kapalnya ternyata sudah jalan di tengah laut. Spontan dirinya menahan tubuhnya agar tidak terjatuh karena tidak seimbang. Namun, tiba-tiba saja ada seseorang yang menahan tubuhnya itu dari belakang. “Are you okay?” Suara serak itu, membuat Oliv menoleh ke samping. Dia menatap pria itu yang nampak khawatir. “Aku, nggak papa kok,” ucapnya, kemudian dia menjajarkan tubuhnya. Nick tertawa miris. “Oliv, jangan bodohi saya bisa? Saya juga pernah melihat orang seperti kamu. Orang itu takut menaiki kapal, tapi tidak tau dengan kamu. Apa kamu juga begitu, heum?” Perempuan itu terdiam sambil menundukkan kepala dan memainkan jari-jarinya di bawah sana. Nick berjalan dan berdiri di hadapan perempuan tersebut. Pria itu menggenggam kedua tangannya lembut. “Tanganmu yang sangat dingin dan wajah kamu sangat pucat. Sudah pasti kamu tidak terbiasa menggunakan kapal.” Oliv menghembuskan napas pelan. “Ya, aku ... takut sama laut.” Pria itu terdiam se

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 49. Bulan Madu

    Besoknya, Oliv sudah siap dengan memakai pakaian santai, tidak lupa juga memakai cardigan panjang untuk menutupi tubuhnya. “Sudah siap? Saya menyuruh Mark menjemput kita ke sini. Mumpung dia punya waktu,” ucap Nick yang kini masih memakai jam tangan di sana.Oliv menoleh ke pria itu, kemudian ia mengangguk kecil. “Kopernya aku bawa ke luar ya?”Baru saja perempuan itu menyeret koper itu. Namun sebuah tangan menahan koper itu juga. Oliv menatap ke tangan itu, kemudian menatap ke arah pria itu. “Kamu keluar saja dulu. Biar saya yang membawanya. Kamu bawa tas selempang kamu saja.”Oliv menelan salivanya, jujur saja degup jantungnya saat ini tidak bisa dikendalikan. Perempuan itu mengangguk dan segera mengambil tas selempangnya. Kemudian bergegas untuk keluar dari apartemen itu.“Astaga, jantung aku kenapa nggak bisa diatur sih?” gumamnya sambil memegang dadanya sendiri. Oliv menghela napas kasar dan masuk ke dalam lift. Kemudian memencet tombol untuk membawanya pergi ke lantai bawah.

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 48. Prepare

    Setelah selesai, mereka memutuskan keluar dari tempat itu. Dan ya, Oliv menggenggam bingkisan pakaian itu dengan erat sambil melihat ke sana kemari. Melihat itu, Nick nampak bingung. “Are you okay? Apa ada yang ketinggalan?” tanya pria itu sambil melihat ke belakang. Perempuan itu menatap ke pria itu, kemudian menggelengkan kepala cepat. “Nggak, cuma–” ucapannya tergantung. Di menggigit bibirnya sendiri. ”Cuma apa?” Nick nampak menghentikan langkahnya. Oliv-pun ikut berhenti. “Aku nggak nyaman aja sama orang-orang yang bilang aku perebut pacar orang?”Pria itu nampak mengkerutkan, tak lama tertawa miris. “Hei? Tumben sekali kamu peduli sama ucapan orang disana?”Nick memegang pundak perempuan itu. “Kamu tau semuanya kan? Dan mereka tidak tau bagaimana otak Kimberly? Jadi, kamu tidak perlu memikirkan ucapan mereka, oke?”Oliv menghembuskan napas kasar, kemudian mengangguk kecil dan tersenyum lebar. “Okey, thanksyou.”Pira tersebut mengulas senyuman dan mengaitkan jari-jemari ke jar

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 47. Sebulan Pernikahan

    Sebulan lebih lamanya, Oliv bertahan di kontrak ini. Tapi, untuk saat ini Nick memutuskan membawa Oliv ke apartemen pribadi sendiri. Seperti janji pria itu dari awal. Oliv melihat ke sekeliling apartemen tersebut. Dia nampak terkesima melihatnya. “Ini apartemen kamu sendiri?” Nick mengangguk kecil dan meletakkan dua koper di sana. “Iya, sebelumnya saya minta maaf kalau sudah memisahkan kamu dengan mama kamu. Tapi, kamu tidak perlu khawatir. Mama kamu akan aman di sana. Bibi sama supir di sana bakalan menjaganya di sana.” Perempuan itu menatap pria yang sedang membuka jaket di sana. Dia mengangguk pelan dan mengulas senyuman kecilnya. “No problem, aku percaya sama kamu.” “Oh, ya. Kalau mau berendam, kamu berendam saja. Pasti perjalanan tadi sangat lama dan tubuh kamu berkeringat kan?” Oliv menerjapkan mata pelan. “Engh–okay.” “Besok kita bulan madu, kamu siapkan semuanya.” Nick menghempaskan tubuh ke kasur empuk itu sambil menutup mata untuk menghilangkan rasa lelah. Oliv terd

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 46. Terluka

    Oliv segera mengalihkan pandangan, kemudian menjajarkan duduknya kembali. “Ng–nggak, aku kaget aja. Tadi musiknya terlalu keras.” Nick mendesis pelan. “Dih, bilang saja takut.” Perempuan itu hanya diam dan mencoba fokus dengan film yang terpampang di layar besar tersebut. Mereka menonton film layar lebar dengan menikmati popcorn dan juga minuman yang dibeli tadi. Ternyata film-nya semakin seram, sehingga membuat Oliv semakin mendekat ke Nick sambil meremas lengan pria tersebut. “Astaga, apa itu!” “Teman kamu tadi, cepat agak geseran sedikit bisa? Saya tidak muat di sini.” Oliv menerjapkan matanya pelan, dia melihat posisinya kembali. Kemudian bergeser sedikit. “Maaf, tadi ... reflek,” ucapnya. Setelah itu. Mereka kembali menonton dengan serius. Meskipun Oliv sangat ketakutan, perempuan itu terus menahan rasa takutnya dengan menutup matanya sendiri. Oliv mengambil popcorn dan memakannya sesekali untuk menghilangkan rasa takutnya. Tak lama, dia mengambil lagi. Namun, ternyata d

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 45. Menyelidiki

    “Jangan banyak omong.” ucap pria itu menyuruhnya untuk ke belakang. Oliv melirik ke pria itu sesekali melihat dua pasangan kekasih yang sedang mencari meja makan di sana. “Are you okay?” tanyanya pelan. Nick menoleh ke samping. “Menurutmu? Kamu bawa kacamata hitam? Buat kita ke sana?”Oliv menggelengkan kepala pelan. “Nggak bawa.”Nick menghela napas pelan, sesekali memastikan dua orang tersebut masih berada di sana. “Kita beli terlebih dahulu, habis itu kita ikuti mereka,” ucap pria itu, kemudian menarik lembut tangan Oliv untuk pergi dari tempat itu. Di dalam salah satu toko. Oliv mencari dua kacamata dan juga Nick yang masih mencari topi. “Lama banget sih? Kamu ini nyari topi atau nyari istri lagi?”Pria itu meliriknya dengan datar. “Apa kamu keberatan?” ucap Nick, kemudian menuju ke kasir untuk membayar beberapa barang yang berada di sana. “Kita cari pakaian santai dan sekalian beli sepatu buatmu.”Oliv melirik ke bawah sekilas. “Hmm, yaudah. Aku juga udah nggak betah lagi pa

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 44. Bertemu Kim?

    “Nick?”“Heumm?”“Kita mau ke mana? Bukannya ke kantor?” tanya Oliv memastikan. Dia menoleh ke samping.“Kan saya bilang ke suatu tempat.”“Nggak ke kantor?”“Lupakan masalah kantor, saya sudah menyuruh seseorang menhandle kantor saya.”“Terus? Kenapa kamu nyuruh aku pakai pakaian rapi kayak gini?”“Apa kamu tidak suka?”Oliv terdiam sejenak, kemudian menghela napas pelan. “Humm, sekali lagi aku tanya ke kamu. Kita mau ke mana?”Nick tidak menjawabnya. Alhasil, Oliv menyerah untuk bertanya kepada Nick. Dia menyandarkan punggungnya di sofa dengan santainya sembari menatap jalanan yang ramai dengan kendaraan. “Kamu suka film horor kan?”Kening Oliv mengkerut, dia menoleh ke Nick kembali. “Suka, tapi tergantung film-nya sih.”“Berani?”“Berani, mau nonton?”Nick menoleh ke samping, kemudian mengangguk kecil. “Mau temani saya nonton film horor?”Oliv menggembungkan pipinya. Tak mau menolak, akhirnya dia mengangguk kecil. “Boleh, nanti kita lihat jam tayangnya dulu. Nggak mungkin juga kan

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 43. Kamu Cantik

    Oliv membuka mata perlahan. Dia memincingkan matanya karena pancaran sinar matahari mengenai matanya. “Jam berapa ini?” gumamnya. Ia melihat ke jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh pagi. Perempuan itu menguap pelan dan baru menyadari posisinya sekarang berada di dekapan pria yang masih tidur itu. Kening Oliv mengkerut, dia terus memandangi wajah tampan pria tersebut. Sangat damai, seakan tidak ada satupun permasalahan yang dipikirkan saat ini. “Lebih baik dia seperti ini daripada seperti kemarin. Aku nggak tega kalau lihatnya,” gumamnya.Oliv melihat ke tangan pria itu yang masih stay memeluk tubuh kecilnya. Senyuman kecil lolos keluar dari mulutnya. “Pantas saja hangat,” gumamnya. “Tapi, nggak mungkin juga aku mengganggu dia bangun.”Oliv menatap pria itu kembali. Dengan perlahan, perempuan itu melepaskan pelukan pria itu. “Jangan pergi, temani saya,” ucap pria itu lirih. Perempuan itu sempat diam dan menatap pria itu yang ternyata masih tidur. “Aku di sini. Kamu lanjutkan ti

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 42. Mama Nick Marah?

    “Hallo, Ma. Ini Oliv. Ma, tenangin pikiran Mama dulu. Nick akan menjelaskan semuanya di rumah, okay.”‘Cepat balik. Bawa Nick ke rumah!’ ucap mama Nick sebelum mematikan telepon dari sana. Oliv terdiam, dia menghela napas pelan dan memberikan ponselnya kembali ke pria yang berada di sampingnya itu. “Kamu harus menjelaskan dengan benar. Jangan ditutupi.”Nick hanya diam. Setelah sampai di kediaman rumah Nick. Mereka segera masuk ke dalam sana. Dan ya, benar sana mama Nick mendekat ke arah mereka. Satu tamparan keras mengenai pipi Nick. Mulut Oliv spontan ditutup karena shock. “Bilang sama Mama, kalau berita itu tidak benar, Nick!”Nick nampak memalingkan wajah dan hanya diam di tempat. Oliv tidak bisa diam, dia harus bicara yang sebenarnya. “Ma–”“Stop, bicara, Oliv. Ini salah Nick, harusnya dia yang menjelaskan apa yang terjadi sama dia.”Oliv terdiam sejenak dan menghela napas pelan. Dia menoleh ke samping sambil memegang lengan pria itu. “Nick?”Nick mendongakkan kepala, tangan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status