Share

BAB 11

Penulis: Dannisa Idris
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-14 15:50:37

Langkah Queen menuruni tangga terdengar pelan, kain gaun tidurnya menyapu karpet anak tangga. Rambutnya sudah ia ikat seadanya, tanpa riasan, hanya wajah bersih dan kulit yang masih terasa dingin setelah mandi.

Sultan masih duduk di bar table, mengenakan setelan hitam yang tadi ia pakai ke pesta. Kancing atas kemeja terbuka, dasi sudah dilepas dan diletakkan di meja. Di depannya, sebotol wine merah setengah penuh dan dua gelas yang sudah terisi.

Queen berjalan mendekat, menatap meja itu sambil mengangkat alis. “Apa ini? Pesta setelah pesta?”

Sultan melirik sekilas, lalu menaruh gelasnya. “Duduk.” Nada suaranya tidak keras, tapi cukup tegas untuk membuat Queen menarik kursi dan duduk di seberangnya.

“Sepertinya kita akan bicara serius,” gumam Queen, jemarinya menyentuh kaki gelas wine yang sudah ia tarik mendekat.

Sultan tidak langsung membalas. Ia membuka sebuah map kulit hitam di sisinya, lalu mendorongnya ke arah Queen. “Baca.”

Queen menunduk, menatap tulisan di halaman pertama. Com
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Kontrak Tuan Sultan   BAB 51

    Queen duduk di ruang kerjanya, tumpukan berkas masih terbuka di meja. Jari-jarinya berhenti di atas kalkulator, pandangan teralihkan oleh amplop putih elegan yang baru saja diletakkan Nala.“Ini tadi dikirim langsung oleh kurir, Nyonya,” ucap Nala pelan. “Katanya penting.”Queen menatap amplop itu lama, sebelum akhirnya merobek segelnya. Isinya sederhana: undangan resmi untuk menghadiri Business Expo & Networking Gala, sebuah pameran besar yang akan digelar akhir pekan. Namun yang membuat alis Queen terangkat adalah tanda tangan di bawahnya Rivando Samdani.Suasana di dadanya langsung terasa berbeda. Jantungnya berdetak lebih cepat.“Rivando?” gumamnya lirih.Nala mencondongkan tubuh sedikit. “Apa Anda akan membalas undangan ini, Nyonya?”Queen belum menjawab ketika suara pintu berderit. Sultan masuk, jasnya masih rapi, langkahnya mantap. Pandangannya segera jatuh pada kertas di tangan Queen.“Apa itu?” tanyanya, suaranya datar.Queen menutup amplop perlahan. “Undangan. Dari Rivando.”

  • Istri Kontrak Tuan Sultan   BAB 50

    Suara mesin mobil meredam keheningan. Jalanan kota mulai tampak dari balik kaca jendela, lampu-lampu sore menjelma bintik cahaya yang berlarian.Queen menoleh, menatap profil wajah Sultan yang tenang, nyaris terlalu tenang. Kata-kata tadi masih bergema di telinganya. Ia akhirnya membuka suara, pelan.“Apa maksudmu tidak akan biarkan aku jatuh sendirian?”Sultan tidak langsung menjawab. Matanya tetap pada jalanan di depan, lalu ia menghela napas, merapatkan jas yang tadi sudah dilonggarkan. “Artinya, kalau ada yang menjatuhkanmu, itu sama saja dengan menjatuhkanku. Dan aku tidak pernah membiarkan diriku kalah begitu saja.”Queen menunduk, jari-jarinya meremas pangkuan gaunnya. “ kamu bilang seolah-olah aku bagian dari permainan besar yang tidak bisa kuhindari.”Sultan akhirnya menoleh, tatapannya menusuk tapi tenang. “ kamu memang bagian dariku sekarang. Dan di Kalatama, siapapun yang jadi bagian dariku otomatis ikut di tengah lingkaran.”Queen menggigit bibir bawahnya, ada rasa getir

  • Istri Kontrak Tuan Sultan   BAB 49

    Makan siang akhirnya usai. Don berdiri lebih dulu, dibantu pelayan untuk menyingkirkan kursinya. Semua orang ikut bangkit, memberi hormat singkat sebelum Don melangkah pergi dengan tongkatnya.Sultan masih berbincang sebentar dengan Patra di ujung meja, sementara Danu mengoceh kecil soal menu penutup yang menurutnya terlalu manis.Queen memilih keluar lebih dulu. Ia butuh udara. Langkahnya pelan melewati lorong panjang yang mengarah ke taman samping.Suara langkah lain terdengar tak lama kemudian. Queen berhenti, menoleh, dan mendapati Dira berdiri di belakangnya dengan senyum tipis.“Tidak menyangka kamu begitu cepat beradaptasi,” ujar Dira pelan, nada suaranya setengah sinis. “Bahkan berani menatapku balik di meja makan.”Queen menegakkan tubuhnya, wajahnya tenang. “Aku hanya menjawab sesuai yang perlu.”Dira melangkah lebih dekat, tumit sepatunya berdetak pelan di lantai marmer. “kamu pikir sikap tenangmu cukup membuatmu diterima di keluarga ini?”Queen menahan napas sejenak, lalu

  • Istri Kontrak Tuan Sultan   BAB 48

    Suasana rumah besar keluarga Kalatama malam itu lebih riuh dari biasanya. Forum keluarga memang bukan hal asing, tapi setiap kali diadakan, aura tegang seakan ikut hadir di udara. Queen berjalan di samping Sultan, langkahnya mantap meski ada rasa gelisah yang tak bisa ia abaikan. Dari kejauhan, ia sudah bisa mendengar tawa ringan Danu dan suara pelayan yang sibuk menata minuman. Begitu masuk ke ruang utama, Queen langsung merasakan tatapan. Dira sudah duduk manis di kursi sebelah kanan Don, bibirnya mengulas senyum tipis. Senyum yang tidak pernah terasa tulus. “Akhirnya datang juga,” ucap Dira, suaranya manis tapi menusuk. “Aku dengar belakangan ini kamu sibuk ikut rapat direksi?” Queen menegakkan tubuh, menatapnya dengan sopan. “Ya. Itu bagian dari tugas yang diberikan Sultan.” Dira tertawa kecil, melirik ke arah Don. “Luar biasa, Kakek. Baru beberapa bulan menikah, Abang Sultan sudah membawa istrinya duduk di kursi rapat. Tidak semua orang bisa seistimewa itu, bukan?” Beb

  • Istri Kontrak Tuan Sultan   BAB 47

    Ketegangan di ruangan masih terasa ketika ketukan pintu terdengar. “Masuk,” ujar Sultan, suaranya kembali datar. Pintu terbuka. Dania melangkah masuk dengan map tebal di tangannya, senyumnya tipis tapi matanya tajam, seakan sengaja menilai suasana. “Tuan, ini dokumen kontrak revisi dari divisi pemasaran. Mereka minta tanda tangan.” Sultan menerima map tanpa menoleh. “Taruh di meja.” Dania melangkah mendekat, menaruh map dengan perlahan, lalu melirik sekilas ke arah Queen. “Selamat siang, Nyonya.” Suaranya sopan, tapi ada nada samar di baliknya, seakan menyimpan sesuatu. Queen membalas dengan singkat, “Siang.” Sultan menandatangani satu halaman, lalu menutup map itu. “Sudah?” “Ya, Tuan.” Dania menunduk, tapi senyum tipisnya masih tertinggal saat ia berdiri. Sultan menatapnya tajam. “Dania.” “Ya, Tuan?” “Urusanmu hanya dokumen dan jadwal. Tidak lebih. Mengerti?” Dania menelan ludah, cepat-cepat menunduk. “Mengerti, Tuan.” “Keluar.” Dania berbalik, langkahnya sed

  • Istri Kontrak Tuan Sultan   BAB 46

    Pagi itu, Queen melangkah keluar dari ruang kerjanya dengan map tebal di tangan. Tumit sepatunya mengetuk marmer, langkahnya mantap. Beberapa staf yang lewat buru-buru menunduk, tapi ada sesuatu di sorot mata mereka yang membuat Queen mengerutkan kening. Bisik-bisik. Suara rendah yang terdengar terputus-putus, seperti gelombang kecil yang segera menghilang ketika ia lewat. Queen berhenti sejenak, menoleh. Dua karyawan wanita yang tadi berbisik langsung berpura-pura merapikan berkas. Seorang pria muda menunduk dalam-dalam, hampir menjatuhkan ponselnya. Ia menarik nafas, melanjutkan langkah. Tapi telinganya masih menangkap suara samar ketika jaraknya menjauh. “…istri bos, tapi kok bisa masuk rapat direksi…” “…katanya semua kebijakan baru lewat dia dulu, benar nggak sih?” “…kalau bukan karena pernikahan, mana mungkin.” Queen menutup mata sebentar, lalu membuka kembali. Langkahnya tak goyah, tapi dadanya terasa berat. Begitu ia kembali ke ruangannya, Nala sudah menunggu den

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status