Share

Bab 123 Rencana Pembunuhan

Berbeda dengan Athar yang sangat bahagia bisa bertemu Tama, Rania justru sebaliknya. Dia berdiri kaku dengan bibir tertutup rapat dan wajah tegang. Meskipun matanya juga melekat erat saling memandang dengan Tama. Mereka berdua tertegun dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.

“Kenapa Papa tidak datang menemui Athar kemarin?” protes Athar.

Tama mengelus pelan kepala anak itu. “Papa masih sibuk, Athar. Kamu ke sini sama siapa?”

Athar menunjuk Arif. Dia tidak menjawab karena masih belum terbiasa dengan Arif dan panggilan untuk pria itu. Dan kini Tama bisa menyimpulkan segalanya. Pantas saja Arif tiba-tiba datang dan memancingnya dengan segala perkataan tentang Rania dan Athar. Ternyata Arif memang membawa dua orang itu kehadapan Tama, seakan tengah memberi kejutan.

“Mama, sini!” Athar berteriak, meminta sang mama untuk mendekat karena Rania masih diam di ujung jalan.

Mau tak mau Rania bergerak, berjalan pelan menghampiri Athar yang masih berada dalam dekapan Tama. Saat melihat Rania,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status