Accueil / Romansa / Istri Muda / 6. Suara Hati Kiyara

Share

6. Suara Hati Kiyara

last update Dernière mise à jour: 2021-07-28 23:33:33

Namanya Kiyara, berusia dua puluh tujuh tahun. Pekerjaan sehari-harinya hanya mengurus rumah dan suami. Kemampuan istimewa lainnya tidak ada, selain memasak di dapur. Kiyara yang hanya mengenyam pendidikan sampai SLTA tidak diijinkan oleh suaminya;Elang untuk bekerja di pabrik atau sekedar menjaga toko. Semua itu dilakukan agar keduanya segera diberi momongan.

Tak ada yang begitu istimewa dari kehidupan rumah tangganya, selain suami yang sangat menyayangi dan bersabar atas dirinya yang banyak sekali kekurangan. Yah ... walau beberapa kali ada tawaran untuk mengikuti lomba memasak di media sosial atau di lingkup ibu-ibu PKK, tetapi Kiya tidak pernah meresponnya. Duduk di rumah menonton TV layar datar besar, sambil sesekali berbincang dengan para tetangga adalah hobinya untuk mengusir penat.

Namun di satu hari, semua berubah. Tepatnya di hari ini, suaminya telah menikah lagi dengan wanita yang bisa dibilang hampir sempurna. Mungkin memang tidak ada cela pada sosok Huri Hamasah;madunya.

Cantik, pintar, dari keluarga berada, dan gadis itu tidak sombong. Kiya tahu itu, karena memang pernah beberapa kali bertemu dengannya dan bertegur sapa. Huri aktif membantu ibunya di lingkungan sekitar. Saat ada pembagian sembako murah di halaman rumahnya yang besar, Kiya datang ke sana dan disambut Huri dengan hangat.

Justru itu yang membuat Kiyara semakin merasa kecil dan tidak ada apa-apanya dibanding Huri. Hati suaminya pun bisa terbagi dua karena gadis itu. Tidak ada yang bisa menjamin, saat lelaki dan wanita berada di atas kasur yang sama, di antara alunan rintik hujan seperti ini.

Kiya duduk di atas ranjang dengan pandangan kosong dan hampa. Pintu kamar tidak ia kunci, begitu pun pintu depan, ia berharap sang suami kembali ke rumahnya malam ini, walau kemungkinannya hanya satu persen. Matanya berair. Kiya mengusap ujung matanya dengan jari tengah, lalu mematut diri di cermin. Garis lengkung bibirnya tertarik ke atas. Kita tertawa pelan. Lebih tepatnya menertawakan dirinya sendiri. Sungguh tidak akan ada wanita yang benar-benar ikhlas berbagi cinta suaminya pada wanita lain. Apalagi, wanita itu jauh unggul darinya.

Kring

Kring

Kiya tersentak. Badannya berbalik menatap sisi kasur yang biasanya ditempati oleh suaminya. Ponselnya di sana memancarkan cahaya kerlap-kerlip dan memunculkan nama 'Suamiku Sayang'.

Secepat kilat Kiya meraihnya, lalu menggeser layar terima.

["Halo assalamualaikum."]

["Halo, Kiya. Kamu belum tidur, Sayang?"]

["Tidak ada istri yang bisa tidur, jika mengingat ini malam pertama suaminya dengan wanita lain."]

["Kamu menangis?"]

["Tidak perlu Abang tanya. Dari suaraku saja, Abang tahu'kan?"]

["Maafkan Abang Kiya. Ada rahasia di balik ini semua. Besok Abang akan cerita. Abang juga tidak bisa tidur mengingat kamu. Rasanya Abang ingin sekali memeluk kamu. Maafkan Abang ya?"]

Kiya tertawa. Namun tawa itu terdengar mengejek. Kiya merasa, suaminya penuh dengan omong kosong. Bukannya suaminya menelepon dirinya, karena baru saja selesai mendayung pulang sampai ke seberang?

["Ada apa? Kenapa kamu tertawa?"]

["Perkataan Abang lucu. Abang kan di sana juga ada istri. Masih muda, cantik, kaya pula. Pasti karena itu Abang tidak menolak untuk dinikahkan dengannya'kan? Jangan dibantah! karena aku tahu itu kenyataannya."]

Elang di seberang sana baru saja hendak membuka mulutnya untuk menyanggah Kiya, tetapi tidak tega. Biarlah ia dengarkan dahulu kekesalan dan kemarahan sang istri.

Suara isakan kembali terdengar. Kiya menangis pilu sambil memegang ponselnya.

["Kalau Abang ingin memelukku, kenapa tidak pulang saja kemari? Pintu tidak aku kunci."]

["Abang sangat ingin, tetapi tidak bisa. Malam ini, ijinkan Abang menemani Huri ya? Besok dan seterusnya, Abang akan membagi jadwal antara kamu dan Huri."]

["Aku mau, Abang lebih banyak bersamaku!"]

["Iya."]

["Huri hanya boleh satu hari saja bersama Abang. Aku tidak ijinkan lebih dari itu. Karena kalau sampai lebih dari sehari, lebih baik kita cerai!"]

["Kiya, jangan memulai!"] suara Elang terdengar kesal, karena ada kata cerai yang kembali keluar dari bibir istrinya.

["Abang cinta sama Kiya gak?"]

["Ya ampun, Kiya ... kenapa pertanyaan konyol seperti itu ditanyakan? Udah pasti Abang cinta sama kamu. Tidak akan bisa Abang berpaling mencintai Huri. Hanya ada kamu di hati Abang. Memang terdengar lebay, tetapi itu kenyataannya."]

["Kalau cinta diperjuangkan dong! Abang'kan udah menurut mau Ibu. Sekarang, Abang harus patuh pada keputusanku. Sehari saja jatah Huri dan enam hari jatahku."]

["Iya, oke. Satu hari jatah aku bersama Huri dan enam hari bersama kamu. Sudah ya, jangan menangis di sana. Besok Abang ke rumah, Abang sudah rindu."]

Elang terlalu asik berpacaran di telepon bersama Kiya, sehingga ia tidak sadar, bila Huri terbangun dan mendengar semua ucapan suaminya. Ia tidak boleh egois. Jika ia menjadi Kiya, bisa saja saat ini dia membakar rumah madunya karena cemburu. Kiya hanya menangis di seberang sana dan bersikap manja pada Elang. Ia tidak akan cemburu dan dia tidak boleh cemburu.

Huri berbaring dengan tubuh kaku. Sudah satu jam suaminya berbincang di telepon dan sepertinya tidak ingin tidur. Huri masih setia menunggu. Hingga tiba-tiba saja perutnya terasa tidak nyaman. Huri turun dari ranjang, lalu bergegas ke kamar mandi. Elang yang melihat Huri masuk ke dalam kamar mandi, mendadak pias. Lelaki itu menutup panggilannya bersama Kiya, dengan mengatakan ia mules.

Awalnya Kiya kembali marah karena itu hanya alasan Elang saja, tetapi setelah dibujuk lama, baru Kiya setuju dengan Elang untuk tidur. Panggilan pun ditutup dengan saling kecup di ponsel.

Huri keluar dari kamar mandi dan berjalan kembali ke kasurnya. Dengan  canggung, Elang meletakkan ponsel di samping bantalnya, lalu berbaring kaku.

"Tidak apa saya tidak kebagian cinta. Tidak apa saya hanya kebagian sehari saja dalam sepekan, karena saya tahu, Bang Elang sudah memiliki istri yang sangat Bang Elang cinta. Saya hanya minta, jika ingin bermesraan di ponsel, jangan sampai didengar oleh saya. Saya juga istri'kan? Posisi kami sama di mata Tuhan. Tidak mau menyentuh saya juga tidak apa-apa, paling-paling, bulan depan ada dua wanita yang akan jadi janda." Elang menelan ludah. Kalimat terakhir dari Huri kembali membuatnya takut.

_Bersambung_

Ada tim Kiyara dan Elang?

Atau Huri Hamasah dan Elang?

Bisa juga Kiyara, Huri, dan Elang? 

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Istri Muda   56. Ekstra part 2 (Kejutan)

    Kiya tengah melipat pakaian yang baru saja ia angkat dari jemuran. Duduk di ruang depan rumahnya sambil menemani Kamelia yang sedang bermain masak-masakan. Semua daun-daunan yang ditanam di pekarangan rumah sederhananya digunakan untuk bermain."Kiya, buatin mi rebus," seru Jaelani pada istrinya."Iya, Mas, tunggu sebentar, nanggung lipatin pakaiannya. Tinggal dua potong baju ....""Kamu kalau disuruh suami itu gerak cepat, alesan aja. Aku lapar nih!" sentak Jaelani dari dalam kamar. Kiya hanya bisa menghela napas kasar, lalu segera bangun dari duduknya. Ia bergegas pergi ke dapur untuk membuatkan pesanan suaminya."Jangan lupa pakai telur," seru Jaelani lagi dari dalam kamar."Telurnya habis, Mas, harus beli dulu," sahut Kiya sambil menyalakan api kompor gas."Kebiasaan deh kamu, kalau habis itu ya beli

  • Istri Muda   55. Ekstra part 1 Malam Pertama

    Ijab kabul itu dilaksanakan pada hari Minggu pukul sebelas siang, di kediaman Huri. Tidak banyak tamu undangan yang datang. Hanya beberapa kerabat dan juga teman dekat Huri maupun Elang. Ada dua orang dosen yang juga diundang Huri. Sedangkan Elang hanya bicara pada dua orang yaitu Pak Asep dan Bu Jumi, bahwa ia akan menikah dengan Huri, tetapi bukan hanya dua orang yang datang, melainkan dua puluh orang.Dari tiga puluh mahasiswa di kelasnya, lebih dari delapan puluh persen menghadiri syukuran pernikahan Elang dan Huri. Untung saja beberapa tetangga sigap membantu untuk memesan makanan kembali sehingga suguhan untuk tamu Elang yang tiba-tiba membludak."Bang Elang, selamat ya. Kami beneran senang deh, Abang menikah lagi dengan ibunya anak-anak. Gak nyangka dosen kita adalah mantan Bang Elang. Beruntung sekali yang jadi Bang Elang. Istrinya cantik, pintar, kaya, kayak artis pula. Saya boleh minta kontak dukun yang bias

  • Istri Muda   54. Pertemuan (Ending)

    Huri tidak menyangka ia menjadi dosen ekonomi dari mantan suaminya. Kesempatan ini tidak datang dua kali. Sejak dulu, Huri memang ingin mengajar tetapi karena basicnya design, ia tidak berani mencoba. Namun disaat salah seorang dekan kampus yang tidak lain adalah sepupu dari mamanya menawarkan untuk mengajar mata kuliah ekonomi, maka Huri menyanggupi.Huri sendiri saat ini tengah menempuh S2 jurusan managemen yang baru berjalan selama setahun. Sedangkan kuliah design-nya sudah selesai. Siapa sangka, di kampus ini ia malah bertemu dengan Elang;lelaki yang tidak pernah benar-benar hilang dari kepala dan juga hatinya."Apa tugasnya sudah selesai?" tanya Huri setelah tersadar dari lamunannya."Sebentar lagi, Bu," sahut beberapa orang bersamaan. Ekor mata Huri melirik ke bangku Elang. Lelaki itu duduk bersampingan dengan perempuan yang menurut Huri sangat pecicilan dan juga genit. Hana terus saja tertawa cekikikan sambil memuku

  • Istri Muda   53. Sahun, sabun apa yang bau?

    Rasa penasaran Elang terbawa hingga esok hari. Semalaman ia tidak bisa tidur memikirkan anak kecil yang keluar dari toko roti semalam. Saat akan menuju kampus, Elang menyempatkan diri untuk mampir ke toko roti itu lagi. Untung saja sudah buka sejak pukul sembilan, sehingga tidak mengganggu jadwalnya yang masuk pukul sepuluh.Elang memarkirkan motornya di parkiran toko. Lalu ia masuk dan memilih beberapa jenis roti untuk ia santap jam makan siang nanti."Selamat pagi, Mas, ada yang bisa kami bantu?" sapa pelayan toko dengan ramah."Pastinya saya mau beli roti, Mbak, karena kalau beli batako bukan di sini tempatnya," sahut Elang dengan bercanda. Pelayan toko berwajah manis itu pun ikut tertawa."Silakan dipilih mau roti apa, Mas," kata pelayan itu lagi sambil menunjuk etalase roti yang sudah penuh dengan varian roti dengan berbagai rasa dan harga. Kantong Elang yang tidak ke atas juga tidak ke bawah, tentu s

  • Istri Muda   52. Hidup yang Baru

    "Bang Elang, pocong apa yang disukai emak-emak?""Kamu kalau ngasih tebak-tebakan pasti jawabannya gak bener," sahut Elang dengan wajah malas. Wanita itu tergelak, diikuti enam ibu-ibu lainnya.Sejak teman-teman satu kelas di kampusnya mengetahui ia duda, khususnya para ibu sering sekali menggoda dan cari perhatian padanya. Bukan dirinya GR, hanya saja sedikit gembira saja. Maklumlah, kelas yang ia ambil ini adalah kelas ekstensi khusus karyawan yang jam kuliahnya hanya Sabtu dan Minggu saja. Jika Senin sampai dengan Jumat dia bekerja di toko servis AC, maka akhir pekan ia akan kuliah.Wajar saja jika di dalam kelasnya didominasi oleh kaum para emak dan para bapak. Walau tetap ada juga yang masih gadis, perawan tua, janda pun ada. Sering sekali ia digoda oleh teman-temannya dijodohkan dengan janda kembang bernama Hana."Bang, ye ... kok melamun? Jawab dulu pertanyaan gue dong!""Han, lu pa

  • Istri Muda   51. Kenyataan yang Menyesakkan

    "Jadi besok kamu akan menikah?" tanya Elang dengan suara lemah dan mata berkaca-kaca. Huri yang tengah menunduk, dengan gerakan pelan akhirnya mengangguk."Mmm ... selamat ya, Huri. Semoga pernikahannya sakinah, Mawaddah, wa Rohmah." Suara Elang bergetar menahan tangis."Saya harap, kamu dan anak-anak bisa berbahagia selamanya walau tidak dengan saya," katanya lagi dengan wajah teramat sedih."Oh, iya ... AC kamar hanya bermasalah di remote-nya saja. Sudah bisa dipakai lagi. Saya permisi dulu." Elang mengusap telapak tangannya dengan gugup, lalu berdiri dengan cepat. Langkahnya begitu berat meninggalkan Huri yang masih enggan memandangnya.Lelaki itu menoleh ke kiri dan melihat si kembar El tengah digendong oleh dua wanita yang memakai seragam baby sitter. Pasti calon suami Huri yang telah memberikan dua orang wanita untuk membantu menjaga El. Elang memantapkan hatinya, bahwa ini adalah yang terbaik bagi a

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status