Share

Bab 4

Penulis: Amih Lilis
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-04 05:06:21

*Happy Reading*

Kak Sean

Iya

Hanya itu balasan yang kudapat, dari chat panjang lebarku waktu itu.

Setelah itu, aku pun benar-benar pergi ke Ausy. Untuk melanjutkan pendidikanku, lalu sejak itu hilang kontak dengannya.

Terhitung sudah hampir satu tahun sejak aku kembali ke sini. Monash universty. Tempatku menimba ilmu sekarang. Kami tak pernah bertukar kabar sama sekali.

Kami benar-benar hilang kontak.

Namun hanya dengan saja, sementara dengan Mama Sulis, aku masih sering bertukar kabar. Juga Kak Audy, yang kadang masih ingat memberi kabar tentang suami kami, dan kehidupan bahagianya di sana.

Ya! Dia masih dengan baik hatinya, memberi dan membagi kabar itu padaku. Termasuk kabar kehamilannya beberapa bulan lalu, yang sayangnya harus di kuret karena janinnya tidak berkembang.

Kasihan sekali. Padahal, katanya Kak Sean sudah sangat ingin punya anak. Tapi, terpaksa harus menunggu lagi, karena kak Audy disarankan untuk tidak hamil dulu dalam beberapa bulan ke depan.

Lalu, apa aku harus menawarkan diri?

Jangan gila!

Kak Sean pasti akan menolak ide itu mentah-mentah. Karena, jangankan membuatku hamil, melihat wajahku pun Kak Sean pasti tidak sudi.

Miris, ya? Ternyata aku benar-benar cuma istri di status saja baginya. Karena untuk keberadaanku pun, Kak Sean tak perduli.

Terbukti dari tidak adanya telpon ataupun chat selama ini padaku. Setelah jawaban chat singkatnya waktu itu.

Benar-benar tak ada satu pun. Sekalipun hanya miscall atau spam semata. Tidak ada!

Aku benar-benar dilupakan suamiku sendiri.

Apakah aku harus menangis? Atau harus mengeluh minta hakku padanya? Tentu tidak, kan? Karena dari awalpun aku tahu. Peranku di sini hanya sebagai figuran saja.

Menuntut hakku padanya, hanya akan makin menyakitiku, jika sampai Kak Sean memperjelas statusku sebagai istri tak diinginkan, dalam Rumah Tangga ini.

Karena itulah, alih-alih mengeluh. Aku lebih suka menenggelamkan diri pada pelajaranku, agar aku bisa cepat lulus dan mengambil alih perusahaan.

Maksudku, agar aku bisa kembali membantunya menjalankan perusahaan papi, yang masih sebagian besar dia pegang dan kendalikannya. Sementara aku, hanya dipercaya belajar mengurus cabang yang ada di sini saja.

Namun, tidak apa-apa. Aku percaya sama Kak Sean, kok. Karena papi juga percaya padanya, untuk menjadi suamiku. Dan aku selalu yakin, apapun pilihan papi, itu pasti yang terbaik untukku.

"Rara baik-baik aja, Mah. Ini lagi persiapan UAS. Doain lancar ya, Mah." Aku merebahkan diriku di sofa, seraya bertelpon ria dengan Mama Sulis.

"Iya, Nak. Mama selalu doain kamu. Jangan lupa makan dan jaga kesehatan, ya? Di sana lagi musim dingin, kan? Jangan lupa pake jaket yang tebel kalau ke kampus," titah Mama Sulis, yang selalu sukses membuatku terharu.

Karena dia itu benar-benar seperti Mamaku sejak dulu. Selalu penuh perhatian dan kasih sayang. Aku selalu merasa beruntung memilikinya.

"Aduh, sayang! Jangan di sini, ada Mama tuh. Malu!"

Sedang enak ngobrol dengan Mama Sulis. Aku dikejutkan dengan suara Kak Audy, yang tiba-tiba muncul begitu saja.

"Sore, Mah. Lagi nelpon siapa?" tanya Kak Audy riang. Semakin mendekat ke arah Mama Sulis sepertinya.

"Mah, Rara--"

"Sama madu kamu yang terlupakan!"

Degh!

Ucapanku pun sontak menggantung di udara begitu saja, saat mendengar jawaban ketus Mama Sulis terhadap Kak Audy.

Kok, Mama galak banget? Ada apa? Apa yang sudah aku lewatkan?

"Eh, maksudnya ... itu Rara, Mah?" Suara kak Audy terdengar lagi.

"Memang selain Rara, kamu punya madu siapa lagi?"

Tanpa sadar aku menggigit bibirku, mendengar percakapan di ujung telpon sana.

Kenapa suasananya jadi panas gini?

"Ya, bukannya gitu, Mah. Tapi ...."

Hening kemudian tiba-tiba menyapa, entah apa yang terjadi di sana? Yang jelas, setelah bentakan Mama Sulis tadi dan pembelaan yang menggantung Kak Audy tadi, Aku tak mendengar suara apapun lagi dari seberang.

Kukira, panggilan itu terputus, atau sinyal yang mendadak buru. Aku sampai harus mengecek ponselku untuk melihat, apa telpon ini masih tersambung, atau tidak.

Tetapi, Ternyata masih tersambung, kok. Lalu kenapa tak ada suara sedikit pun di sana? Apa yang sedang mereka lakukan?

"Maaf, Mah. Kami gak bermaksud melupakan keberadaan Rara." Akhirnya suara kak Audy kembali terdengar.

"Kami ... sebenarnya selalu inget 'kok sama Rara. Itulah kenapa, Audy selalu kasih kabar tentang kami di sini, karena Audy mau. Rara juga merasa kalau kami selalu mengingatnya. Hanya saja--"

"Sejak kapan kamu jadi kepala keluarga di rumah tangga ini Audy?"

Eh?

"Apa suami kamu sudah kehilangan suaranya, sampai bicara saja harus di wakilkan istrinya?" tukas Mama sulis sengit. Membuat aku refleks memijat kepalaku yang mendadak pusing.

Aduh! Kenapa Mama Sulis harus mengomeli mereka, sih? Kalau Kak Sean makin benci sama aku, gimana?

"Sean?" Panggil Mama Sulis dengan gemas.

"Mah, Kak Sean juga bukannya ngeluapain Rara. Tapi, kak Sean sibuk, Mah. Jadi--"

"Sampai kapan kamu lari dari tanggung jawab kamu, Sean!" sentak Mama Sulis lagi. Membuat pembelaan Kak Audy lagi-lagi terpotong.

"Mama tau kamu belum bisa menerima pernikahan ini. Tapi ini sudah setahun Sean! Semuanya sudah terjadi. Mau gak mau, suka gak suka, kamu harus belajar adil terhadap istri-istri kamu. Bukan cuma perkara harta saja, tapi juga cinta dan hak. Bukan cuma satu orang saja yang kamu urusi kebahagiaannya. Sementara yang lainnya kamu lupakan gitu aja!"

Entah sejak kapan. Aku sudah mencengkram bantal di pangkuanku. Karena ikut tegang dengan sentakan Mama Sulis di sebrang sana.

"Dari awal Sean udah bilang gak sanggup poligami, Mah." Suara Kak Sean akhirnya terdengar, setelah keheningan sempat menyapa mereka beberapa saat lalu.

"Kalau begitu kenapa kamu gak berani hanya memilih Audy saja, dan meninggalkan perusahaan Rara waktu itu?"

Degh!

Tunggu!

Itu maksudnya apa?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pyeriel
Wuah trnyta ada udang dibalik bakwan ya Sean ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Nomor Dua   Last extra part

    Pov Kenneth” “Bang?”“ “Hm ....”“ “Itu siapa?”“ Kairo mengangkat wajahnya dengan kesal, sebelum mengikuti arah pandangku.” “Maba,” jawabnya singkat. Membuat aku kesal sekali.” Abang kembarku ini memang pelit sekali berkata-kata. Seakan setiap kata dia ucapkan itu harus membayar.” “Ck, Dari baju yang dia pakai pun, gue juga bisa nebak kalau di masih Maba.” Aku berdecak cukup keras, menyuarakan kekesalanku pada pria yang lahir tiga menit lebih awal dariku.” “Kalau begitu, kenapa masih tanya?” gumamnya kemudian, membuat kekesalanku makin menjadi-jadi.”

  • Istri Nomor Dua   Extra part 3

    “Loh, Kak Sean? Udah pulang? Kok, gak ngabarin? Gimana kabar Kakak sama Kak Audy? Baikkan?”“ Aku cukup terkejut melihat keberadaan Kak Sean di Ruang tamu kediamanku, saat baru saja menidurkan Kean yang lumayan rewel hari ini.” Kak Sean tidak menjawabku. Hanya tersenyum tipis, sebelum menyerahkan sebuah amplop padaku.” “Aku baru datang. Sengaja langsung ke sini untuk memberikan itu padamu,” ucapnya sendu, tidak seperti biasanya.” Entah kenapa, aku melihat kesedihan yang teramat sangat dalam matanya.” “Ini apa?” tanyaku kemudian, sambil menerima amplop yang sepertinya berisi surat di dalamnya.” “Baca aja, itu dari Audy.”“ Eh?”

  • Istri Nomor Dua   Extra part 2

    *Happy Reading*” “Saya terima nikah dan kawinnya Andara prameswari Binti Matheo Prameswari dengan mas kawin tersebut, tunai!”“ “Bagaimana para saksi? Sah?”“ “Sah ....”“ Alhamdulilah ....” Rasa haru pun menyeruak tak terbendung, saat moment itu kembali terulang dalam hidupku.” Meski ini memang bukan yang pertama ku alami. Tapi rasa haru ini benar-benar pertama kali aku rasakan dan ....” Terima kasih Tuhan. Akhirnya aku punya hari bahagiaku sendiri.” Aku benar-benar tak pernah menyangka akan punya kesempatan lagi, bisa merasakan moment ini kembali dalam hidupku, setelah semua yang sud

  • Istri Nomor Dua   Extra part 1

    *Happy Reading*”“Andara Prameswari. Kau ku talak.”“Alhamdulilah ....”Senyumku pun langsung terbit, setelah mendengar kata talak kembali diucapkan pria ini.”Please ... tolong jangan bilang aku gila. Karena apa? Karena ini memang harus dilakukan, agar aku bisa meraih kebahagiaanku yang sudah menunggu.”“Makasih ya, Kak,” ucapku tulus, seraya menatap pria yang sekarang sudah sah ku sebut Mantan suami.”Iya, dia adalah Sean Abdilla, yang baru saja mengucapkan kata talak untuk kedua kalinya terhadapku.”Kenapa bisa begitu? Ya ... karena aku sendiri sebenarnya selama ini r

  • Istri Nomor Dua   Epilog

    “Sudahlah, Nak. Jangan menangis lagi.” Mama Sulis terus membelai rambutku, mencoba menenangkan aku yang benar-benar tak bisa menghentikan tangis.”Bagaimana tidak? Aku harus menerima kenyataan kembali ditinggalkan, oleh pria yang sangat penting dalam hidupku. Juga pria yang sudah aku labeli akan menjadi pasangan hidup sampai tua nanti.”Demi Tuhan. Tujuanku ke Rumah ini kan, untuk menyelesaikan masa lalu, agar bisa hidup tenang dengan pria itu.”Tetapi pria itu malah seenaknya pergi, tanpa memberi kabar apapun padaku. Seakan aku ini sudah tak penting dan ....”“Apa perlu kita pesan tiket ke London sekarang. Agar kamu bisa menyusul Dokter Ken ke sana?” usul Kak Sean kemudian. Tampak ikut bersalah akan kejadian itu.”

  • Istri Nomor Dua   Bab 55

    “Kalau begitu, apa Kakak keberatan jika aku bilang kita impas?” ucapku kemudian, setelah cukup lama membiarkan Kak Sean larut dalam penyesalannya.”Sayangnya, Kak Sean malah menggeleng, dan tersenyum miring saat mengalihkan atensinya padaku.”“Kurasa kata impas lebih tepat diucapkan Papimu, Ra. Karena kamu tak punya salah apapun di sini. Hanya aku saja yang bodoh sudah menjadikanmu alat untuk balas dendam. Jadi, kamu tak pantas mengucapkan hal itu,” balasnya dengan bijak.”Ah, i see.”“Kalau begitu. Apa ini sudah cukup untuk kakak, agar tak menggangguku lagi. I mean, Kakak gak akan meminta aku kembali sama Kakak lagi, kan? Karena aku benar-benar tidak--”“&ldqu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status