Share

Bab 2. Hukuman untuk Mantan Istri Sialan

"Kau bicara apa, Ken?"

"Apa kau tidak ingat dengan pengkhianatan yang sudah kau lakukan? Kau selingkuh, mencuri bahkan membuat perusahaanku bangkrut. Setelah itu kau pergi dan melupakan itu semua?" Kenneth tersenyum miris.

Sebenarnya dia ingin menghabisi 'Chloe' sekarang, tetapi kemudian berpikir untuk membuatnya merasakan hidup dalam neraka. Terlalu mudah dan cepat kalau wanita itu harus kehilangan nyawa sekarang. Kenneth berpikir ingin menyiksanya seumur hidup sampai luka di hatinya berangsur pulih.

"K-ken, lepaskan aku! Aku tidak bersalah!" pinta wanita itu dengan suara lirih. Kenneth berdecih melihat bibir mantan istrinya yang gemetaran. Chloe pasti benar-benar takut sekarang.

"Melepasmu setelah berhasil kutemukan?" Kenneth mendorongnya kasar. "Apa kau pikir aku bisa kau bodohi lagi, Chloe? Tidak, itu tidak akan pernah terjadi."

Kenneth muak. Dia merasa aneh melihat sikap 'Chloe' yang mulanya bahagia penuh percaya diri, lalu ketakutan. Hal ini membuat Kenneth berpikir bahwa mantan istrinya sedang mencoba menghindar.

"Kenapa kau diam?!" teriak Kenneth membuat wanita itu semakin ketakutan.

'Chloe' melirik ke kanan dan kiri seolah ingin kabur dari sana. Dia memeluk lututnya yang ikut gemetar, hatinya berdenyut perih. Sementara Kenneth menebak kalau Chloe mengira dirinya akan kembali menjadi nyonya seperti dulu.

Setelah menarik napas panjang berulang kali, juga mengumpulkan sisa tenaga, wanita itu kini berdiri tegak. Dia membalas tatapan mata Kenneth yang semakin tajam.

"Baiklah, aku akan memberitahu sesuatu padamu. Jangan menyiksaku lagi karena sebenarnya aku bukan Chloe yang kau cari!"

"Hey, kau bercanda? Lihat wajahmu di cermin. Bahkan anjing pun tahu kau itu Chloe!"

Kenneth kembali menampar wajah wanita yang baru saja mengelak itu. Dia sendiri bisa melihat penampilan mereka jauh berbeda, tetapi Kenneth merasa kalau wanita sialan iyu hanya mencoba mengelabuinya.

"Aku bukan Chloe!" teriak wanita itu lagi.

"Kalau kau bukan Chloe, lalu siapa?" Kenneth tertawa kecil. "Jalang yang selingkuh karena suaminya bangkrut?"

Kenneth menatap 'Chloe' dengan tatapan merendahkan. Dia membuang napas sambil terus menggulung sabuk di tangannya, kemudian mencambuk pinggang wanita yang berhasil membuatnya bimbang itu.

"Jangan merendahkanku seperti itu. Kau tidak boleh menghukum seseorang atas kesalahan yang tidak pernah dia lakukan!" Telunjuk 'Chloe' mengarah tepat di depan wajah Kenneth yang memerah.

Dia semakin aneh padahal mulanya mengaku sedang rindu pada Kenneth, lantas kenapa mengelak kalau dia adalah Chloe? Apakah dia tidak mau hidup dalam neraka?

"Atas kesalahan yang tidak pernah kau lakukan? Sepertinya aku harus membuatmu mengingat kesalahan itu, Chloe!"

Lagi, Kenneth mencambuk wanita itu sampai meraung kesakitan. Kali ini dia tidak boleh lolos dan harus membayar luka Kenneth selama ini.

"Kau sialan, Ken!" teriak wanita gila itu lagi.

Kenneth tersenyum miring. Bahkan dari cara wanita itu memanggil nama Kenneth membuat lelaki itu semakin yakin kalau dia adalah Chloe Dakota. Rupanya dia terlalu bodoh untuk bersandiwara.

"Kau salah orang, namaku Claire!"

Kenneth tertegun. Sabuk di tangannya jatuh ke lantai, sedangkan wanita itu menangis pilu. Dia menjelaskan bahwa dirinya baru pertama kali menginjakkan kaki di Phoenix dan belum pernah menikah.

Lelaki itu terpaku memandang wajah wanita yang mengaku sebagai Claire. Wajahnya dengan mantan istri Kenneth begitu mirip, hanya saja dia sedikit lebih kurus. Perbedaannya juga terlihat dari polesan make up yang sangat natural.

Chloe tentu saja berbeda karena dia lebih suka memakai lipstick berwarna gelap. Namun, model rambut mereka sama sehingga Kenneth yakin bahwa wanita gila itu hanya sedang mempermainkannya.

Tentu saja 'Chloe' tiba-tiba tidak mengakui dirinya atau terpaksa dibuang ke neraka, begitu pikir Kenneth. Akhirnya, dia mendekat lantas bertanya pelan, tetapi penuh penekanan. "Chloe tidak memiliki saudara, lalu kau siapa dan kenapa begitu mirip dengannya?"

"Sungguh, aku bukan Chloe. Namaku Claire."

"Apa kau pikir bisa menipuku? Berhenti mengatakan kalau kau bukan Chloe!"

"Aku ini Claire!" teriak 'Chloe'.

"Sebut nama itu sekali lagi, kemudian aku akan menambah hukumanmu!" geram Kenneth. Lubang hidungnya sedikit melebar menahan amarah.

"Kukatakan aku adalah Claire!" Rupanya wanita itu tidak takut pada ancaman Kenneth membuatnya harus mendapat sabetan keras di pinggang. "Aku sungguh bukan Chloe yang kau cari, lepaskan aku!" lanjutnya lagi.

Kenneth merasa hampir gila memikirkan apa yang sudah terjadi pada 'Chloe'. Kalau saja dia lupa ingatan, kenapa tadi begitu percaya diri? Tatapan tajam mereka begitu sama, lantas kenapa 'Chloe' berani mengelak?

"Hentikan tipu dayamu, Iblis!"

"Tidak. Aku tidak sedang menipumu, Ken. Aku ini memang Claire dan kau bisa melihat kartu identitasku!"

Kenneth menekan kuat dagu 'Chloe', sorot matanya semakin tajam. "Tunjukkan atau kau aku kirim ke neraka!"

Dengan tangan gemetar, wanita itu mendorong tubuh kekar Kenneth agar menjauh darinya. Dia membuka tas cokelat miliknya, mencari sesuatu di dalam sana.

Kenneth kembali menggeram karena 'Chloe' tidak menunjukkan apa-apa. Amarah sudah semakin memuncak sehingga sekali lagi harus memberinya sabetan di punggung. "Cepat!"

"Tu-tunggu sebentar, aku masih mencarinya."

Namun, sampai dua menit berlalu, wanita itu tidak mengeluarkan apa-apa dari dalam tasnya. Kenneth. Dengan penuh rasa takut, dia balas menatap Kenneth.

"Kenapa, Claire? Kau tidak bisa menunjukkan kartu identitasmu? Tentu saja karena kau adalah Chloe!" Kenneth menarik kasar rambut wanita itu mengililingi kamar yang begitu luas.

Dia tidak peduli dengan tangisan pilu yang menggema. Bahkan Kenneth berpikir ingin mencabut rambut itu sampai habis. Amarahnya terlalu membuncah, dia tidak bisa menahan diri apalagi sampai membiarkan wanita itu hidup tenang.

"Matilah kau, Chloe! Aku sudah lama menyimpan dendam ini dan akhirnya aku menemukanmu! Matilah kau di tanganku, rasakan akibat dari perbuatanmu sendiri!"

Selama ini Kenneth sudah cukup tersiksa. Bertahun-tahun dia menahan luka di hati, apalagi jika Nicholas putra mereka menanyakan keberadaan ibunya. Berulang kali Kenneth harus berbohong agar anak itu melupakan ibunya, tetapi tidak pernah berhasil.

"Aku tidak peduli namamu Chloe atau Claire karena yang pasti aku sangat membenci wajah ini. Wajah yang dulu tertawa mengejek ketika aku memergokimu di hotel. Bahkan aku masih ingat hinaan yang kau ucap dulu, Chloe." Kenneth tersenyum miris sambil membenturkan kepala wanita itu ke lantai.

Untuk ke sekian kalinya, rintihan dari wanita itu kembali membuat Kenneth tersenyum miring. Dia mendekat hendak menendang wajah 'Chloe', tetapi urung begitu wanita itu menatapnya tajam.

"Sekali lagi kukatakan, aku bukan Chloe yang kau cari. Tentang masa lalumu dengan wanita itu, sama sekali bukan urusanku." Dia menakup kedua tangan di depan dada. "Jadi, tolong biarkan aku pergi dari sini, Tuan Kenneth Wilson!"

"Hentikan omong kosongmu, Chloe. Bahkan iblis pun tahu kau sedang berbohong." Rahang Kenneth mengeras, kedua tangannya terkepal kuat.

Kesabaran lelaki itu hampir saja habis. Dia mengangkat tubuh wanita itu, membawanya ke kamar mandi dan melemparnya ke dalam bath up yang penuh dengan air dingin sekalipun cinta dalam hatinya berusaha mencegah.

Kenneth menggemakan tawa ketika melihat wanita yang sangat dia benci menggigil di bawah guyuran air. 'Chloe' memeluk tubuhnya sendiri, tetapi tangan kiri Kenneth menenggelamkannya beberapa detik sampai wanita itu kesulitan mengambil napas.

Kenneth tersenyum puas. Dia begitu bahagia melihat penderitaan 'Chloe'. Setelah ini harus ada siksaan yang lebih membekas lagi agar wanita itu mengakui bahwa dia lah Chloe Dakota, wanita iblis yang selingkuh ketika suaminya sedang terpuruk.

"Hentikan! Kau bisa membunuhku!" teriak 'Chloe' yang suaranya ikut tenggelam ke dalam air.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status