Share

Istri Palsu Tuan Kenneth
Istri Palsu Tuan Kenneth
Author: Aarelith

Bab 1. Menemukan Chloe Dakota

"Kami sudah menemukan istri Anda, Tuan. Dia baru saja keluar dari Phoenix Sky Harbor!"

"Bawa dia ke tempat itu, sekarang!" perintah Kenneth geram.

Panggilan terputus, Kenneth bergegas meninggalkan kantor padahal satu jam lagi dia harus memimpin rapat. Rahangnya mengeras dengan sorot mata tajam. Menggeram, Kenneth mengepal tangannya sebelum mengemudi.

"Aku akan bunuh kau secara perlahan, sialan!" umpat Kenneth semakin tidak sabar ingin bertemu dengan mantan istri yang dulunya dia banggakan.

Kenneth Wilson adalah seorang CEO dari perusahaan besar di Phoenix. Dia terkenal dengan sifatnya yang dingin serta kejam tidak pandang bulu terhadap siapapun. Bibirnya tidak pernah mengukir senyum sejak tujuh tahun lalu ketika dia secara tidak sengaja memergoki istrinya dengan lelaki lain di sebuah hotel mewah.

Sekarang sudah saatnya meluapkan amarah yang terpendam selama tujuh tahun terakhir. Tidak peduli jika saja wanita itu bersujud memohon ampun, Kenneth akan tetap menghabisinya. Entah dengan cara apa, dendam yang selama ini membuncah harus terlampiaskan.

Tidak lama, pintu terbuka lebar dan muncullah Kenneth tanpa senyuman, rahangnya mengetat sempurna dengan sorot mata tajam serupa elang yang siap menerkam mangsanya.

"Akhirnya aku menemukanmu, wanita murahan!" Suara Kenneth keluar di antara gigi yang mengatup.

"Hai, Ken!" Wanita itu tersenyum menatap Kenneth setelah beberapa saat sebelumnya merasa putus asa.

Tiba-tiba amarah Kenneth lenyap begitu mendengar suara lembut milik wanita itu. Kenangan manis bersama Chloe menancap kuat dalam ingatan yang membuat Kenneth ingin mengulangnya kembali.

"Aku merindukanmu, Ken!" bisik wanita itu tepat di telinga kanan Kenneth Wilson.

Kejadian yang sama, tetapi sepertinya kenangan itu tidak akan terulang sepenuhnya. Di satu sisi, tangan Kenneth ingin meraih pinggang ramping wanita yang bergelut manja di sampingnya, tetapi di sisi lain ada dendam yang harus dibalaskan.

Wanita itu tertawa kecil melihat reaksi Kenneth yang hanya terpaku di tempat. Tangannya bergerilya di dada bidang milik Kenneth mengarah ke atas sehingga menyentuh bibir tipis lelaki itu.

"Aku bisa merasakan jantungmu berdegup tidak normal, Ken. Apa kau tidak mau jujur kalau sedang merindukanku?" bisik 'Chloe'.

"Kau bicara apa, Chloe?" Akhirnya Kenneth kembali membuka suara walau terdengar gugup.

Kenneth menelan saliva, memejamkan mata berusaha menepis kenangan yang terus membayangi pandangannya. Lelaki dingin itu tidak bisa mengelak, hatinya sedikit lega telah berada di dekat wanita yang menjadi cinta pertamanya.

"Sayang, aku tahu kau masih mencintaiku. Iya, 'kan?"

Pertanyaan 'Chloe' baru saja berhasil memancing amarah Kenneth. Dia sadar kalau wanita itu tidak hanya meninggalkan kenangan manis. Perselingkuhan tersebut tidak mudah dimaafkan hanya dengan bisikan cinta dari Jalang itu.

Rahang Kenneth kembali mengetat, matanya merah dengan kedua tangan terkepal kuat. Dia tidak boleh kalah oleh perasaannya, lelaki itu harus bisa menghukum Chloe sesuai janjinya selama ini.

"Aku akan memberimu hadiah, Chloe. Kau tahu itu, 'kan?" Kenneth berusaha tersenyum manis menatap wanita yang masih setia berdiri di sisinya.

"Sungguh?"

Namun, sampai sekarang Kenneth tidak tahu harus menghukum mantan istrinya seperti apa. Meski benci, Kenneth sebenarnya masih ada rasa cinta. Lelaki itu kesal, dia ingin menjambak rambut sendiri, tetapi takut ekspresi itu bisa dibaca oleh Chloe.

Chloe wanita yang bertabiat seperti iblis, tentu akan sangat mudah menertawakan Kenneth kalau saja dia kembali ke Phoenix dengan sebuah rencana busuk lagi. Menggeram, Kenneth hendak meninggalkan Chloe untuk menenangkan pikiran.

"Apa apa, Ken? Kenapa kau ingin pergi?" Pertanyaan 'Chloe' menghentikan langkah Kenneth.

Lelaki itu memutar badan, mendorong 'Chloe' hingga tersungkur ke belakang. Sudah cukup, dia tidak boleh larut dalam perasaan. Cinta harus ditepikan demi membalas sebuah dendam.

Tiada maaf baginya atau Chloe akan kembali melakukan kesalahan yang sama. Jika mengalah dan menerimanya kembali, tentu akan membuat Kenneth dicap sebagai lelaki paling bodoh. Kini, tidak ada cinta!

"Kau! Apa yang kau lakukan, Ken?!" teriak 'Chloe' setelah berhasil berdiri.

Kenneth mendekat dengan seringai menakutkan. "Aku tidak akan melepasmu, Chloe. Kau harus selalu ada di dekatku sampai maut menjemputmu!"

Sekalipun kalimat Kenneth terdengar romantis bagai sepasang kekasih yang menginginkan hidup bersama hingga menua, tetapi nada suaranya berhasil membuat wanita itu menganga ketakutan. Kenneth tersenyum miring, rupanya Chloe benar-benar sudah berubah.

Jika dulu dia tidak takut dengan siapapun, maka sekarang hanya dengan kalimat sindiran sudah berhasil menghilangkan rasa percaya dirinya. Kenneth mendekat, dia menekan dagu 'Chloe' kuat, lalu kembali mendorongnya.

"Ken?" 'Chloe' mencoba meraih lengan Kenneth, tetapi tidak berhasil.

"Aku mau memberimu hadiah atas pengkhianatan di masa lalu!" sentak Kenneth mengikis jarak.

Lelaki itu tersenyum angkuh begitu melihat reaksi mantan istrinya yang ketakutan. Wajahnya begitu menyedihkan, membangkitkan hasrat Kenneth untuk segera menghabisinya.

"Pe-pengkhianatan? Apa yang kau bicarakan, Ken?"

Kenneth mengembus napas kasar melihat drama yang sedang dimainkan 'Chloe'. Kenapa dia bertanya demikian? Apakah untuk mengelabui orang lain bahwa dirinya mendadak lupa ingatan?

Sekali lagi Kenneth mendekat sembari melepaskan ikat pinggangnya, kemudian mencambuk paha wanita itu dengan sekuat tenaga sampai ada bekas merah di sana. 'Chloe' meringis kesakitan, memohon ampun pada Kenneth.

"Kau pikir satu cambukan cukup untuk meluapkan amarahku, Chloe? Tidak, seribu kali sabetan pun tidak akan membuatku puas." Kenneth berkata demikian, tetapi hatinya menolak untuk menghukum Chloe.

"Kenapa kau semarah ini?" Wanita itu meringis menahan perih.

Sementara Kenneth, hati dan pikirannya masih sibuk bergelut. Dia benci perasaan cinta yang tiba-tiba membuncah itu. Padahal sejak ditinggalkan, Kenneth bersumpah pada semua orang bahwa ketika dia berhasil menemukan Chloe, maka dia tidak akan membiarkan wanita iblis itu hidup bahagia.

Tidak cukupkah kesalahan Chloe untuk mendapat hukuman? Kenapa cintanya selalu berusaha melawan ego? Kenneth merasa kesal untuk yang ke sekian kalinya sehingga memberi cambukan kedua di betis kiri wanita itu.

"Hentikan! Tolong, hentikan!" pinta 'Chloe'.

Dia meraung kesakitan, kini air matanya tidak mampu dia bendung. Namun, dia berusaha untuk tetap berdiri begitu melihat kemarahan di wajah Kenneth. Dadanya naik turun karena sudah geram dengan lelaki yang baru saja menyakitinya.

"Kenapa kau mencambukku? Kalau kau sedang marah, jangan melampiaskannya padaku!" teriak wanita itu lantang.

"Kau benar-benar sudah gila, Chloe!"

Sebuah tamparan langsung mendarat di wajah cantiknya hingga wanita itu kembali tersungkur ke belakang. Bibirnya bergetar menahan tangis, Kenneth jadi sedikit bingung melihatnya.

"Kenapa kau jadi marah, Ken? Apa kau tidak mengingat bagaimana selama ini kita membangun cinta? Aku kembali karena berpikir kau merindukanku, ternyata aku salah!"

Tangan kekar Kenneth mencengkeram rahang 'Chloe' begitu kuat. "Tentu saja kau salah. Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu setelah melakukan banyak kesalahan?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status