Share

Bab 121. Khawatir

Seperti terkena sambaran petir, Zayyan dan Zea sontak terdiam ketika mendengar penjelasan Erwin dan Sean. Kedua orang itu saling menggengam tangan untuk menguatkan satu sama lain. Bahkan tanpa malu dan tanpa permisi air mata mengalir di pipi Zea. Sungguh, dia benar-benar tidak mampu melihat wajah putri kecilnya. Wajah kesakitan dan tubuhnya harus disiksa oleh jarum-jarum kejam dan ganas yang menancap di bagian tubuhnya.

"Tumor ini terbilang jinak dan perkembangannya cukup cepat," sambung Erwin.

"Apa putriku bisa sembuh, Win?" tanya Zayyan.

"Bisa. Tapi, Ziva harus melewati beberapa proses perawatan yang panjang. Mungkin itu akan sedikit menyakiti dirinya," sambung Erwin yang kembali menjelaskan kondisi Ziva kecil.

Tanpa Zayyan sadari air mata jatuh di pipi tampannya. Dadanya berdenyut sakit ketika membayangkan tubuh kecil Ziva yang disiksa oleh penyakit mematikan itu.

Zayyan dan Zea kembali ke ruangna rawat inap Ziva. Di sana tampak gadis kecil itu bermain dengan kedua kakaknya. Di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status