Share

Bab 122. Cemburu

Setelah menjalani beberapa perawatan dan kemoterapi, kondisi Ziva lumayan membaik. Gadis kecil itu sudah bisa bermain bersama kedua kakak kembarnya.

"Daddy, Ziva mau pulang!" renggeknya manja.

Rumah sakit adalah tempat paling menyeramkan bagi anak-anak sepertinya. Apalagi disiksa oleh banyaknya jarum suntik yang masuk ke beberapa bagian tubuhnya. Rasanya Ziva tidak sanggup dan ingin segera pulang saja.

"Iya, Sayang. Kita pulang." Kini Zayyan merasa hidupnya berada di ambang maut. Melihat anak perempuannya yang terus saja merenggek kesakitan, seperti menusukkan belati tersendiri di dalam rongga hatinya.

Hari ini Ziva memang sudah diperbolehkan pulang oleh Erwin dan Sean. Gadis kecil itu nanti akan menjalani beberapa perawatan lagi karena ada tumor kecil yang tumbuh di dadanya.

Zayyan dan Zea duduk berdampingan di dalam mobil. Sedangkan Ziva berada di tengah kedua orang tuanya. Gadis kecil itu terus berceloteh bahagia karena akhirnya memiliki orang tua yang lengkap seperti teman-te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status