Share

Istri Palsu sang Milyarder
Istri Palsu sang Milyarder
Author: Hervina Nataya

1. Hilang

last update Last Updated: 2022-03-21 01:21:31

Langit sepekat jelaga dengan suara guntur yang menggelegar. Sesosok pria berlari terseok dibawah guyuran air hujan yang sangat deras. Ia berhenti berlari dengan badan membungkuk dan napas terengah.  Berkali, diusapnya dengan kasar wajah dan kepala yang basah oleh air hujan.

Bahkan air matanya yang luruh dengan deras tak terlihat karena tersamar oleh derasnya air yang turun dari langit siang itu.

Dari arah belakang, sebuah mobil meluncur dengan kecepatan tinggi dan berhenti tepat dihadapan lelaki muda  yang akhirnya memutuskan meluruhkan tubuhnya di tanah. Pintu mobil terbuka dan keluarlah seorang gadis cantik nan seksi. Ia menghampiri lelaki itu dengan menarik kasar lengannya.

"Bangun, Angga! Jangan jadi pengecut!" teriaknya di antara desau angin dan suara air yang seperti tumpah dari langit.

Lelaki muda itu menatapnya dengan nanar. Matanya yang merah dengan wajah sendu, membuat si wanita semakin muak.

"Jika kau tetap seperti ini, aku akan pergi selamanya darimu dan benar-benar akan memilih Kaindra!" ancamnya yang langsung membuat lelaki itu menegakkan punggungnya.

Angga menatap tajam dan dingin pada wanita itu. Perubahan raut wajahnya, membuat si wanita terkikik senang. 

"Bagus seperti itu. Cepatlah masuk ke dalam mobil dan kita pergi."

Lelaki itu segera berdiri dan masuk ke dalam mobil dengan tubuh kuyup.

Kemudian mobil berwarna merah klasik itu segera meluncur pergi. 

"Harusnya kau bunuh saja Papa," sungut si wanita dengan pandangan lurus ke depan.

"Dia menyiksaku lagi," lirih Angga dengan suara dingin yang bergetar.

"Yeah. Dan untung aku segera menemukanmu. Aku benci melihatmu lemah. Jangan pernah lagi kembali menjadi Davin, atau aku akan benar-benar pergi darimu." Wanita itu menoleh dengan tatapan menusuk ke arah Angga.

Pria itu membalas tatapannya dengan menyeringai, "tidak akan. Karena aku mencintaimu … Avena Elisabeth."

***

Suara ketukan pintu terdengar nyaring membuat Seno mendesah kesal. Ia melepas kuluman bibirnya pada sebuah gundukan kenyal  yang indah. Pria paruh baya itu memberi isyarat menggunakan matanya pada si wanita agar ia turun ke bawah, ke arah selangkangannya. 

"Masuk," serunya dengan suara serak.

Seorang pria dengan tubuh kekar berotot dengan tato memenuhi tangan, masuk dan berdiri di hadapannya. "Tuan … ada kabar dari kediaman keluarga Mahendra. Nona Vena menghilang sudah dua hari ini," ucapnya sontak membuat Seno terperanjat.

Pria paruh baya itu berdiri dan melepaskan kenikmatan kuluman bibir sexy si wanita dengan gusar. "Apa maksudmu Vena hilang?!"

"Dua hari yang lalu, Nona Vena hanya pamit pada Tuan Mahendra untuk pergi shopping ke mall. Tapi, ternyata ia tak kembali hingga detik ini. Tentu saja semua orang sudah mencarinya. Dan menurut kabar, Tuan Kaindra sudah melaporkannya ke pihak berwajib," pungkas Jalu--tangan kanan Tuan Seno.

Pria paruh baya itu menaikkan celananya dan membenarkan letak ritsleting, lalu berjalan keluar ruangan dengan diikuti oleh Jalu.

"Perintahkan semua anak buahmu untuk menemukan anak itu," perintahnya. Lalu ia berteriak nyaring,  "Davin! Di mana kamu!" teriaknya dengan kepala menatap ke arah lantai atas.

"Davin!"

Tidak lama kemudian, seorang pemuda tampan datang tergopoh menuruni tangga.

"Iya, Pa."

"Ada tugas untukmu, Nak. Pergilah bersama Jalu untuk mencari Adikmu, Vena."

Pemuda itu membelalakkan matanya dengan wajah tertegun. "A-apa, Pa? Kenapa Vena?"

"Anak itu hilang. Dan hanya kamu yang tahu di mana tempat favoritnya, juga siapa teman-temannya selama ini. Pergilah kalian secepatnya," ucap Tuan Seno dijawab anggukan oleh Jalu.

"Baik, Pa. Tapi, aku ganti baju dulu," ujar Davin dan hendak pergi naik lagi ke atas. Namun, ia urungkan karena terdengar teriakan marah sang Papa.

"Apa pakaian yang kau pakai sekarang tidak pantas hanya untuk mencari Vena! Pergi sekarang juga, Davin!"

Davin hanya mengangguk cepat dan segera beranjak pergi dari tempat itu diikuti Jalu. Mereka masuk ke dalam mobil dan meluncur pergi membelah kota Jakarta.

Lelaki muda itu mendesah kasar dengan menyandarkan tubuhnya pada jok mobil. Sedangkan Jalu yang duduk di depan, disamping sopir sibuk memainkan ponselnya.

"Tuan Jalu, kita mau kemana?" tanya si sopir dengan melirik laki-laki disampingnya.

"Sebentar, aku sedang memerintahkan anak buahku untuk ikut mencari," sahutnya lalu sibuk menelepon.

Setelah selesai, ia memutar tubuhnya ke belakang dan menghadap pada Davin yang masih bersandar dengan lesu.

"Tuan muda, dimana tujuan kita pertama agar bisa menemukan Nona Vena?"

Davin memalingkan wajahnya dari jendela kaca, lalu menatap Jalu dengan menyeringai. "Mana aku tahu. Sejak dia menikah, aku tidak tahu kemana saja dia pergi. Kenapa kau tidak tanya saja pada suaminya, si Kaindra yang sok berkuasa itu!" ketusnya dengan wajah datar.

Jalu menghela napas kasar dan memutar tubuhnya lagi ke arah depan. Ingin sekali ia memaki, tapi akan sangat percuma karena majikan mudanya ini sangat berbeda.

"Dan satu lagi, Jalu. Jangan pernah panggil gue Davin!" teriaknya dengan mata memerah dan rahang mengeras.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Palsu sang Milyarder   106. Akhir dari segalanya

    Empat tahun kemudian."Ah … terimakasih. Ini bagus sekali. Tidak menyangka bertemu dengan orang Indonesia yang menjadi seniman jalanan." Seorang gadis tertawa senang melihat hasil lukisan dengan latar menara Eiffel.Gadis itu menyodorkan selembar uang kertas euro, namun ditolak oleh pria itu. "Tidak. Terimakasih. Itu untuk kenang-kenangan kamu saja," balasnya datar tanpa senyum."Oke, tampan. Siapa namamu? Kelak kita akan ketemu di Indonesia."Pria itu hanya diam sambil sibuk membereskan peralatan gambarnya lalu pergi sengan tak acuh membuat dua gadis yang baru saja di lukisnya termangu.Ia berjalan dengan menenteng kotak peralatan gambar menuju ke sebuah apartemen. Ia masuk ke sebuah lift dan naik ke dalam.Tidak berapa lama, ia membuka sebuah pintu dan yang terhidu hidungnya pertama adalah bau telur goreng."Pas sekali Tuan pulang saat makan siang," teriak Randy."Apa kamu tidak bisa memasak selain telur?" ketusnya sambil menyeduh secangkir cappucino.Randy tertawa kecil dan menghi

  • Istri Palsu sang Milyarder   105. Perjalanan hidup

    Dua pria paruh baya yang dulu pernah mempunyai masa lalu kelam itu duduk saling berhadapan. Pria dengan setelan jas dan terlihat mewah juga berkelas, memandang datar pada pria dengan seragam biru dan ada nomer identitas itu."Apa kabar Seno?""Seperti yang kamu lihat, Dhanu.""Apa yang akan kamu bicarakan padaku?" tanya Dhanu langsung tanpa basa-basi."Kamu tahu bahwa aku telah kehilangan segalanya. Juga kehilangan putra semata wayang ku. Aku di sini tidak akan mengemis padamu atau berharap belas kasihanmu. Tidak Dhanu. Namun … aku hanya ingi kamu tahu tentang putramu. Aku ingin kamu tahu, sebelum kematian merenggut ku.""Apa maksudmu Seno? Putraku siapa?"Pria itu terkekeh. "Tentu saja Elmer. Putra bungsumu itu yang juga telah membunuh putraku, Davin.""Ada apa dengan putraku Elmer?""Kamu terlalu lugu selama ini, Dhanu. Jiwa psikopat dalam tubuh putramu itu bukan kebetulan. Tapi, semua itu ada yang mengendalikan.""Seno, apa maksudmu? Bicaralah yang jelas!" Tuan Dhanu mulai terpanci

  • Istri Palsu sang Milyarder   104. Surat untuk Kaindra

    "Apa yang membuatmu jadi seperti ini?""Aku tidak tahu. Yang aku tahu, iblis itu telah berhasil menguasaiku.""Kamu bisa mengendalikannya. Kamu masih punya sisi baik jauh dari dalam jiwamu.""Tidak. Aku sudah mencoba dengan sekuat tenaga, tapi hanya kehancuran yang aku berikan pada orang-orang terdekat ku.""Tidak kah kamu tahu, hidup wanita itu hancur?""Aku tahu dan aku lebih hancur darinya. Tapi, paling tidak, aku tidak melihatnya menangis lagi di depan mataku. Karena aku benci melihatnya menangis.""Dan kamu terlalu egois. Sekarang dia tidak hanya menangis, tapi juga hancur. Kamu menghancurkannya Elmer!""Aku tahu! Aku melakukan semua ini demi kebaikannya. Meski dia hancur sekarang, tapi dia tidak akan pernah melihat wajah bengis ku. Tidak akan pernah melihat tatapan nyalangku. Dan yang pasti … aku tidak akan pernah berusaha menyakiti dan membunuhnya. Aku … aku sakit dan selalu terluka melihat sorot ketakutan dan cemas di matanya. Lebih baik aku hidup sendiri dengan cintaku. Cinta

  • Istri Palsu sang Milyarder   103. Kabar bahagia dan buruk

    Tuan Dhanu dan Nyonya Merry menyambut kedatangan Alena dengan hangat. Meski mereka kaget kenapa tiba-tiba menantunya ini datang tiba-tiba. Firasat Tuan Dhanu sudah tidak enak dengan kedatangan Lena yang sendiri.Namun, akhirnya ia mengerti setelah Doni menceritakan semuanya."Jadi Elmer hampir membunuh Lena?" Kaindra termangu dengan gusar."Ini yang papi takutkan selama ini. Elmer bisa sewaktu-waktu menyakiti istrinya. Doni … apa menurutmu yang membuat Elmer menjadi beringas seperti itu? Kamu dan Randy yang setiap hari bersamanya."Doni meneguk ludahnya. "Menurut saya dan Randy, penyebabnya adalah ketika Tuan Elmer melihat makam Sonya. Dendam dan sakit hati yang sudah lama terpupuk pada wanita itu dan belum sempat di tuntaskan menjadi penyebabnya. Selama bersama Nyonya Alena, Tuan bisa melupakan wanita itu, karena Nyonya Lena selalu mengalihkan perhatiannya dan selalu membuatnya bahagia.Tapi, karena kejadian itu. Kejadian penyekapan dan penyiksaan terhadap Nyonya Lena dan akhirnya be

  • Istri Palsu sang Milyarder   102. Rasa

    Langit sepertinya mengerti perasaan dua anak manusia yang sedang gundah. Ia menurunkan hujannya di siang itu.Rumah yang sebelumnya terlihat ceria karena selalu terdengar senda gurau dan tawa membahana dari kamar sang majikan, kini semuanya terasa senyap.Elmer termangu memandangi tetesan hujan di luar sana melalui jendela kamar Randy. Hatinya sakit dan terluka mengingat kejadian tadi malam. Entah apa yang terjadi padanya. Kenapa kini, ia merasa sisi gelap dalam jiwanya semakin besar dan tak dapat ia kendalikan.Sejak saat itu. Saat ia melihat makam Sonya dan ingin membongkar makamnya dan mencabik-cabik mayatnya yang mungkin sudah menjadi belulang.Sejak saat itu. Saat ia mencekik Vena dan akan membunuhnya kalau tidak di halangi oleh Lena, istrinya.Ia merasa sangat benci pada Lena saat itu karena menghalanginya untuk membunuh Vena. Sisi gelap jiwanya seakan memberontak dan ingin memberi pelajaran pada Lena. Ia ingin Lena tahu, betapa sakit hatinya pada kembarannya itu. Dan ia tidak m

  • Istri Palsu sang Milyarder   101. Kenapa Elmer?

    Lena menggeliat karena ia merasa kedinginan. Saat membuka mata, ia tak menemukan Elmer memeluknya seperti biasa. Bahkan suaminya itu juga tidak menyelimutinya sama sekali. Ia beringsut bangun dan mengedarkan pandang ke sekeliling kamar dengan pencahayaan temaram itu.Ia sangat terkejut ketika melihat Elmer duduk diam di sofa. Lena segera mengenakan pakaiannya dan mendekati suaminya."Sayang … kenapa kamu tidak tidur?"Elmer diam tak menjawab. Matanya kosong menatap ke depan."Elmer …." Lena semakin mendekatinya dan kini ia dapat melihat dengan jelas wajah Elmer yang beringas. Ia tersentak dan menelan ludah. *Elmer … sayang." Lena mengulurkan jemarinya perlahan untuk mengusap wajahnya. Namun, laki-laki itu tetap diam dengan raut masih menakutkan.Lena duduk di samping Elmer dan memeluknya. Ia tidak tahu kenapa wajah suaminya kembali seperti itu, karena selama dua hari setelah kejadian di rumah Gurat, Elmer sudah baik-baik saja. Bahkan mereka baru saja mengalami pelepasan hingga tiga k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status