Home / Thriller / Istri Palsu sang Milyarder / 10. Saat berada dalam kamar

Share

10. Saat berada dalam kamar

last update Last Updated: 2022-03-25 14:15:10

"Putraku tersayang sudah pulang? Kemarilah cepat, duduk dan makan," ujar Nyonya Merry dengan riang.

"Aku sudah makan tadi di kantor, Mi," jawab lelaki itu dengan duduk disamping Lena.

Jantung gadis itu berdegup kencang, tangannya gemetar dan berkeringat. Ia tidak berani menoleh pada lelaki disampingnya.

"Kamu sudah pulang," tanya lelaki itu datar dengan menatap tajam ke arah Lena, saat gadis itu menoleh padanya.

Lena  tertegun saat menyadari betapa tampan Kakak iparnya ini. Namun, mendadak Lena merasa ketakutan dengan tatapannya yang tajam dan dingin, seakan menelanjangi seluruh tubuh Lena.

"I-iya," jawabnya gugup.

Kaindra tertawa garing kemudian beralih pada Ayahnya. Mereka membicarakan bisnis tanpa sedikitpun Kaindra peduli pada Lena yang duduk dengan gemetar dan gugup disampingnya.

Makan malam itu sangat lama dan membosankan menurut Lena. Karena ia hanya diam mendengarkan, tidak tahu apa yang mereka semua bicarakan. Mungkin di ruang makan itu hanya dirinya dan Elmer, yang tidak mengeluarkan sepatah kata pun dan hanya menikmati makan malam mereka dalam diam.

Hujan di luar semakin deras dengan angin bertiup kencang. Namun, cuaca di luar tidak sedikit pun mempengaruhi keluarga milyader ini. Lena teringat akan rumahnya di Purworejo. Saat hujan seperti ini, pasti ada beberapa atap genteng yang bocor. Dan ia akan selalu menjerit ketakutan saat suara petir menyambar. 

Saat-saat seperti itu, biasanya Arman akan menggodanya dengan suara bunyi-bunyian untuk menakuti adiknya. Apalagi jika listrik padam, maka Arman semakin senang menjahili Lena. Tiba-tiba saja matanya berkabut. Ada yang menusuk dalam relung hatinya. 

"Vena … apakah jadi rencamu untuk mempunyai sebuah butik?" Tuan Dhanu tiba-tiba bertanya padanya yang seketika membuat ia terkejut dan gugup.

"I-iya. Gimana, Pi? Aku belum memikirkannya lagi." Wajah Lena pucat dengan pertanyaan Tuan Dhanu. Rasanya ia ingin berlari pergi dari meja makan, saat semua pasang mata menatapnya. Semua tertuju padanya, kecuali seseorang. 

Elmer.

 Pemuda itu masih saja tak acuh dan mengaduk minuman dengan sebuah pipet.

"Kamu bicarakan lagi dengan Kaindra nanti. Bukankah kamu ingin punya kesibukan, Nak?" 

"Nanti kita bicarakan lagi, Pi. Lagipula itu masih sekedar wacana. Papi tenang saja," sahut Kaindra.

Lena menghela napas lega dengan jawaban pria itu. Bagaimana pun, ia tidak tahu sama sekali dengan rencana Vena tentang butik. Dan kemungkinan besar, Davin sendiri juga tidak mengetahuinya, karena kemarin Kakak sepupunya itu tidak menyebutkan sama sekali tentang rencana butik Vena.

"Baguslah, jika Papi memberikannya kesibukan. Jadi kerjaan dia ga cuma menghamburkan uang saja," sindir Electra dengan melirik sinis padanya.

"Tapi, sebuah butik juga menghabiskan biaya besar. Enak sekali jadi menantu di rumah ini," timpal Nyonya Merry terlihat sekali benci.

"Sudah-sudah. Kalau hanya untuk sebuah butik, dana yang dikeluarkan tidak seberapa. Kamu bisa memilikinya, Nak. Tinggal katakan saja pada Papi," ujar pria paruh baya itu tersenyum hangat.

Lena tersenyum dan mengangguk. Ia tidak tahu harus bicara apa.

Akhirnya acara makan malam yang begitu panjang dan melelahkan bagi Lena berakhir. Mereka semua meninggalkan meja makan. Begitupun dengan Lena. Namun, sesaat ia mulai teringat akan Kaindra yang tadi duduk disampingnya dan sekarang menghilang. Kemana laki-laki itu? Apakah sudah kembali ke kamar? Jika iya, apa yang akan ia lakukan? 

Lena merasa gamang dan takut. Apa kebiasaan Vena saat berada dalam kamar bersama suaminya? Keringat dingin mulai membanjiri punggungnya.

Saat perasaan was-was seperti itu, tiba-tiba Kaindra muncul dari belakangnya dengan berdehem keras membuat Lena terlonjak kaget.

Setelah membuat kaget gadis itu Kaindra berjalan mendahului Lena dengan tak acuh menuju kamar dengan cepat hingga membuat gadis itu tertegun. Di luar hujan deras masih turun disertai petir yang menggelegar.

Merasa tidak ada pilihan, akhirnya Alena memutuskan masuk ke dalam kamar dengan gugup dan cemas. Terlihat Kaindra sedang melepas celana dan pakaiannya. Lena tertegun dan segera memutar tubuhnya mencari kesibukan dengan membenarkan letak sprei pada ranjang agat tidak melihat tubuh kakak iparnya.

Kaindra  tak acuh pada Lena dan segera masuk ke dalam kamar mandi. Gadis itu menarik napas lega. Setidaknya Kai bersikap datar padanya untuk saat ini. Ia duduk di tepi ranjang dan tiba-tiba terlonjak kaget saat menyadari harus tidur di mana nanti. Ia bergidik ngeri saat membayangkan harus tidur satu ranjang dengan Kakak iparnya. Bagaimana jika nanti Kai mulai nakal seperti cerita novel dewasa yang pernah ia baca?

Bagaimana jika nanti Kakak iparnya itu meminta 'jatah' karena mengira ia adalah Vena?

Gadis itu mulai panik. Ia berjalan mondar-mandir dengan kalut hingga tidak menyadari jika Kai sudah berdiri dihadapannya dan memperhatikan sikapnya.

Bug!

Tiba-tiba tidak sengaja, Lena menabrak tubuh Kaindra yang berdiri dengan dingin. Sepersekian detik mata mereka saling menatap, hingga kemudian Lena memalingkan wajahnya melihat Kai yang bertelanjang dada dan hanya memakai handuk, yang menutupi hanya bagian bawah pria itu.

"Kamu takut melihat tubuhku karena di Perancis sana banyak lelaki muda yang lebih sexy dariku?" Kaindra menatapnya tajam. Raut wajahnya dingin seperti gumpalan es.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Palsu sang Milyarder   106. Akhir dari segalanya

    Empat tahun kemudian."Ah … terimakasih. Ini bagus sekali. Tidak menyangka bertemu dengan orang Indonesia yang menjadi seniman jalanan." Seorang gadis tertawa senang melihat hasil lukisan dengan latar menara Eiffel.Gadis itu menyodorkan selembar uang kertas euro, namun ditolak oleh pria itu. "Tidak. Terimakasih. Itu untuk kenang-kenangan kamu saja," balasnya datar tanpa senyum."Oke, tampan. Siapa namamu? Kelak kita akan ketemu di Indonesia."Pria itu hanya diam sambil sibuk membereskan peralatan gambarnya lalu pergi sengan tak acuh membuat dua gadis yang baru saja di lukisnya termangu.Ia berjalan dengan menenteng kotak peralatan gambar menuju ke sebuah apartemen. Ia masuk ke sebuah lift dan naik ke dalam.Tidak berapa lama, ia membuka sebuah pintu dan yang terhidu hidungnya pertama adalah bau telur goreng."Pas sekali Tuan pulang saat makan siang," teriak Randy."Apa kamu tidak bisa memasak selain telur?" ketusnya sambil menyeduh secangkir cappucino.Randy tertawa kecil dan menghi

  • Istri Palsu sang Milyarder   105. Perjalanan hidup

    Dua pria paruh baya yang dulu pernah mempunyai masa lalu kelam itu duduk saling berhadapan. Pria dengan setelan jas dan terlihat mewah juga berkelas, memandang datar pada pria dengan seragam biru dan ada nomer identitas itu."Apa kabar Seno?""Seperti yang kamu lihat, Dhanu.""Apa yang akan kamu bicarakan padaku?" tanya Dhanu langsung tanpa basa-basi."Kamu tahu bahwa aku telah kehilangan segalanya. Juga kehilangan putra semata wayang ku. Aku di sini tidak akan mengemis padamu atau berharap belas kasihanmu. Tidak Dhanu. Namun … aku hanya ingi kamu tahu tentang putramu. Aku ingin kamu tahu, sebelum kematian merenggut ku.""Apa maksudmu Seno? Putraku siapa?"Pria itu terkekeh. "Tentu saja Elmer. Putra bungsumu itu yang juga telah membunuh putraku, Davin.""Ada apa dengan putraku Elmer?""Kamu terlalu lugu selama ini, Dhanu. Jiwa psikopat dalam tubuh putramu itu bukan kebetulan. Tapi, semua itu ada yang mengendalikan.""Seno, apa maksudmu? Bicaralah yang jelas!" Tuan Dhanu mulai terpanci

  • Istri Palsu sang Milyarder   104. Surat untuk Kaindra

    "Apa yang membuatmu jadi seperti ini?""Aku tidak tahu. Yang aku tahu, iblis itu telah berhasil menguasaiku.""Kamu bisa mengendalikannya. Kamu masih punya sisi baik jauh dari dalam jiwamu.""Tidak. Aku sudah mencoba dengan sekuat tenaga, tapi hanya kehancuran yang aku berikan pada orang-orang terdekat ku.""Tidak kah kamu tahu, hidup wanita itu hancur?""Aku tahu dan aku lebih hancur darinya. Tapi, paling tidak, aku tidak melihatnya menangis lagi di depan mataku. Karena aku benci melihatnya menangis.""Dan kamu terlalu egois. Sekarang dia tidak hanya menangis, tapi juga hancur. Kamu menghancurkannya Elmer!""Aku tahu! Aku melakukan semua ini demi kebaikannya. Meski dia hancur sekarang, tapi dia tidak akan pernah melihat wajah bengis ku. Tidak akan pernah melihat tatapan nyalangku. Dan yang pasti … aku tidak akan pernah berusaha menyakiti dan membunuhnya. Aku … aku sakit dan selalu terluka melihat sorot ketakutan dan cemas di matanya. Lebih baik aku hidup sendiri dengan cintaku. Cinta

  • Istri Palsu sang Milyarder   103. Kabar bahagia dan buruk

    Tuan Dhanu dan Nyonya Merry menyambut kedatangan Alena dengan hangat. Meski mereka kaget kenapa tiba-tiba menantunya ini datang tiba-tiba. Firasat Tuan Dhanu sudah tidak enak dengan kedatangan Lena yang sendiri.Namun, akhirnya ia mengerti setelah Doni menceritakan semuanya."Jadi Elmer hampir membunuh Lena?" Kaindra termangu dengan gusar."Ini yang papi takutkan selama ini. Elmer bisa sewaktu-waktu menyakiti istrinya. Doni … apa menurutmu yang membuat Elmer menjadi beringas seperti itu? Kamu dan Randy yang setiap hari bersamanya."Doni meneguk ludahnya. "Menurut saya dan Randy, penyebabnya adalah ketika Tuan Elmer melihat makam Sonya. Dendam dan sakit hati yang sudah lama terpupuk pada wanita itu dan belum sempat di tuntaskan menjadi penyebabnya. Selama bersama Nyonya Alena, Tuan bisa melupakan wanita itu, karena Nyonya Lena selalu mengalihkan perhatiannya dan selalu membuatnya bahagia.Tapi, karena kejadian itu. Kejadian penyekapan dan penyiksaan terhadap Nyonya Lena dan akhirnya be

  • Istri Palsu sang Milyarder   102. Rasa

    Langit sepertinya mengerti perasaan dua anak manusia yang sedang gundah. Ia menurunkan hujannya di siang itu.Rumah yang sebelumnya terlihat ceria karena selalu terdengar senda gurau dan tawa membahana dari kamar sang majikan, kini semuanya terasa senyap.Elmer termangu memandangi tetesan hujan di luar sana melalui jendela kamar Randy. Hatinya sakit dan terluka mengingat kejadian tadi malam. Entah apa yang terjadi padanya. Kenapa kini, ia merasa sisi gelap dalam jiwanya semakin besar dan tak dapat ia kendalikan.Sejak saat itu. Saat ia melihat makam Sonya dan ingin membongkar makamnya dan mencabik-cabik mayatnya yang mungkin sudah menjadi belulang.Sejak saat itu. Saat ia mencekik Vena dan akan membunuhnya kalau tidak di halangi oleh Lena, istrinya.Ia merasa sangat benci pada Lena saat itu karena menghalanginya untuk membunuh Vena. Sisi gelap jiwanya seakan memberontak dan ingin memberi pelajaran pada Lena. Ia ingin Lena tahu, betapa sakit hatinya pada kembarannya itu. Dan ia tidak m

  • Istri Palsu sang Milyarder   101. Kenapa Elmer?

    Lena menggeliat karena ia merasa kedinginan. Saat membuka mata, ia tak menemukan Elmer memeluknya seperti biasa. Bahkan suaminya itu juga tidak menyelimutinya sama sekali. Ia beringsut bangun dan mengedarkan pandang ke sekeliling kamar dengan pencahayaan temaram itu.Ia sangat terkejut ketika melihat Elmer duduk diam di sofa. Lena segera mengenakan pakaiannya dan mendekati suaminya."Sayang … kenapa kamu tidak tidur?"Elmer diam tak menjawab. Matanya kosong menatap ke depan."Elmer …." Lena semakin mendekatinya dan kini ia dapat melihat dengan jelas wajah Elmer yang beringas. Ia tersentak dan menelan ludah. *Elmer … sayang." Lena mengulurkan jemarinya perlahan untuk mengusap wajahnya. Namun, laki-laki itu tetap diam dengan raut masih menakutkan.Lena duduk di samping Elmer dan memeluknya. Ia tidak tahu kenapa wajah suaminya kembali seperti itu, karena selama dua hari setelah kejadian di rumah Gurat, Elmer sudah baik-baik saja. Bahkan mereka baru saja mengalami pelepasan hingga tiga k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status