Alya merasa sedikit bertenaga setelah selesai menyantap hidangan yang di bawakan oleh Bi Inah. Dia bahkan menghabiskan semua masakan yang Bi Inah berikan. Saat dia tengah meminum air, Reno memasuki kamar mereka.
Sedangkan di rumah sakit, keadaan ibunya Alya sudah sedikit mendingan dari sebelumnya dan dia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Aryo yang mengurus semua keperluan ibunya Alya . Dia juga yang mengurus kepulangan."Maaf, Nak! Apakah kamu bisa menghubungi Alya agar dia datang ke sini?" pinta Aminah pada Aryo."Maaf Bu, aku tidak bisa melakukan itu. Majikanku hanya memerintahkan untuk mengurus semua keperluan Ibu di sini. Sekarang Ibu sudah sehat dan aku akan mengantarkan Ibu pulang ke rumah. Setelah itu aku akan pergi," jawab Aryo."Tapi Ibu ingin tahu di mana keberadaan putri Ibu. Sejak Ibu di rumah sakit hanya satu kali dia datang. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Aminah dengan heran."Maaf Bu, aku tidak bisa memberikan jawaban apapun atas pertanyaan Ibu. Karena aku tidak punya wewenang untuk menjawab semua itu," jawab Aryo.
Aminah sampai di tempat Alya bekerja. Sampai di sana, ternyata kantor sudah tutup. Hanya ada satpam yang menjaga kantor itu. Aminah langsung ingat bahwa bahwa Alya pernah mengatakan kepadanya bahwa kantornya tutup sebelum magrib.Dengan penuh harap, Aminah menghampiri satpam yang menjaga kantor tersebut."Maaf Pak, saya numpang nanya apa Bapak kenal dengan karyawan kantor ini yang bernama Alya?" tanya Aminah dengan penuh harap.Satpam itu menatap Aminah dengan heran."Maaf bu, saya giliran jadwal jaga setiap malam, jadi untuk karyawan yang bekerja di sini saya tidak mengenali mereka satu pun. Lagian, semua karyawan sudah pulang sebelum magrib tafi."Aminah terlihat gelisah. Sia-sia sudah dia datang jauh-jauh ke kantor ini hanya untuk mencari Alya."Baiklah Pak, terima kasih banyak. Kalau begi
"Hari ini akan ada pertemuan yang sangat penting di kantor. Jika kerjasama itu berhasil maka Perusahaan kita akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar," ucap Reno."Semoga kamu berhasil, ya? Papa selalu yakin dengan apapun yang kamu putuskan. Sekarang ini perusahaan itu ada di bawah kendalimu. Papa harap kamu bisa membuat perusahaan itu lebih maju daripada saat di bawah pimpinan papa."Gunawan sangat yakin pada Reno. Semenjak Reno menjadi CEO di perusahaan itu, pekerjaan Gunawan semakin ringan dia menyerahkan semua keputusan kepada Reno sedangkan dia hanya memantau ataupun memberikan saran jika Reno meminta pendapatnya. Gunawan sudah sangat yakin pada kemampuan putranya itu. Buktinya, setelah dua tahun Reno menjadi CEO di perusahaan itu kemajuannya sangat pesat sekali dibandingkan saat Gunawan yang memimpin perusahaan itu."Mulai hari ini, Papa tidak akan ke kantor lagi. Semuanya kamu yang
Reno langsung memanggil salah satu satpam yang berdiri tak jauh darinya."Ada apa ini? Kenapa ada keributan di sini?" tanya Reno dengan raut wajah marah."Maaf Tuan Muda, saya tidak tahu sebabnya. Saya akan segera mencari tahu," jawab satpam itu lalu membungkuk hormat dan berjalan cepat menuju temannya yang tengah berbicara dengan Aminah.Sepertinya, satpam yang tengah bersitegang dengan Aminah tidak menyadari kehadiran Reno sedikitpun."Hei, ada apa ini? Apa kamu tidak lihat Tuan Muda sudah datang?" hardik satpam itu pada satpam yang berbicara dengan Aminah.Sontak satpam yang berdiri di depan Aminah, segera membalikkan badan dan membungkuk hormat pada Reno yang berdiri tidak jauh dari mereka.Saat mendengar mereka menyebut nama Tuan Muda, Aminah langsung menatap Reno yang tengah berdiri tid
Setelah memastikan Ibu Aminah pergi, Aryo segera kembali memasuki gedung kantor. Dan lansung menuju ruang kerja Reno."Permisi, Tuan Muda!" sapa Aryo pada Reno yang tengah asyik bekerja.Melihat kedatangan Aryo, Reno langsung melemparkan sebuah asbak rokok yang terbuat dari kayu kepada Aryo. Lemparan itu tepat mengenai lengan Aryo lalu jatuh di lantai. Aryo lalu meringis kesakitan."Apa saja kerjamu, hah?" hardik Reno dengan emosi pada Aryo. Kilatan kemarahan tergambar jelas dari pancaran mata Reno. Rahangnya ikut mengeras karena kesal dengan kinerja Aryo."Maaf, Tuan Muda! Saya sudah membereskan semuanya!" ucap Aryo dengan wajah menunduk."Aku sudah mengatakan padamu, untuk mengurus Ibunya Alya, lalu kenapa dia sampai datang ke kantor ini, hah!""Mungkin dia mengetahui pernikahan Tuan Muda dari berita yang
Reno memasuki kamar tidur mereka. Di sana, dia mendapati Alya tengah berganti pakaian. Baju yang Alya gunakan terlihat sangat pas di tubuh Aya. Dengan warna maroon yang sangat kontras dengan kulit Alya yang putih bersih.Memperlihatkan keindahan setengah paha Alya yang sangat mulus. Membentuk sempurna bokong Alya yang padat dan kencang. Baju yang hanya memiliki satu penyangga di bahu Alya, sedangkan bahu yang lainnya di biarkan terbuka dengan indah. Baju pilihan Alya cukup membuat Reno terpana.Kecantikan Alya sedikit menghipnotis Reno. Dia bahkan terdiam cukup lama saat melihat keindahan itu ada di hadapannya. Reno menelan salivanya dengan perlahan. Penampilan Alya kali ini sungguh membuatnya ingin menarik tubuh cantik itu bergulat di atas ranjang.Tapi, buru-buru dia tepis keinginan itu. Karena sesuai perjanjian, makam malam itu akan segera di laksanakan. Dia tak ingin membua
"Maksud, Mas?" tanya Alya. Jantung Alya berdebar tak karuan. Wajah serta bibir Reno sangat dekat padanya. Alya merasakan debaran jantungnya jadi tak beraturan.Dengan perlahan, Reno mendekatkan bibirnya pada Alya. Lalu melumat dengan rakus bibir Alya. Sedangkan tangannya mulai bergerak lincah di atas bukit kembar milik Alya.Mendapat serangan tiba-tiba dari Reno, Alya langsung kelabakan. Dia merasakan sentuhan bibir Reno di dalam rongga mulutnya. Tanpa sadar dia memegang erat leher Reno. Memberikan akses yang mudah bagi Reno untuk melumat habis bibirnya.Tangan Reno menurunkan dengan perlahan sandaran kursi mobilnya. Hingga posisi Alya semakin menantang buatnya.Dengan perlahan lidah Reno mulai menjalari leher Alya yang jenjang. Alya langsung menggelinjang geli menahan kenikmatan yang Reno suguhkan. Tangan Reno mengeluarkan bukit kembar milik Alya dari bra yang
Di sebuah Cafe, terlihat Natasya dan Candra tengah berbincang-bincang."Untuk apa lagi kamu mencoba untuk menghubungi saya?" tanya Natasya dengan marah."Jangan marah dulu, dong!" jawab Candra."Candra, aku belum bisa memaafkan kamu, gara-gara kamu hubunganku dan Reno jadi berantakan.""Aku ke sini mau ngabarin kamu sesuatu," jawab Candra dengan acuh."Ada apalagi?" dengan suara sangat kesal Natasya bertanya kepada Candra.Gara-gara mengikuti saran dari Candra. Dia kehilangan Reno. Yang memberikan saran kepada Natasya untuk menguji kekuatan cinta Reno terhadapnya adalah Candra. Natasha yang kala itu sedang kesal kepada Reno karena Reno terlalu cuek padanya malah mengikuti saran itu.Padahal mereka akan segera menikah. Tanpa pikir panjang, Natasya menuruti semua saran yang diberikan oleh Candra tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya. Sekarang dia sangat menyesal dengan apa yang sudah dia lakukan. Reno malah menikah dengan orang lain