Beranda / Romansa / Istri Pengganti Saudara Tiri / Bab 4. Apakah kamu ingin mandi dulu?

Share

Bab 4. Apakah kamu ingin mandi dulu?

Penulis: Kadalijo22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 22:27:52

Melihat kerutan di wajah Stella, Dirga mengikuti tatapannya dan melihat jam tangannya. Beberapa saat kemudian, Dirga menyadari apa yang sedang dipikirkan Stella. "Ini barang tiruan yang kupinjam dari temanku. Biasanya aku memakainya agar terlihat keren, tetapi tidak menyangka kalau kau akan segera menyadarinya." Bisiknya ke telinga Stella.

Dirga melepas jam tangan itu dan langsung memasukan ke dalam sakunya.

"Kelihatannya asli." gumam Stella. Lalu Stella tersenyum dan bergerak mundur untuk menutupi telingannya yang memerah.

Dirga mencondongkan tubuhnya lebih dekat, dan Stella dapat merasakan nafas Dirga berhembus di telinga ketika dia berbicara.

Saat Stella sedang memikirkan perkataan Dirga, dia menyadari bahwa wajar bagi pria seperti Dirga untuk memiliki teman jalanan yang menjual barang palsu.

Stella menghela nafas lega. Sebelumnya Stella panik, mengira Dirga telah melakukan sesuatu yang ilegal untuk meraup untung yang besar.

Dirga mengernyitkan alisnya. Dia pernah mendengar bahwa putri Keluarga Lind itu punya beberapa pacar dan sering bergaul dengan pria yang berbeda-beda. Tapi sikap malu-malu dari gadis yang ada disampingnya ini tampaknya berbeda dengan rumor yang pernah dia dengar.

"Pengantin pria sudah datang. Mengapa pernikahannya belum di mulai?" tanya suara lembut seorang wanita.

Rebecca menyeringai dan melangkah maju, memegang lengan pacarnya, lalu berkata, "Karena mempelai pria sudah datang, izinkan aku memperkenalkan pacarku padamu." Rebecca dengan sengaja meninggikan suaranya, "Ini David Carter, putra tertua Keluarga Carter. Kita sekarang adalah keluarga. Aku dan David akan membantu kalian di masa depan." Ucap Rebecca pada Dirga dan Stella.

Dirga buru-buru menundukan kepalanya. Dia terlalu malu untuk menatap wajah Stella.

Ketika dia melihat David datang bersama Rebecca, dia sudah tidak merasakan apa-apa lagi. Jadi Stella berpura-pura bahwa itu adalah pertama kalinya mereka bertemu dan berkomentar ringan. "Perkenalan yang bagus, Rebecca. Tapi pacarmu yang kulihat saat ini sepertinya berbeda dari yang kulihat minggu lalu. Aku ingin tahu apakah kau akan bersamanya minggu depan."

Mendengar itu, senyum pura-pura David langsung berubah kaku.

Sambil tersenyum malu, Rebecca kemudian menatap Stella dengan tatapan membunuh dan segera mengganti topik pembicaraan. "Ngomong-ngomong kalau kamu mau, aku bisa merekomendasikan Dirga ke perusahaan Keluarga Carter. Aku yakin mereka akan bersedia menerimannya meskipun dia tidak punya keterampilan teknis apapun. Mungkin dia bisa mengerjakan tugas-tugas seperti mengepel lantai dan membersihkan toilet. Lagipula lebih baik mempunyai pekerjaan tetap daripada berkeliaran tanpa tujuan setelah menikah."

Stella melirik Dirga dengan gugup. Tanpa diduga, Dirga tampak tidak keberatan dengan kata-kata yang menghina itu. Dia hanya tersenyum hangat dan melambaikan tangannya dengan acuh tak acuh. lalu Dirga berkata, "Tidak, terima kasih. Aku lebih suka berkeliaran di luar."

Mendapat reaksi yang tidak di harapkan, wajah Rebecca berubah dan dia kembali ke tempat duduknya dengan kesal, serta menyeret David bersamanya.

Tak lama kemudian sang pendeta pun datang dan bergegas menyelesaikan upacara pernikahan.

Setelah menyelesaikan upacara pernikahan, Dirga membawa Stella kembali ke sebuah rumah kecil di pinggiran kota.

Tempat itu kecil, tua, dan kumuh, tetapi setidaknya mereka punya rumah untuk di tinggali. Rumah itu tampak kosong dan hanya berisi barang-barang kebutuhan pokok. Stella merasa barang-barang itu baru saja ditambahkan setelah acara pernikahan. Dorga adalah pria tinggi dan berotot. Tempat kecil ini entah bagaimana tampak lebih kecil lagi setelah dia masuk ke dalam rumah.

"Ini rumahku. Anggap saja seperti rumah sendiri." Ucap Dirga

Dirga berkata dengan santai, dia tidak tampak malu sedikitpun.

"Ya rumahnya memang kecil, tapi terlihat rapi. paling tidak bisa menampung kita berdua." Jawab Stella.

Stella berkata jujur. Meski rumahnya tampak kumuh, Dirga merawatnya dengan baik. Halamannya tampak rapi, dan rumahnya tampak bersih. Namun, rumah itu tidak terasa seperti rumah karena terlalu kosong, mungkin karna Dirga jarang tinggal disini.

Stella melihat sekeliling. Dia telah melihat Dirga melepas jasnya dan meletakannya di kursi kayu. Dia sedang membuka kancing kemeja putihnya. Stella menelusuri tubuhnya dan melihat otot-otot yang kencang di balik kemejanya. Aepertinya dia berolahraga secara tsratur.

Merasakan sedang ditatap oleh Stella, Dirga menoleh dan menatap mata Stella yang cemas. Lalu dia berjalan ke arah Stella dan berkata dengan perhatian, "Kau sudah sibuk seharian, apakah kau ingin mandi dulu?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Pengganti Saudara Tiri   Bab 28. Makan Besar

    "Apakah aku menganggumu? Aku akan berusaha untuk tetap tenang bila menganggumu." Ucap DirgaStella terkejut, dia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan menatap Dirga dengan tatapan minta maaf.Dirga menggelengkan kepalanya dan berjalan ke arah tempat tidur Stella. Kemudian dia duduk di atas tempat tidur sambil menyandarkan kepalanya di lengannya, lalu dia memejamkan matanya."Apa yang terjadi? Kenapa kamu terlihat begitu senang?" Tanya Dirga pada Stella."Jangan tidur di atas tempat tidurku, Dirga." Ucap Stella.Pipi Stella menggembung saat dia mencoba menarik lengan Dirga. Dirga tinggi dan berat, Stella sudah sekuat tenaga menariknya tapi Dirga tetap tidak bergeming. Akhirnya Stella menyerah dan duduk di kursi samping meja."Aku bertemu dengan seorang klien yang kaya dan dermawan. Dia meminta padaku untuk mendesain untuknya. Aku hanya tinggal menyerahkan draf dan langsung dibayar." Ucap Stella.Mendengar ucapan Stella, Dirga langsung membuka matanya dan melihat Stella b

  • Istri Pengganti Saudara Tiri   Bab 27. Klien Yang Murah Hati

    "Dua puluh ribu dollar?" Stella menatap komputernya dengan mulut yang menganga lebar. Dia segera mengetik pesan kepada klien, jari-jarinya menari-nari di atas keyboard.Ini akan menjadi klien besar pertamanya semenjak Stella lulus.Mengingat besarnya tawaran yang mereka buat, Stella menduga akan ada setumpuk instruksi ketat yang harus dia patuhi."Permisi. Bolehkah saya tahu apakah anda seorang pria atau wanita?" Tanya Stella terhadap kliennya.Situs web yang Stella gunakan berperan sebagai jembatan antara klien dan desainer lepas.Klien memiliki pilihan untuk menggunakan nama asli atau anonim, tetapi sebagian besar dari mereka menggunakan nama anonim di situs tersebut. Sebagian profil dari daftar tersebut memilih icon abu-abu default, dan sedikit susah bagi desainer mengetahui jenis kelamin klien tersebut."Pria." Jawab klien tersebut."Baiklah, Tuan. Apakah anda punya persyaratan khusus untuk desainnya?" Tanya Stella.Stella menunggu jawaban dari klien tersebut, dan mempersiapkan di

  • Istri Pengganti Saudara Tiri   Bab 26. Kekhawatiran Yang Tak Terduga

    Ekspresi wajah Dirga membuat Stella ketakutan. Jantungnya berdebar dengan kencang. Stella lali mengambil selembar tissu dan menyeka bibirnya, berpura-pura tenang sambil berkata, "Mengapa kamu menghentikanku? Aku sangat membutuhkan uang sekarang, dan aku tidak punya pilihan lain selain melakukan ini."Mata Dirga melotot karena marah. "Berapa banyak uang yang kau inginkan? Aku adalah suamimu. Jika kau sedang mengalami masalah, mengapa kau tidak mengatakannya padaku? Mengapa kau sampai melakukan hal seperti itu?"Stella kekurangan uang sejak dia masih kecil. Air mata langsung mengalir di matanya. Stella lalu menarik nafas dalam-dalam dan berkata pada Dirga. "Kita hanyala pasangan suami istri di mata dunia luar. Kamu sudah bilang bahwa kita tidak boleh ikut campur dalam urusan kita masing-masing. Apa yang membuatmu berpikir aku akan menceritakan masalahku padamu dan bahkan meminta uang kepadamu?"Kata-kata Stella membungkam Dirga. Dia lalu mengusap alisnya dan dadanya terasa sesak karena

  • Istri Pengganti Saudara Tiri   Bab 25. Uji Coba Obat

    Setelah meninggalkan rumah sakit, Stella langsung menelfon Johan Lind dan Nora Duncan. Tapi keduanya tidak ada yang menjawab telfonnya. Stella tidak punya pilihan lain selain mengunjungi rumah keluarga Lind lagi.Setibanya di rumah Keluarga Lind, Stella langsung memencet bel pintu rumah dengan tidak sabaran.Beberapa menit kemudian, seorang pembantu membuka pintu dengan sedikit kesal karena Stella telah mengganggu tidurnya. "Kamu gila? Kenapa kamu terus-terusan memencet bel pintu?" Ucap pembantu tersebut."Biarkan aku masuk! Aku sedang mencari Johan dan Nora!" Ucap Stella."Seluruh keluarga sedang berlibur ke Maladewa. Mereka tidak ada dirumah." Jawab pembantu tersebut."Kapan mereka kembali?" Tanya Stella dengan cemas.Nora mengatakan dia tidak punya uang untuk membayar kesepakatan mereka berdua setelah Stella menikah. Bagaimana bisa mereka malah pergi berlibur ke Maladewa?"Aku tidak tau. Tanya saja pada mereka!" Ucap pembantu tersebut sambil menutup pintu dengan keras.Stella mena

  • Istri Pengganti Saudara Tiri   Bab 24. Bagaimana bisa dia begitu terluka

    Apa? seratus dollar sebulan? untuk apartemen seperti ini? itu sangat tidak masuk akal. Agen properti tersebut sangat tercengang mendengar tawaran harga dari istri bossnya. Akan tetapi, apartemen ini bukanlah miliknya, jadi dia tidak bisa menentukan harga sewanya, tapi seratus dollar dengan apartemen seperti ini sangatlah murah dan tidak masuk akal."Nyonya Lester, saya terkejut mendengar tawaran anda. Namun, rumah ini bukanlah milik saya. Saya perlu menanyakan kepada pemilik rumah terlebih dahulu." ucap agen properti.Agen properti tersebut langsung berjalan keluar rumah sambil membawa telfon dengan dalih ingin menelfon pemilik rumah.Mengambil kesempatan itu, agen properti tersebut langsung berkedip ke arah bossnya untuk meminta pendapatnya. Dirga yang melihat itu langsung mengangguk tanpa ragu. Stella yang sedang menunggu merasa sedikit gugup. Bagaimanapun, tawarannya jelas tidak dapat diterima. Beberapa menit kemudian, agen properti tersebut kembali sambil tersenyum."Saya sudah

  • Istri Pengganti Saudara Tiri   Bab 23. Rumah Berhantu

    Stella sibuk setiap hari di kantor dan jarang mempunyai waktu untuk dirinya sendiri. Waktu seakan-akan berlalu begitu cepat karena Stella disibukan dengan banyak pekerjaan."Kebeteulan sekali kita bertemu disini, Stella. Bagaimana kalau kita pulang bersama." ucap Christoper yang menghentikan Stella di depan lift.Sejak Stella bekerja di Larson Group, keduanya secara kebetulan sering bertemu setiap hari setelah selesai bekerja.Kadang-kadang meskipun Stella sedang lembur, dia juga akan bertemu Christoper di perusahaan."Chris, kenapa kita sering bertemu disaat kita akan pulang kerja?" tanya Stella sambil tersenyumMasalah terbesar Stella adalah sangat sulit untuk mengatakan tidak kepada orang lain. Tepat saat itu, ponselnya berbunyi di dalam tasnya. Dia mengambilnya dan nama Dirga muncul di layar. Karena itu, Stella langsung menjawab panggilan tersebut."Ada apa?" tanya Stella."Aku menemukan sebuah rumah. Aku berada di kafe yang bersebrangan dengan kantormu. Ayo kita pergi melihat rum

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status