Share

Chapter-06

Penulis: AgathaQuiin20
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-12 11:42:59

Hari ini Adhitama sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit. Sebenarnya, belum!! Tapi Adhitama memaksa Rana untuk pulang ke rumah, dengan alasan jika Adhitama tidak betah di rumah sakit. Selain bau obat, dia juga tidak bisa tidur nyenyak. Takut-takut jika kamar sebelah meninggal, atau mendengar sirine ambulan.

"Ya ampun Ayah, begitu aja takut. Kan kita juga nantinya bakalan pulang ke pangkuan Bapa." ucap Rania.

Adhitama terkekeh. "Ya tapi kan masalahnya Ayah belum siap. Ayah masih pengen lihat putri Ayah bahagia dulu, menemukan pasangan hidupnya yang tepat. Baru Ayah bisa pulang ke pangkuan Bapa dengan damai."

Mendengar hal itu Rania pun menahan tangisannya. Dalam hati Rania berterima kasih pas Rana yang telah membantunya. Mungkin jika Rana tidak datang tepat waktu, Rania pasti akan kehilangan Adhitama. Langsung saja Rania memeluk pria tua itu dengan hangat, mengusap air matanya dengan begitu kasar. Agar orang yang dia peluk, tidak tahu jika putri kecilnya ini tengah menangis.

"Ayah bilang apa sih. Rania masih pengen ditemenin Ayah loh. Intinya, Ayah harus cepat sembuh. Ayah harus temenin Rania sampai Rania tua nanti. Ayah juga harus janji, kalau Ayah nggak akan ninggalin Rania."

Adhitama menggeleng, dia tidak bisa berjanji dengan hal ini. Karena Adhitama saja tidak tahu, usianya akan sampai mana. Hanya bisa tersenyum kecil dan mengusap puncak kepala putri kecilnya. Ya, Adhitama selalu menganggap jika Rania adalah putri kecilnya, sampai kapanpun Rania akan tetap menjadi putri kecilnya.

Selesai berpelukan, Rania segera membereskan semua pakaian Adhitama, dan dia masukkan kedalam tas. Setelah itu barulah Rania memegangi tangan Adhitama, untuk turun dari brankar.

"Kita pulang ya Yah." ucap Rania.

"Iya. Ayah udah nggak tahan lagi di rumah sakit. Baunya bikin Ayah mual."

Rania tertawa kecil, dia pun meminta Adhitama untuk duduk di kursi roda. Sayangnya, ayahnya itu keras kepala. Memilih berjalan santai dengan Rania, dibanding harus duduk di kursi roda. Lagian, Adhitama ini tidak sakit parah. Dia hanya sakit jantung saja, tidak sakit parah. Tapi tetap saja, menurut Rania itu sangat parah.

Ketika membuka pintu ruang inap Adhitama, Rania malah dikejutkan dengan Rana yang sudah berdiri di depan ruang inap ini. Tangannya hampir saja memegang gagang pintu, jika Rania tidak membukanya.

"Rana … " panggil Rania bingung. Tumben sekali dia datang ke rumah sakit? Perasaan Rania juga tidak bilang pada Rana, jika ayahnya akan pulang hari ini. "Tumben kamu kesini? Ada apa?" tanya Rania bingung.

"Abrisam ngajakin fitting baju. Kamu harus kesana, Ayah biar aku yang nganter pulang." ucap Rana.

Rania mendadak sedih, niat hati setelah pulang dari sini ingin membelikan Adhitama sepiring soto daging. Tapi yang ada Rana memintanya bertemu dengan Abrisam. Wanita itu ingin sekali menolak, namun, tatapan Rana membuat Rania mengangguk kecil. Ingat Rania!! Kamu berhutang budi atas nyawa ayahmu, jika bukan karena Rana, Ayahmu tidak akan selamat.

"Ayah pulang sama Rana ya. Nanti pas Rania pulang, Rania beliin soto dagingnya." pamit Rania.

Adhitama tersenyum, menepuk kepala Rania penuh sayang. "Iya. Ayah tunggu dirumah ya."

Setelah mengucapkan hal itu, barulah Rania pergi dari hadapan Adhitama dan juga Rana. Dia pun memesan taksi online, dan memiliki alamat fitting baju yang akan dia datangi.

Sedangkan Rana sendiri, dia pun langsung menuntun Adhitama keluar dari ruang inap, dan mengajakmu pulang ke rumah.

"Kamu kenapa sih, melakukan ini dengan kakakmu?" tanya Adhitama lembut.

Memangnya apa yang harus Rana lakukan jika bukan hal ini? Dia tidak ingin menikah, pernikahan ibu dan ayahnya membuat Rana takut. Dia takut jika suatu saat nanti dia akan ditinggalkan suaminya, atau ditinggalkan orang yang dia cintai. Rana juga tidak suka terlibat dalam komitmen, dia adalah wanita bebas, dan menikah tidak pernah terlihat di pikiran Rana. Apalagi menikah dengan orang buta, bukanlah kemauan Rana.

"Itu juga bukan kemauan kakakmu, Rana." kata Adhitama.

"Ya aku tau Ayah. Tapi aku nggak berdaya, waktu mama bilang, kalau aku harus menikah. Ayah pernikahanmu dengan mama membuatku takut. Jadi tolong, mengertilah posisiku sekarang."

Adhitama selalu tahu posisi anaknya seperti apa. Sejak dulu Rania dan juga Rana itu berbeda, Rania memiliki sikap penurut dan tidak banyak tingkah. Sedangkan Rana yang memiliki sikap pembangkang dan keras kepala. Di situ Adhitama tidak pernah menyalahkan kedua anaknya. Yang penting bagi Adhitama adalah, mereka hidup rukun dan tidak ada perselisihan diantara mereka.

Berbeda dengan Grace yang suka sekali memaksa kehendak mereka. Dia menginginkan mereka memiliki selera seperti Grace. Sedangkan Rania sendiri di ajak mewah tidak bisa. Dan Graace selalu memaksa Rana, melakukan hal yang dia inginkan. Dan menurut Rana, dia sangat tersiksa dengan hidup Grace.

Itu sebabnya Rana paling iri jika dibanding hidupnya dengan Rania. Kakaknya itu bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Sedangkan Rana tidak bisa. Semua yang Rana lakukan harus sesuai dengan kemauan Grace. Sedangkan Rania? Hidupnya sangat berbeda.

"Ya sudah ayo kita pulang. Kakakmu nanti pasti pulang cepet, beliin Ayah soto daging. Ayah harap kamu mau makan bersama dengan Ayah ya, Rana."

Rana mengangguk dia juga merindukan makan bersama dengan Adhitama dan juga Rania. Walaupun hal itu sangat jarang dilakukan. Dan Rana pun datang saat ada maunya saja, bahkan dalam satu tahun, belum tentu Rana bisa bertemu dengan Adhitama dan juna Rania. Bukan berarti Rana tidak memperhatikan mereka ya. Jika tidak ada kegiatan, atau bertengkar dengan ibunya, Rana pasti mengikuti keseharian Rania. Apapun yang dia lakukan untuk mendapatkan banyak uang. Dulu, saat Rania masih berjualan di pinggir jalan. Rana membagikan banyak uang pada orang, untuk membeli semua dagangan Rania hingga habis. Agar kakaknya itu cepat pulang ke rumah. Hidup susah membuat Rana kasihan, tapi apa boleh buat. Grace melarangnya untuk berbagi dengan Rania.

Sebelum pergi ke rumah Adhitama, Rana lebih dulu membeli banyak cemilan dan juga kebutuhan. Setelah itu barulah, mereka pulang ke rumah petak milik Adhitama. Rumah kecil, yang entah kenapa ditatap saja membuat Rana nyaman. Yang dimana sebentar lagi Rania tidak akan tinggal di rumah petak ini. meninggalkan Ayah dan juga kenangannya disini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-209

    Grace mengepalkan tangannya setelah tahu kebenarannya. Dia marah da dia murka, dia merasa dibohongi sama anak kemarin sore yang dibesarkan mati-matian. Grace berharap semuanya bisa berubah lebih baik, ternyata dia kecolongan. Ya Grace sudah tahu yang saat ini menikah dengan Abrisam adalah Rania bukan Rana. Dan wanita siaan itu malah menikmati hidup bebas nya di kanada bersama dengan pria asing yang saat ini tinggal dengannya. Yang dimana Grace sedang melakukan perjalanan bisnis ke kanada dan tak sengaja bertemu dengan mereka. Terkejut? Tentu saja iyaaa. Grace sangat terkejut dan marah pada Rana, bisa-bisanya dia kecolongan karena hal ini. Dan bodohnya Grace kenapa dia tidak curiga akan hal ini, dan kenapa juga dia tidak bisa membedakan Rania dan juga Rana. “Sial!!” umpat Grace terang-terangan.David yang di sampingnya pun mendengus. “Harusnya ini tidak menjadi masalah Grace, yang penting perusahaan ini masih berjalan dengan lancar.”Tapi tetap saja Grace

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-208

    “Waktu itu apa?” Bagas gelagapan dia pun memutar otaknya untuk mencari alasan yang tepat agar mereka tidak salah paham lagi. Hanya saja waktu itu memang membuat Bagas sedikit shock dengan pengakuan Leon. Yang dimana pria itu mengaku menyukai Rania dan mengiming-iming akan memberikan apapun yang Rania mau, dari perusahaan, rumah mewah, kehidupan yang layak dan juga apapun yang Rania inginkan. Itu bukan ketertarikan semata tapi Leon benar-benar ingin memiliki Rania seutuhnya, bukan macam Claudya yang hanya dimanfaatkan Leon untuk menghancurkan abrisam. Dan sayangnya setelah mendapatkan Claudya yang gila harta dan juga kedudukan, Leon langsung membuang Claudya begitu saja. Tapi dengan Rania … Leon sangat berbeda, benar-benar berbeda. Jika dia menginginkan Rania untuk menghancurkan Abrisam kembali itu tidak mungkin, karena menurut Bagas pria itu berubah dan berbeda. Dia tidak terobsesi meskipun dia ingin, hanya saja Leon ingin kedekatanya dengan Rania secara terang-terangan.“Maksudnya?

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-207

    Sesampainya di rumah Rania dan Abrisam masuk lebih dulu meninggalkan Kara dan juga Bagas yang sibuk mengeluarkan koper besar milik Kara. Pria itu hanya diam saja tidak mengatakan apapun semenjak Kara pulang. Dan hal itu tentu saja menambah kejengkelan Kara disini, bisa tidak ya senyum sedikit saja atau mungkin mau bilang sesuatu apa yang terjadi di masa lalu? Tidak!! Mengharapkan manusia batu bicara itu sama halnya dengan menunggu ayam beranak hingga puluhan anaknya. Setelah menurunkan kopernya, Kara lebih dulu berjalan menuju kamarnya sambil memainkan ponselnya. Sedangkan Bagas hanya bisa memperhatikan apa yang wanita itu lakukan dengan ponselnya hingga tersenyum dan tertawa. Bahkan jarinya begitu lincah membalas pesan seseorang dan kembali tersenyum. Membanting pintu kamarnya Kara terkejut bukan main, dia membalik badannya dan menatap Bagas yang sudah berdiri di depan pintu dengan tangan kekarnya. Kara menelan ludahnya, dia pun mundur beberapa langkah sampai la

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-206

    “Mulai besok antar makan siang ke kantor untukku.” kata Abrisam.Bagas menoleh menatap Rania dan tersenyum. “Aku juga mau. Boleh bawakan aku satu?” Disini Abrisam mendengus. “Kamu kan bisa beli sendiri Gas, atau nggak cari istri sana biar nggak numpang ke istri orang terus.” Tapi nyatanya dus tidak bisa memungkiri kalau masakan Rania benar-benar enak, dan membuat Bagas seolah tidak bisa berhenti untuk makan terus menerus. Jika saja ada orang yang mau memasak untuk nya mungkin juga dia tidak akan meminta Rania memasak untuk dirinya. Dia akan merepotkan istrinya terus menerus untuk menghidupi nya. Untuk saat ini tidak ada salahnya jika dia menumpang hidup pada Rania dan juga Abrisam, lagian Bagas juga sudah menganggap mereka sebagai keluarga. Jadinya … “Nggak ada!! Intinya Rana hanya boleh masak cuma untuk aku bukan untuk kamu!!” potong Abrisam cepat sebelum andai-andai Bagas selesai. Disini Rania tersenyum geli, ini hanya perkara masak memasak kenapa harus se drama ini sih? Lagian

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-205

    Rania pulang dari kantor, sedangkan Abrisam memilih untuk tetap atau di dalam kantor. Dia menunggu sesuatu yang katanya bisa membuat Abrisam bahagia. Sedangkan menurut Abrisam tidak ada yang bisa membuatnya bahagia di dunia ini kecuali Rania. Entah kenapa hanya nama itu yang terlintas dipikiran Abrisam saat ini.“Dokter bilang ada donor mata yang cocok untuk kamu.” ucap Bagas.Abrisam hanya terdiam, telinganya mendengarkan setiap kata yang muncul dari bibir Bagas. Hanya saja bukannya tidak ingin, tapi …“Kalau iya aku bisa jadwalkan operasinya.” Sekali lagi Abrisam hanya diam saja sampai Bagas menyelesaikan ucapannya. Tidak ada satu katapun yang keluar dari bibirnya kecuali tubuhnya yang tiba-tiba saja bangkit dari duduknya dan memutuskan untuk pergi. Dia akan memikirkan hal ini, bukan masalah apa hanya saja ada banyak keganjilan yang akan Abrisam selesaikan lebih dulu. Bagas yang mengetahui hal itu hanya mampu mendengus mengikuti lan

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-204

    “Selamat pagi.” sapa Rania ketika melihat Kara turun dengan wajah lelahnya.“Selamat pagi Kakak Iparku yang baik dan penuh dengan pengertian.” Rania cekikikan, dia pun meminta Kara untuk segera makan. Sebenarnya ini bukan lagi pagi, melainkan siang yang dimana Rania harus mengantar makan siang ke kantor Abrisam. Bukan untuk menyindir Kara hanya saja candaan seperti itu sering mereka lakukan berdua ketika bertemu. Kara maupun Rania tidak keberatan sama sekali, mereka malah lebih akrab dengan semua ini.“Beneran mau anter makan siang ke kantor mas Abri, Mbak?” Kara hanya memastikan, apalagi melihat dua kotak makan yang berbeda warna tapi memiliki isi yang sama. Kalau cuma untuk Abrisam terus satunya untuk siapa? Masa iya Abrisam makan sampai dua porsi?Rania mengangguk, sebentar lagi dia akan pergi. Lagian ini hanya mengantarkan makan siang, kalau Kara ingin ikut ya bisa saja. Dia akan dengan senang hati pergi bersama dengan Kara dan ada temannya. Tapi sayangnya Kara tidak ingin, dia t

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-203

    “Jadi hanya luka kecil?” tanya Abrisam.Pria itu menertawakan kebodohannya yang begitu percaya dengan apa yang ibunya katakan. Jika leher Rania hampir putus karena ulah Claudia. Dan ketika diperiksa oleh dokter memang lukanya terus mengeluarkan darah tapi tidak begitu dalam, dan tidak perlu dijahit juga. Hanya diberikan suntikan agar darahnya berhenti mengalir. Dan sudah diperban dengan baik agar cepat sembuh, dia juga diberikan obat untuk anti nyeri dan lukanya agar cepat kering. Dan menurut dokter luka ini tidak begitu serius dan tidak menyebabkan leher Rania hampir putus.“Iya, aku mau jelaskan Mami keburu teriak.” jelas Rania.“Astaga Mami … sumpah ya aku khawatir banget waktu bilang leher kamu hampir putus.” “Yang jelas kalau hal itu terjadi aku udah masuk sakaratul maut, udah mau mati tapi aku masih bisa ngomong tadi.” Abrisam tersenyum kecil sumpah Demi apapun dia begitu takut untuk kehilangan Rania. Jika suatu ketika nanti dia b

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-202

    Ya, Claudia dengan nekat menempelkan pisau tajam di leher Rania dan sesekali mengarah ke mereka. Disini semua orang terlihat panik begitu juga dengan Bagas yang ingin menyelamatkan Rania tapi tidak bisa. Belum lagi Selena yang berteriak kencang, seolah dia tidak berani untuk melawan Claudia. Wanita itu sudah gila hanya karena ditolak oleh Abrisam sampai ingin membunuh Rania? “Jangan sentuh istriku!!” teriak Abrisam.“Claudia jangan gila kamu!! Jangan sakiti menantuku!!” seru Selena yang tidak tahan dengan sikpat Claudia. Disini Claudia tertawa kecil melihat hal itu, terlihat jelas jika mereka khawatir dengan apa yang Claudia lakukan. Dia hanya menempelkan pisau itu saja tidak menggorok atau memutuskan leher Rania. Dia hanya ingin Abrisam kembali padanya tidak lebih, kenapa semua orang tidak tahu? “Claudia jangan gila, aku bisa membuat hidup kamu menderita!!” ancam Selena.“Lakukan!! Aku akan melakukan hal yang sama dengan menantu

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-201

    “Untuk apa kamu kesini?” tanya Abrisam. Di dapur Mbok Yem berbisik tentang hal ini dengan Atun, kenapa juga Atun tidak bilang apapun jika Claudia telah kembali. Seharusnya ketika wanita uru kembali Atun bercerita dengan Mbok Yem biar dia tidak kaget seperti ini. Kan jadinya repot Mbok Yem takutnya kena serangan jantung sanking kagetnya.“Aku lupa Yem, lagian kamu libur lama banget sih jadinya kan ketinggalan berita rumah ini.” Yem pun menoleh menatap Atun yang seolah penasaran dengan apa yang mereka bahas di ruang makan. “Ya kan tetap harus bilang, kalau begini kan kasihani Non Rana. Kamu tau sendiri kan Non Claudia itu kayak apa, jahatnya minta ampun.” Iya, Yem juga tahu nika Claudia begitu jahat dengan semua orang termasuk dengan Abrisam yang tega meninggalkan tuannya karena karena buta. Sekarang giliran ada orang yang bisa menerima Abrisam dengan sepuluh hati dia malah kembali. Kenapa? Apa sama yang kemarin Claudia sudah dibuang? Terus menatap pertengkaran mereka Mbok Yem maup

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status