Share

Chapter-07

Author: AgathaQuiin20
last update Huling Na-update: 2024-10-15 05:29:17

Di tengah jalan, hujan tiba-tiba turun. Bahkan ketika masuk ke dalam butik yang dimaksud Rana tadi, Rania harus basah kuyup dulu. Menepuk bajunya yang basah dan juga membenarkan rambutnya, Rania mengintip Abrisam yang ternyata sudah berada di dalam butik. Kalau begini caranya, Rania sendiri yang akan malu ketika bertemu dengan orang banyak. Dia sudah seperti tikus kecemplung selokan.

"Sisirnya mana sih, kok nggak ada!" gumam Rania mengacak isi tasnya. Dan nyatanya sisir kecil yang selalu dia bawa pun tidak ada.

Dia baru ingat, jika sisir itu berada di tempat ke kerjanya beberapa hari yang lalu. Lebih tepatnya, disaat Cinta meminjam sisir itu, dan Rania lupa memasukkan kembali sisirnya ke dalam tas.

"Rana … "

Panggilan itu membuat Rania menoleh. Dia pun menatap Bagus yang keluar dari pintu butik. "Bagas … ada apa?" tanya Rania layaknya orang bodoh.

Tentu saja pria itu datang untuk menjemput Rania, dan meminta wanita itu untuk masuk ke dalam. Tapi keadaan Rania yang basah kuyup, membuat wanita itu enggan untuk masuk. Selain basah, dia juga takut jika butik ini akan kotor. Yang ada Bagas akan membayar butik ini jika Bagas mau.

"Udah masuk aja nggak papa. Nanti kalau kotor butiknya, biar di beli sama Abri." kata Bagas.

Rania tertawa kecil sesekali menyisir rambutnya dengan tangannya. Rania pun masuk, dia bahkan sempat meminta maaf sama pemilik atau pegawai butik, jika baju dan sandalnya basah dan motor. Sehingga lantai yang awal ya bersih, harus ada cap sandal yang Rania pakai.

"Tidak apa-apa Nona. Biar nanti pegawai saya yang bersihkan." kata Mbak-mbak yang mengenakan baju hitam.

"Terima kasih." ucap Rania canggung.

Mendengar kata basah dan kotor, Abrisam meminta pas Bagas untuk mengambilkan satu baju, untuk menggantikan baju basah Rania. Dia juga tidak ingin jika wanita itu sakit, karena terkena hujan. Padahal mah, Rania sudah terbiasa terkena air hujan dan dia juga percaya jika Rania tidak akan sakit.

Tapi mau bagaimana lagi, Rania juga tidak bisa menolak jika Abrisam sudah memaksakan kehendaknya. Dia ini hanya dibayar oleh Raja, dan tugas dia hanya satu, menurut pada Abrisam dan apapun yang Rana katakan.

Menerima dress sederhana berdatangan peach, Rania pun segera mencari lamar pas. Setidaknya tubuhnya tidak akan terasa dingin lagi, karena ruangan ini sangat dingin.

"Terus baju aku taruh mana?" tanya Rania bingung, sambil menenteng bajunya.

Bagas mengambil satu paper bag, lalu dia berikan pada Rania. Paper bag itu berguna untuk menyimpan baju kotor Rania. Dan Bagas pun juga mengambil price tag, yang masih menggantung di belakang baju Rania. Jangan sampai ketika dia pulang, yang ada price tag itu masih nyantol di bajunya.

"Sekarang kamu pilih baju mana yang menurutmu bagus. Megan udah nyiapin empat gaun buat kita katanya." kata Abrisam.

Rania mengangguk dan mengusap dagunya. Selain model bajunya bagus, tapi baju ini cukup panjang. Yang ada pernikahannya dengan Abrisam akan semakin ribet. Bukannya apa, Abrisam itu buta, dan jika Ranka memilih baju yang panjang yang menyapu lantai, bisa jadi Rania jatuh terlilit gaunnya.

"Mbak, ini bajunya yang agak pendek nggak ada ya? Itu bagian belakang panjang banget, takut jatuh." kata Rania.

"Kamu nggak suka?" sahut Abrisam heran.

Setahu dia, yang namanya bagi pengantin pasti memilih yang bagus dan mewah. Dan menurut Bagas baju yang dipilihkan itu sudah termasuk bagus dan mewah. Banyak diamond dan juga pernak-pernik di gaun pengantin mereka.

Bukannya tidak suka, tapi kan Rania juga harus berpikir panjang masalah gaun. Selain bisa melilit lakinya ketika jalan. Rania juga tidak ingin mempermalukan Abrisam ketika di altar.

Abrisam tertawa. "Itu nggak akan terjadi. Tapi kalau kamu nggak suka, kamu bisa pilih baju apa yang kamu pengen."

Rania mengangguk kecil. Dia pun meminta satu gaun simple yang dipakai tidak ribet. Yang dibuat jalan juga tidak melilit di kaki Rania. Lagian itu hanya dipakai beberapa jam saja. Dan menurut Rania jika empat gaun yang dipamerkan Megan itu terbilang cukup mewah dan juga ribet. Selain panjang, Rania juga yakin jika gaunnya berat.

"Yang ringan saja ya, jangan banyak full begini biar nggak berat." ucap Rania menunjuk payet dalam gaun pilihan Megan.

Megan pun mengangguk, dia pun mulai menguji badan Rania dengan teliti. Lalu meminta wanita itu menjelaskan gaun apa yang diinginkan Rania. Dengan bangganya Rania meminta baju yang simple, boleh panjang tapi jangan sampai menyapu lantai. Lengan nya yang panjang sampai di siku, dan menutup dadanya. Bahkan Rania juga meminta mahkota kecil untuk gaunnya nanti. Entah kenapa gaun model princes adalah gaun kesukaan Rania sejak dulu.

Dengan tertawa kecil, Men pun menunjukan lukisan gaunnya pada Rania. Gaun ini dibuat untuk lelang bulan depan. Tapi, jika Rania menginginkan gaun ini bisa saja Megan membuatkan dalam waktu dua minggu kedepan.

"Ini juga bagus. Aku mau yang ini saja. Jangan terlalu ramai ya Mbak." ucap Rania dan membuat Megan tersenyum.

Setelah memilih gaun untuknya. Rania pun mengambil satu setelan jas berwarna biru dongker dan juga putih. Setelah ini sangat bagus, sebagus harganya. Langsung saja Rania melepaskan tangannya, yang menyentuh jas itu. Dia juga lupa berapa harga gaun yang dia pesan tadi. Tapi tidak masalah semua harga sewanya tidak mahal, seperti harga beli.

"Kamu suka jas itu?" tanya Abrisam ketika mendekati Rania.

Rania menoleh. "Iya. Tapi takut Mas Abri nggak suka."

Mana mungkin Abrisam tidak suka. Dia pun langsung meminta Bagas untuk membungkus dua jas itu. Jika satu jas untuk ke gereja, satunya lagi bisa digunakan untuk resepsi bukan?

Melihat sikap Abrisam, Rania hanya mampu geleng kepala. Dia meminta Abrisam untuk menyebutkan hal apa yang dia suka. Warna baju apa yang dia suka. Bukan berarti, jika Rania suka berarti Abrisam langsung membelinya.

"Nggak papa. Aku juga pasti suka." kata Abrisam.

"Tapi Mas … "

"Udah ayo pergi. Kita harus ke tempat undangan." potong Abrisam hingga membuat Rania mengalah.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-209

    Grace mengepalkan tangannya setelah tahu kebenarannya. Dia marah da dia murka, dia merasa dibohongi sama anak kemarin sore yang dibesarkan mati-matian. Grace berharap semuanya bisa berubah lebih baik, ternyata dia kecolongan. Ya Grace sudah tahu yang saat ini menikah dengan Abrisam adalah Rania bukan Rana. Dan wanita siaan itu malah menikmati hidup bebas nya di kanada bersama dengan pria asing yang saat ini tinggal dengannya. Yang dimana Grace sedang melakukan perjalanan bisnis ke kanada dan tak sengaja bertemu dengan mereka. Terkejut? Tentu saja iyaaa. Grace sangat terkejut dan marah pada Rana, bisa-bisanya dia kecolongan karena hal ini. Dan bodohnya Grace kenapa dia tidak curiga akan hal ini, dan kenapa juga dia tidak bisa membedakan Rania dan juga Rana. “Sial!!” umpat Grace terang-terangan.David yang di sampingnya pun mendengus. “Harusnya ini tidak menjadi masalah Grace, yang penting perusahaan ini masih berjalan dengan lancar.”Tapi tetap saja Grace

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-208

    “Waktu itu apa?” Bagas gelagapan dia pun memutar otaknya untuk mencari alasan yang tepat agar mereka tidak salah paham lagi. Hanya saja waktu itu memang membuat Bagas sedikit shock dengan pengakuan Leon. Yang dimana pria itu mengaku menyukai Rania dan mengiming-iming akan memberikan apapun yang Rania mau, dari perusahaan, rumah mewah, kehidupan yang layak dan juga apapun yang Rania inginkan. Itu bukan ketertarikan semata tapi Leon benar-benar ingin memiliki Rania seutuhnya, bukan macam Claudya yang hanya dimanfaatkan Leon untuk menghancurkan abrisam. Dan sayangnya setelah mendapatkan Claudya yang gila harta dan juga kedudukan, Leon langsung membuang Claudya begitu saja. Tapi dengan Rania … Leon sangat berbeda, benar-benar berbeda. Jika dia menginginkan Rania untuk menghancurkan Abrisam kembali itu tidak mungkin, karena menurut Bagas pria itu berubah dan berbeda. Dia tidak terobsesi meskipun dia ingin, hanya saja Leon ingin kedekatanya dengan Rania secara terang-terangan.“Maksudnya?

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-207

    Sesampainya di rumah Rania dan Abrisam masuk lebih dulu meninggalkan Kara dan juga Bagas yang sibuk mengeluarkan koper besar milik Kara. Pria itu hanya diam saja tidak mengatakan apapun semenjak Kara pulang. Dan hal itu tentu saja menambah kejengkelan Kara disini, bisa tidak ya senyum sedikit saja atau mungkin mau bilang sesuatu apa yang terjadi di masa lalu? Tidak!! Mengharapkan manusia batu bicara itu sama halnya dengan menunggu ayam beranak hingga puluhan anaknya. Setelah menurunkan kopernya, Kara lebih dulu berjalan menuju kamarnya sambil memainkan ponselnya. Sedangkan Bagas hanya bisa memperhatikan apa yang wanita itu lakukan dengan ponselnya hingga tersenyum dan tertawa. Bahkan jarinya begitu lincah membalas pesan seseorang dan kembali tersenyum. Membanting pintu kamarnya Kara terkejut bukan main, dia membalik badannya dan menatap Bagas yang sudah berdiri di depan pintu dengan tangan kekarnya. Kara menelan ludahnya, dia pun mundur beberapa langkah sampai la

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-206

    “Mulai besok antar makan siang ke kantor untukku.” kata Abrisam.Bagas menoleh menatap Rania dan tersenyum. “Aku juga mau. Boleh bawakan aku satu?” Disini Abrisam mendengus. “Kamu kan bisa beli sendiri Gas, atau nggak cari istri sana biar nggak numpang ke istri orang terus.” Tapi nyatanya dus tidak bisa memungkiri kalau masakan Rania benar-benar enak, dan membuat Bagas seolah tidak bisa berhenti untuk makan terus menerus. Jika saja ada orang yang mau memasak untuk nya mungkin juga dia tidak akan meminta Rania memasak untuk dirinya. Dia akan merepotkan istrinya terus menerus untuk menghidupi nya. Untuk saat ini tidak ada salahnya jika dia menumpang hidup pada Rania dan juga Abrisam, lagian Bagas juga sudah menganggap mereka sebagai keluarga. Jadinya … “Nggak ada!! Intinya Rana hanya boleh masak cuma untuk aku bukan untuk kamu!!” potong Abrisam cepat sebelum andai-andai Bagas selesai. Disini Rania tersenyum geli, ini hanya perkara masak memasak kenapa harus se drama ini sih? Lagian

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-205

    Rania pulang dari kantor, sedangkan Abrisam memilih untuk tetap atau di dalam kantor. Dia menunggu sesuatu yang katanya bisa membuat Abrisam bahagia. Sedangkan menurut Abrisam tidak ada yang bisa membuatnya bahagia di dunia ini kecuali Rania. Entah kenapa hanya nama itu yang terlintas dipikiran Abrisam saat ini.“Dokter bilang ada donor mata yang cocok untuk kamu.” ucap Bagas.Abrisam hanya terdiam, telinganya mendengarkan setiap kata yang muncul dari bibir Bagas. Hanya saja bukannya tidak ingin, tapi …“Kalau iya aku bisa jadwalkan operasinya.” Sekali lagi Abrisam hanya diam saja sampai Bagas menyelesaikan ucapannya. Tidak ada satu katapun yang keluar dari bibirnya kecuali tubuhnya yang tiba-tiba saja bangkit dari duduknya dan memutuskan untuk pergi. Dia akan memikirkan hal ini, bukan masalah apa hanya saja ada banyak keganjilan yang akan Abrisam selesaikan lebih dulu. Bagas yang mengetahui hal itu hanya mampu mendengus mengikuti lan

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-204

    “Selamat pagi.” sapa Rania ketika melihat Kara turun dengan wajah lelahnya.“Selamat pagi Kakak Iparku yang baik dan penuh dengan pengertian.” Rania cekikikan, dia pun meminta Kara untuk segera makan. Sebenarnya ini bukan lagi pagi, melainkan siang yang dimana Rania harus mengantar makan siang ke kantor Abrisam. Bukan untuk menyindir Kara hanya saja candaan seperti itu sering mereka lakukan berdua ketika bertemu. Kara maupun Rania tidak keberatan sama sekali, mereka malah lebih akrab dengan semua ini.“Beneran mau anter makan siang ke kantor mas Abri, Mbak?” Kara hanya memastikan, apalagi melihat dua kotak makan yang berbeda warna tapi memiliki isi yang sama. Kalau cuma untuk Abrisam terus satunya untuk siapa? Masa iya Abrisam makan sampai dua porsi?Rania mengangguk, sebentar lagi dia akan pergi. Lagian ini hanya mengantarkan makan siang, kalau Kara ingin ikut ya bisa saja. Dia akan dengan senang hati pergi bersama dengan Kara dan ada temannya. Tapi sayangnya Kara tidak ingin, dia t

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status