Share

Chapter 23 - Kelaparan

"Aileen."

Cintya menghampiri Aileen, ia heran karena wanita itu hanya diam di depan dinding kaca yang menampilkan pemandangan taman belakang rumah ini.

"Ah, malam Tante." Sapa Aileen. Ia mengaruk tekuknya canggung.

"Malam." Balas Cintya. Ia meneliti penampilan wanita antah berantah yang tiba-tiba di bawa pulang oleh putranya.

"Apa yang kamu lihat?"

"Oh, aku hanya melihat pemandangan di luar. Tamannya sangat indah."

"Kenapa kamu tidak berganti dengan pakaian yang lebih nyaman?" Cintya yakin, apa yang dipakai Aileen adalah baju yang sama saat dia tiba.

"Ah, i—itu,"

"Apa kamu tidak membawa baju ganti?" Tebak Cintya.

Aileen mengangguk malu. "Ya. Aku tidak sempat membereskan barang karena Bagas buru-buru mengajak ku kesini."

"Apa? Bagas sangat keterlaluan."

"Ah, tidak. Maksudku—" Ralat Aileen panik. Dia tidak ingin Ibunya Bagas berpikir ia tengah mengeluhkan sifat buruk putranya.

Cintya terkekeh geli. "Tenanglah, Nak. Aku paham tabiat putra ku. Dia keras kepala dan tak suka dibantah."
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status