Bab: 113 Dua bulan telah berlalu... Hari ini Mira dan Zacky sedang berada di kantor, mereka berdua tampak bahagia jika bekerja barengan, sama-sama bucin terlebih bumil yang satu ini semakin terlihat manja, namun tetap saja mereka tahu tempat. Akan tetapi hari ini akan menjadi hari terakhir Mira bekerja di perusahaan suaminya, dikarenakan Zacky melarang sang istri bekerja karena sedang mengandung, ia tidak ingin Mira merasa kelelahan dalam bekerja, terlebih Zacky jauh lebih mampu untuk memberi nafkah sang istri tanpa harus bekerja, dan Mira menyetujui permintaan sang suami. Selebihnya Mira akan fokus menjaga kandungannya juga ingin berperan sebagi ibu rumah tangga, selain itu Mira juga akan membuka usaha sendiri sesuai dengan hobinya yang dulu sempat tertunda, mungkin sekarang akan ia lakukan. "Kamu saya berhentikan bekerja," ucap Zacky dengan datar dan dingin kepada Kayla dan sindy. "Maafkan saya pak, saya mohon, saya masih membutuhkan pekerjaan ini," ucap Kayla tidak
Bab: 112 Beberapa bulan telah berlalu... Kini kehidupan Nayra dan Arsen begitu amn, nyaman dan damai tanpa ada embelan orang ketiga. Setelah kedatangan papa Kim dan Arsen ke perusahaan Geisha coperation, sejak itulah Geisha tidak pernah muncul lagi di kehidupan mereka, karena Geisha sudah berada di luar negeri. Tepat saat ini kandungan Nayra telah memasuki usia ke tujuh bulan, mereka mengadakan tasyakuran tujuh bulanan dan juga beberapa kegiatan amal lainnya, seperti bersedekah, berbagi makanan kepada anak yaitu piatu dan fakir miskin, juga berbagi kepada panti asuhan. Mereka tampak berbahagia di acara tasyakuran tujuh bulanan. "Sayang, aku jadi tidak sabar baby ini lahir ke dunia," bisik Arsen. "Aku juga mas, rasanya punya makhluk kecil dengan suara lucunya, benar-benar menggemaskan," sambung Nayra. Setelah acara berkahir, dan tamu mulai berpamitan, merekapun melakukan sesi foto bersama. "Semoga lancar sampai hari persalinan ya kak," kata Mira. "Aamiin." Yan
Bab: 111 Pagi harinya, Tiba-tiba saja Nayra langsung memeluk Arsen sebelum sang suami berangkat kerja, padahal sebelumnya dia bersikap cuek kepada Arsen, akan tetapi sekarang ia bertingkah seolah tidak ingin jauh dari suaminya. Terkadang ia ingin mencuekin Arsen selama beberapa hari tapi tetap saja tidak bisa, baru aja sebentar ia cuekin rasanya Nayra uring-uringan tidak jelas, mungkin saja ini efek karena kehamilannya yang tidak ingin jauh dari ayah sang bayi. Arsen tersenyum, lalu segera memeluk sang istri, ia kecup seluruh wajah itu dengan penuh kelembutan. "Maaf ya?" katanya dengan lembut. "Kamu berhak marah kepadaku karena aku gagal melindungi kamu," ucap Arsen merasa bersalah. "Kamu gak salah mas, yang salah itu cuma orang masa lalu kamu, maaf aku sempat cuekin kamu kemarin, karena aku merasa kecewa dengan kamu yang mempunyai masa lalu. Aku cemburu, tapi aku sadar, aku tidak bisa jauh-jauh darimu, apalagi jika tidak manja dengan kamu." Arsen mengusap lembut ramb
Bab: 110 "M-mas, perutku sakit," lirih Nayra dengan suara lemah. "Sayang, bertahanlah aku akan berusaha secepatnya tiba kerumah sakit," kata Arsen yang sedang fokus menyetir, sesekali ia melirik istrinya dengan raut penuh kekhawatiran. Arsen dengan pikiran yang terbagi fokusnya, terus saja melaju dengan kecepatan diatas rata-rata, ia tidak ingin sang istri kenapa-kenapa, mengingat istrinya yang masih hamil muda. Tidak lama kemudian, Arsen telah tiba di rumah sakit, ia langsung menggendong sang istri, dan membawanya ke UGD, dokter langsung menyambut kehadiran mereka. "Dokter, tolong periksa keadaan istri saya, dia sempat terjatuh, istri saya sedang hamil muda," kata Arsen penuh dengan kekhawatiran. "Baik pak, saya akan memeriksa keadaan istri anda terlebih dahulu, bapak mohon tenang dan menunggu," kata sang dokter. "Baik dok." Arsen menunggu di luar UGD, tidak lama kemudian Mira muncul dengan penuh kekhawatiran. "kak, bagaimana dengan kondisi kak Nayra?" tanya
Bab: 109 Mira dan Nayra langsung saja mengikuti arah tujuan sang pelakor, Nayra terdiam menatap lurus ke depan, sedangkan Mira begitu fokus menyetir. Mobil di depan semakin cepat melaju, Mira juga menambahkan laju kecepatannya, akan tetapi seketika ia memelankan laju mobilnya ketika mengingat sang kakak iparnya sedang hamil muda. "Kenapa di pelankan? ayo lanjutkan, aku tidak apa-apa, kamu tidak perlu mengkhawatirkanku," kata Nayra datar. Melihat ekspresi dan nada yang datar dari Nayra, membuat Mira menelan Salivanya. "I-iya kak," katanya yang langsung mulai menambah laju kecepatan mobilnya. Tiba-tiba di tengah perjalanan, Nayra merasa tidak asing dengan jalanan yang dilewatinya, yaitu jalan menuju ke perusahaan sang suami. Nayra tersenyum smirk. "Apakah tujuannya sekarang menuju ke suamiku?" gumamnya yang dapat di dengar oleh Mira. "Kak, kamu sabar ya, tolong kontrol emosi mu, aku takut ini akan mempengaruhi kehamilan kakak. Jangan stres plis, Kita hadapi ini dengan sama-sa
Bab: 108 Malam harinya, Arsen dan Nayra akan pulang kerumahnya sendiri, meskipun Laura dan Alvaro sudah mengatakan untuk menginap semalam lagi di rumah orang tuanya, namun tetap saja Nayra bersikukuh untuk menginap dirumahnya sendiri, dan akhirnya kedua orangtuanya mengiyakan kata sang putri. "Dad, umma, kami pulang dulu ya," kata Arsen yang berpamitan. "Iya nak, hati-hati ya. Lain kali menginaplah lebih lama, kami tetap merindukan kalian, jaga cucu umma ya nak." "Baik umma." Setelah itu mobil sport milik pengusaha kaya itu berlalu pergi dari rumah sang mertua. Tidak lama kemudian Zacky dan Mira ikut menyusul. "Umma, Daddy, kami izin pulang dulu ya," kata Zacky. "Kalian ingin pulang juga? yah akhirnya kalian meninggalkan umma dan Daddy dirumah," kata Alvaro. "Maklum dad, masih pengantin baru. Tenang saja kok dad, ada Oma dan Opa yang akan menemani kalian disini," kata Zacky. "Apa boleh buat, kalian hati-hati di jalan." "Baik Daddy." Setelah kepergian Nayra da