Share

Bab 24

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-05 13:33:33

Berpikir jika lelaki yang dia abaikan pasti kembali datang, ternyata salah terka. Hingga hari kedua, jangankan sosoknya, sekilas kabar pesan pun tidak ada. Bahkan bagaimana respon yang makanan diantar kurir, tidak ada protes dan amuknya. Ke mana dia, Shanumi bertanya-tanya.

“Mbak, ntar malam jadi jenguk Yena, nggak?” tanya Mila saat membawa uang dan bon meja.

“Iya, jadi. Kalian pulang dulu, mandi dan ganti baju. Soalnya jenguk orang.” Shanumi sambil menghitung uang kembalian.

“Iya, Mbak,” sahut Mila sambil menerima uang kembalian dan pergi.

Semalam, Yena memberi kabar jika dirinya keguguran. Tidak serius, sebab kandungannya dinyatakan bersih tanpa perlu ada tindakan kuret. Hanya dokter menganjurkan istirahat setidaknya tiga hari.

“Mbak, ada yang nyari. Jaket hitam pakai kaca mata. Duduk di meja dua puluh!” ujar Dena saat berlalu. Membawa setumpuk piring kotor.

Shanumi meletak uang kembali. Tidak jadi dihitung olehnya. Siapa? Daehan? Mungkin….

Bergegas turun kursi dengan buru-buru
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yanti Fifmiliyanti
alur ceritanya nggak membosankan ,jadi pingin baca terus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 247

    Erick ingin tertawa tetapi khawatir Osara tersinggung. Setelah shalat bersama selesai. Mamanya Irgi buru-buru menyudahi. Melipat sajadah dan mukena dengan kilat serta meletak asal di atas meja rias yang lebar. Kemudian naik ranjang dan meletak badan dengan memakan banyak tempat. Irgi digeser sedikit di pinggir dan diletak bantal guling sebagai pengaman. Terlihat penuh yang tidak mungkin orang lain ikut menempati. “Kamu gak ngelepas baju kamu, Osa?” tanya Erick peduli. “Ngelepas baju? Apa maksudmu?” Osara menyahut meski tadi sempat terlihat tidur memejam mata. Erick tahu jika itu hanya pura-pura demi menghindari segala suasana. “Oh, ya ampun, Osa. Tukar baju maksudku. Kulihat bajumu kayak nggak nyaman.” Erick menunjuk baju Osara dengan dagu. Dia berdiri menjulang di samping ranjang.Baju Osara adalah gamis model princess melebar dan atas semi kebaya warna merah jambu. Sangat modis, indah dan cantik dikenakan. Terlihat fresh dan berisi saat dipakai meski Osara golongan badan kurus.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 246

    Ceklerk. Harum semerbak menyambut begitu pintu dari suite room mewah terbuka lebar-lebar oleh Papa Handy. Mereka ber empat masuk ke dalam kamar mendahului pengantin yang membisu di depan pintu. Tetapi mau tidak mau, sepasang pengantin baru masuk juga mengikuti para orang tua yang begitu bersemangat. “Ini kado dariku, Osara.” Mama Azizah meletakkan sekotak size sedang berbalut hiasan unik di atas meja. Osara yang diberi hadiah enggan menerima dengan tangannya. “Jangan lupa dibuka. Ini sudah bersih, siap dipakai.” Mama Azizah kembali berbicara penuh ekspresi yang tak biasa. Menggoda anak perempuan yang dia sudah mulai bisa meraba apa masalahnya. “Ini juga hadiah dari Mama barumu ini, Osara. Juga sudah siap pakai lho.” Mamanya Erick yang asli Surabaya dan berlogat medok sana, juga meletak sekotak yang sizenya hampir sama dengan kotak Mama Azizah. “Papa akan ngasih hadiah buat kalian nanti malam ya. Habis acara resepsi….” Kali ini ayahnya Erick berbicara. Papa Handy hanya tersenyu

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 245

    Ruang yang tadinya terasa lapang, kini berubah penuh orang. “Tolong segera di mulai saja, Pa!” Erick berbisik tegas pada ayahnya. Disambut helaan napas dan anggukan. Erick sempat melirik Osara, merasa lega yang dia tidak ingkar janji, tangisnya benar-benar dihempas pergi. Meski mendengar bahwa riasan di wajah adalah karya sendiri, tetapi hasilnya penuh binar dengan aura wajah berseri. Merasa bersyukur dan lega, menyadari jika pengantin wanitanya itu cukup punya skil serta pintar menempatkan diri sesuai situasi dan kondisi. Logikanya, lelaki mana yang tidak pongah jika pengantin perempuan tampak cantik dan cerah. Meski itu hanya sebatas kasat mata, sedang dalamnya hati… tidak seorang pun mendengarnya merintih. Sangat menakjubkan, acara sakral tersebut di mulai dengan cepat seperti yang diinginkan Osara. Sat set yang balance antara ijab, kabul dan pengesahannya pun berjalan serentak yang kompak tanpa ada kesalahan. Sah Sah Sah Sah Sah Ah, akhirnya terjadi sudah! Puaslah

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 244

    “Tidak kusangka, Kamu menusuk dari belakang, Pak Erick! Tega kamu pada sahabat sekaligus adik sepupumu sendiri! Meski sudah tiada, tetapi kamu telah mengkhianatinya!” Osara menatap tajam sambil menyembur Erick bersama umpatan sangat pedas. Erick memicing mata dengan napas memburu. Dituduh terlalu seperti itu rasanya sungguh tidak terima. Tetapi apa daya, duka wanita galak itu selalu sanggup meluluhkannya. “Dengar baik-baik, Osara. Aku tidak berkhianat apalagi menusuknya. Tuduhanmu padaku seperti itu sangat keji. Percayalah, ini aku lakukan juga demi ketenangannya. Aku benar-benar merasa kehilangan. Dia sudah seperti adikku, musibah ini aku juga sangat terluka. Untuk apa aku pun berdoa untuknya pagi, siang dan malam jika untuk berkhianat? Tenangkan pikiranmu, Osara.” “Kamu pikir juga apakah aku mangambil untung? Untung apa? Katakan padaku … untung apa saja yang akan kudapat dengan menikahimu? Padahal diluar sana begitu banyak wanita. Bahkan jika mau, memilih gadis pun bukan hal su

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 243

    Tanpa pikir panjang, Erick berjalan cepat mengejar Osara sebelum turun tangga. Keterkejutan janda muda itu dimanfaatkan Erick untuk mengambil alih Irgi dengan mudah dari gendongan ibunya. “Lebih baik susukan Irgi di dalam kamarku, Osa. Tangisannya akan mengundang perhatian, sudah tidak ada lagi kamar tamu yang kosong di depan.” Erick bicara tegas sambil melangkah membawa Irgi yang seketika berhenti menangis. Balita gendut itu didekapnya agar tidak terpikir jadi galak. Sebenarnya menjadi galak tidak masalah, asalkan tidak menangis. Osara terkejut dengan tindakan Erick yang sesukanya. Tetapi juga takjub akan Irgi yang jadi diam tanpa menangis atau memberi penolakan. Biasanya digendong orang akan menolak dan menangis jika tidak suka. Demi hal itu, Osara bergegas mengikuti Erick ke dalam kamar dengan sangat terpaksa. Meski canggung, toh Erick adalah lelaki baik yang bisa dipercaya. Lagipula, bukan sekali ini terpaksa sekamar dengan lelaki asing. Sebelumnya pernah sama kamar dengan D

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 242

    “Jangan paksa!” hardik Osara saat Erick menarik pelan tangannya untuk masuk ke dalam kamar. Tidak disangka, Irgi pun memukuli tangan Erick. Melihat mamanya menangis kemungkinan bocah itu juga panik. Sangat lucu tetapi juga membabi buta. “Aku tidak memaksa, hanya kasian pada Irgi.” Erick segera menjauh sebab perlakuan ibu dan anak yang sama-sama jadi galak. “Aku sebentar di sini. Aku hanya ingin agar kamu meralat ucapanmu. Kita tidak sedang berencana menikah.” Osara bicara agak sengal. Antara tangis, lelah dan kesal sedang berpadu di raga yang membuat napasnya terengah. “Ini aku lakukan agar kamu tidak merasa sulit di posisi kamu sebagai janda cerai mati. Agar kamu lebih mudah dan tidak bersedih. Tetapi kamu justru menangis. Jangan membuatku merasa bersalah dan menyesali. Please, hentikan tangismu, Osara.” Erick bicara lembut dan sudah keluar kamar tidak lagi di pintu. “Kan aku hanya minta tolong untuk dipinang saja, bukan dinikahi. Itu jauh sekali konteksnya, paham gak sih?” t

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 241

    Emak pembawa sapu merasakan langkah kaki mendekat. Berbalik dan mendapati seorang wanita muda berparas cantik tetapi sedikit kurus dengan menggendong balita laki-laki berbadan gendut. Namun, meski baginya golongan kurus, wanita cantik itu sudah semampai dan luwes. “Maaf, Mak Cik. Boleh tumpang tanya ke?” tanya Osara dengan logat sedikit kaku. Meski kedua orang tua adalah warga Indonesia, dia terlahir di bumi Malaysia. Namun, dalam keseharian, dia juga jarang menggunakan bahasa Melayu. “Boleeeh, nak tanya apa, Kak?” Jawaban wanita itu ternyata lebih kaku logat serta pengucapannya dari Osara. Seketika perempuan penggendong bocah gendut pun memahami. “Maaf. Mak Cik orang Indonesia kah?” Osara menebaknya. Biasanya cara bicara seperti itu adalah para pendatang yang sedang belajar dan berusaha berbicara dalam Melayu. “Betul sangat, Kak. Emak nih datang dari Indon dibawa oleh Nyonyah. Sejak datang negara ini, langsung masuk sini dan tak lagi pergi mana-mana hingga kini.” Semangat

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 240

    Tengku merasa isi kepalanya seperti koma setelah mendengar langsung pengakuan Erick yang akan menikah dengan Osara. Terlebih perempuan yang ditanya benar tidaknya akan hal itu tanpa menjawab dan hanya diam mengalihkan pandangan matanya. Sikap Osara sudah memberi tahu segalanya. Bahwa kabar yang didengar dari sumbernya langsung itu memanglah benar-benar fakta. Apalagi yang bicara adalah Erick, seorang berpendidikan dan bagus dalam pekerjaannya. Tidak mungkin bicara mengada-ngada dan mengarang cerita. Meski kecewa luar biasa, merasa tidak dianggap dan tidak dihargai, sebab selama ini Osara diam saja. Membalas pesan satu kali pun tidak. Namun, jiwa Ksatria Tengku yang seorang pria berdarah aceh terus menyala. Menyadari bahwa diri dan Osara kemungkinan memanglah bukan jodoh. Mau apa lagi... “Jika seperti itu, aku minta maaf. Sudah sempat mengganggu calon istrimu. Tapi aku tidak sengaja sebab aku memang betul-betul tidak tahu jika kalian ada sesuatu. Juga, seperti tidak bisa kuperca

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 239

    Setelah bersalaman serta sedikit basa basi dengan Papa Handy dan keluarga, Erick kembali menghilang. Keergiannya justru membuat perasaan Osara jadi senang. Padahal dirinya sudah berusaha tidak peduli. Tetapi masih saja merasa kikuk setiap bertatapan mata tak sengaja dengan lelaki itu. Meski sebenarnya sikap Erick masih biasa seperti pertemuan sebelumnya. Orang tua Erick menghampiri meja mereka untuk berbasa basi dengan Papa Handy kembali. Berakhir dengan permintaan mereka agar pulang sedikit lambat malam ini. Setidaknya hingga selesai berjamaah shalat isya bersama di mushola belakang rumah. Sepasang suami istri pemilik acara berbahagia itu meminta pada keluarga Handy untuk ikut menunggu hingga acara berakhir dan para tamu sudah undur diri. Dari ekspresi dan gelagatnya, seperti ada sesuatu penting yang ingin dibicarakan oleh mereka pada keluarga Papa Handy. Mama Azizah yang lelah dan tidak sanggup berada dalam keramaian terlalu lama, dibawa ke sebuah kamar tamu oleh mamanya Er

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status