Share

Ayana Curiga

yana merebahkan tubuhnya di atas Sofa ruang tamu setelah ia membersihkan tubuhnya. Ia lelah karena sudah berjalan untuk membagikan masakannya pada tetangga di dekat rumanya. Menurutnya masakan itu akan terbuang sia-sia, dan perjuangannya untuk memasak tidak akan ada nilainya.

Ayana kini tampak fokus dengan buku tebal yang ia pegang. Ujian untuk masuk Universitas semakin dekat, dan ia harus bisa lolos seleksi untuk melanjutkan kuliah di Universitas impiannya.

Suara dering telepon rumah kini memecah hening suasananya. Ia pun mendekat dan kini mengangkatnya.

“Halo,” sapa Ayana sopan.

“Na ini Papa Rajendra,”

Ayana sempat terkejut saat mertuanya kini menelponnya melalui telepon rumah. Ia pun segera membenarkan posisi duduknya menjadi tegap.

“Ada apa Pa?”

“Adira dirumah kan? Soalnya Papa telepon dari tadi dianya ngga angkat. Papa takut dia tinggalin kamu dirumah sendirian, ini kan hari pertama kalian menikah. Awas aja kalau dia sampai berangkat ke k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status