Share

7. Kamar berdebu

Author: Raisya_J
last update Last Updated: 2024-06-10 21:37:17

“N-nyonya Kartika yang memberikan anggur ini kepada saya, Tuan,” jawab Cantika dengan gugup.

Andika mengarahkan tinjunya ke arah pintu, sehingga darah segar mulai mengalir dari tangannya.

Cantika dengan sigap mendekat kepada sang suami, ia mengambil tangan Andika menatap nanar darah segar yang terus mengalir itu.

“Kenapa Anda malah melakukan ini? Ayo kita obati dulu, takutnya malah jadi infeksi.” Cantika menarik tangan sang suami keluar.

Sebenarnya tak tahu di mana kotak obat berada, sehingga gadis kecil tersebut hanya mengelilingi kediaman besar itu sedari tadi.

“Lepaskan!” Andika menepis tangan Cantika.

“Tapi luka di tangan Anda harus segera diobati, Tuan,” ucap Cantika dengan tatapan penuh kekhawatiran.

“Tak perlu diobati, karena ada yang lebih penting dari itu. Tentang kau mengatakan kebohongan di ruangan tadi, mana mungkin Kartika adalah wanita seperti itu. Jadi katakan saja yang sejujurnya, siapa yang memberikan botol anggur berisi obat itu kepadaku!” paksa Andika dengan nada tinggi.

Cantika menjadi merasa takut kepada sang suami. Namun, tak mungkin ia mengatakan kalau orang lain yang memberikan anggur itu, karena memang benar Kartika sendirilah yang memberikan langsung kepadanya.

“Kenapa kau malah diam? Apa kau sendiri yang memasukkan obat itu ke dalam anggur karena ingin menggoda lelaki?” tuduh Andika tanpa perasaan.

“Apa yang harus saya katakan lagi? Kalau memang benar orang yang memberikan anggur itu adalah Nyonya Kartika!” teriak Cantika yang tak dapat menahan diri lagi.

Gadis tersebut tak habis pikir, secinta itu kah sang suami kepada perempuan tersebut. Sehingga tidak dapat menerima kenyataan kalau Kartika lah yang memberikan anggur bercampur obat kepada dirinya saat ini.

Rasa marah dan terhina dirasakan oleh gadis itu, tetapi tetap menahan diri supaya tidak meninggikan suara kembali kepada Andika, sang suami.

Cengkraman kuat Andika berikan kepada gadis bertubuh mungil itu. “Mana mungkin Kartika melakukan hal hina itu, kau pasti berbohong untuk menutupi aibmu sendiri!”

Tuduhan yang terus terlontar dari mulut sang suami membuat Cantika tak dapat menahan dirinya. Lagi-lagi bulir bening mulai menetes dari kedua sudut matanya, tak terhitung sudah beberapa kali menangis saat menginjakkan kaki di rumah mewah ini.

“Terserah Anda mau percaya atau tidak dengan perkataan yang saya katakan! Saya tetap akan mengatakan hal sama, yaitu Nyonya Kartika lah yang memberikan anggur itu sendiri kepada saya! Lalu kalau memang saya berniat menggoda lelaki asing, mana mungkin saya berteriak meminta tolong dengan menggedor-gedor pintu yang terkunci dari luar itu!” Cantika berteriak dengan lantang tanpa peduli kalau sang suami akan memarahinya.

Gadis tersebut sangat tahu betul, saat nama Kartika keluar dari mulutnya maka Andika akan melakukan kekerasan kepadanya. Apalagi sekarang ia sedang mengatakan kalau perempuan tersebut telah melakukan hal tak baik, jadi mana mungkin suaminya tersebut akan membiarkannya kali ini.

Tak diduga oleh Cantika, Andika malah terdiam mematung. Bahkan mulut lelaki itu tidak mengatakan sepatah kata pun, sehingga membuat ia menatap suaminya itu penuh keheranan.

“Istirahatlah di kamarmu, hari ini kau libur bekerja.” Andika meninggalkan Cantika seorang diri di sana, tanpa menoleh lagi ke arah gadis itu.

Cantika meremas rok pelayan yang ia kenakan, lalu memilih berjalan perlahan ke kamar yang sempat Kartika tunjukkan kepadanya. Yaitu, kamar pelayan yang berada di sebelah gudang.

Suara pintu terbuka terdengar memengkakan telinga. Debu pun mulai berterbangan sehingga membuat gadis itu terbatuk-batuk.

“Astaga, kenapa kamarnya berdebu sekali? Seperti sudah sangat lama tidak ada yang menempati.” Cantika mengibas-ngibaskan tangannya di udara.

Kakinya mulai melangkah terus masuk ke dalam. Kamar itu sangat berdebu, sehingga membuat dada menjadi sesak lantaran sulit bernafas.

“Aku harus membersihkan ini dulu, supaya bisa istirahat. Tapi pertama-tama ganti pakaian dulu, pakaian ini sudah robek.” Cantika melihat koper berisi pakaiannya di sudut kamar, lalu melangkahkan kakinya ke sana.

Gadis mungil tersebut segera membuka perlahan koper itu, supaya pakaiannya tidak jatuh ke bawah. Bisa-bisa nanti malah membuat pakaian menjadi kotor, akibat debu yang terlalu banyak.

Kaos oblong berwarna hitam dan celana pendek sebatas lutut menjadi pilihannya sekarang. Rambut pun gadis itu ikat, supaya tak menyulitkannya saat membersihkan kamar.

“Waktunya bersih-bersih.” Cantika mengangkat semua peralatan yang dirinya butuhkan, lalu membersihkan perlahan.

Saat sedang asyik menyapu, telinga gadis itu menangkap suara yang tak asing. Sehingga mulai menajamkan pendengar untuk memastikan di mana suara itu berasal.

Saat menajamkan pendengarannya, Cantika mulai mengetahui di mana asal suara itu. Yaitu, kolong ranjangnya. Sehingga membuatnya berjongkok untuk mengintip ke dalam tempat gelap itu.

Namun, tiba-tiba sesuatu yang tak terduga meloncat masuk ke dalam pakaiannya. Cantika merasa ngeri dan panik, tak ada pilihan lain, ia pun mulai berlarian ke segala arah sambil berteriak sekencang mungkin. Teriakannya mencerminkan ketakutannya yang memuncak, seolah jantungnya hampir melompat keluar dari dada.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Polos sang Milyarder   TAMAT

    Andika menendang pintu rumah Kartika dengan kuat sampai membuat pintu tersebut terbuka lebar. Terlihat di sana perempuan itu sedang memakai masker wajah dan hanya menggunakan jubah mandi saja duduk di ruang tamu. “Kalau masuk seharusnya ketuk dulu pintunya, jangan malah didobrak seperti itu.” Kartika melepas timun yang berada di matanya, ia terlihat tenang menatap Andika. “Untuk apa aku mengetuk pintumu? Sedangkan aku datang kemari bukan untuk berbicara baik-baik!” Andika mendekat dan menarik jubah Kartika supaya perempuan itu berdiri. Akan tetapi, tak diduga oleh Andika Kartika terlihat sangat tenang sekali, tidak ada raut ketakutan yang terukir di wajah perempuan tersebut. Sehingga membuat ia menjadi merasa sangat heran sekali. “Lepaskan dulu!” Kartika menepis tangan Andika dengan kasar, tetapi tak kunjung membuat lelaki itu melepaskan cengkraman.“Katakan dulu di mana Cantika! Aku sangat yakin kalau kau yang menyembunyikannya!” Mata elang Andika menatap penuh mengintimidasi kep

  • Istri Polos sang Milyarder   110. Cantika menghilang

    Andika yang bagus saja pulang dari bekerja merasa sangat lelah sekali. Alhasil ia ingin menemui Cantika supaya bisa menghilangkan rasa penat dirasa. Akan tetapi, sudah mencari kesana-kemari gadis kecil tersebut tidak berada di manapun. Andika menjadi melangkah untuk mencari keberadaan Cantika. Lelaki tersebut membuka semua ruangan yang berada di dalam kediamannya, tanpa terlewat satu pun sampai di tempat terakhir, yaitu kamar Maura.Kamar Maura yang tidak dikunci membuat gadis di dalamnya menjadi terkejut dan langsung beranjak dari duduknya saat pintu dibuka tanpa permisi. Ia terlihat takut-takut menatap ke arah Andika, lantaran ekspresi dari lelaki itu sangat berbeda dari biasanya. Yaitu lebih dingin dan kejam. “Ke mana Cantika? Aku sudah mencarinya di seluruh kediaman ini, tetapi dia tidak kunjung terlihat di manapun!” Andika menatap penuh selidik kepada Maura. Maura menjadi gelagapan lantaran yang merasa terkejut karena s

  • Istri Polos sang Milyarder   109. Hasutan Jack

    “Tidak mungkin! Anda pasti berbohong kepada saya!” Cantika menggeleng kepalanya pelan sambil semakin derasnya linangan air mata.Kartika tersenyum tipis menatap Cantika. “Mulutmu berkata tidak percaya, tetapi hatimu malah membenarkan apa yang aku katakan.”Cantikan menyentuh kedua pipinya yang sekarang sudah basah akibat linangan air mata semakin deras. Ia dengan cepat mengambil tisu yang berada di depan mata.“Dia memang yang menabrak ayahmu, coba kau tanyakan saja kepada dia. Tapi pasti dia akan berbohong kepadamu, karena orang seperti dia mana mungkin mengakui kesalahannya dengan mudah seperti itu.” Kartika menepuk pundak Cantika, ia pun kemudian pergi menjauh dari sana.Karena Kartika tahu sekarang sudah hampir lima menit, membuat ia memilih untuk pergi lebih awal, supaya tidak ketahuan oleh para penjaga Cantika. Saat perempuan tersebut melewati satu meja, ia menatap dan menganggukkan kepala kepada orang yang duduk di sana.Orang itu

  • Istri Polos sang Milyarder   108. Dia adalah orangnya

    Cantika membelalakkan mata menatap Kartika yang sekarang berdiri di depan matanya. Namun, seketika ia baru saja teringat kalau perempuan itu dilarang untuk mendekati dirinya. “Bukankah Anda dilarang untuk bertemu dengan saya, tetapi kenapa Anda malah mengatakan omong kosong itu supaya saya datang kemari?” Cantika menaikkan sebelah alisnya menatap ke arah Kartika. Kartika berdecak kesal mendengar hal itu, karena ia merasa kalau Cantika mengira adalah seseorang yang pantas untuk ia temui, padahal nyatanya tidak seperti itu. Semuanya ia lakukan untuk dirinya sendiri, perempuan tersebut tidak peduli apapun yang terjadi kepada gadis kecil itu. Hanya saja Kartika harus menahan diri, supaya tidak terlalu terlihat kalau ia sekarang disuruh oleh Jack dan tentu saja tujuannya ingin mendapatkan Andika, sumber uang yang tak akan pernah habis. “Sebaiknya kita duduk dulu di sana, karena aku sudah memesan tempat khu

  • Istri Polos sang Milyarder   107. Bertemu pemilik nomor

    Mata Cantika menjadi berkaca-kaca menatap isi pesan tersebut, sehingga ia tanpa sadar menjatuhkan bulir bening dari kedua sudut matanya. Dengan cepat ia menyeka, lantaran ia sadar kalau pesan dari orang tak dikenal itu bisa saja hanyalah kebohongan belaka.Akan tetapi, Cantika tetap saja merasa kalau kepikiran dengan pesan tersebut. Sehingga mulai membuat ia menjadi terus melamun. “Kau kenapa? Bukankah kau seharusnya sangat senang karena sudah habis berbelanja?” Andika menatap lekat ke arah Cantika yang berada di sampingnya.Karena sekarang malam hari, mereka sedang tidur bersama di satu ranjang yang sama. Andika jadi melihat kalau Cantika terus saja melamun sedari tadi, padahal dirinya tahu kalau seorang perempuan pasti akan sangat suka sekali berbelanja sama seperti Kartika. Kartika saja sangat senang sekali setiap habis berbelanja, sehingga perempuan tersebut menjadi bersikap manis kepadanya, tetapi Cantika malah sedari ta

  • Istri Polos sang Milyarder   106. Nomor tanpa nama

    Maura menjadi gelagapan melihat Cantika yang tiba-tiba pingsan. Alhasil ia tak bisa berpikir jernih dan malah menjadi mondar-mandir lantaran merasa bingung melakukan apa kepada gadis pingsan di depan mata. Ingin memanggil seseorang untuk meminta bantuan, tetapi Maura terlalu takut untuk melakukan hal itu. Alhasil sekarang ia berusaha untuk membawa Cantika dengan susah payah ke ranjang, tak lupa ia pun pergi ke dapur untuk menyiapkan teh panas dan mengambil minyak angin di dalam kamarnya sendiri. Saat Maura masuk ke dalam kamar Cantika masih tak sadarkan diri, membuat ia mengoleskan minyak angin ke perut gadis tersebut dan tak lupa menciumkan aromanya  ke hidung. Tak menunggu waktu lama, akhirnya gadis itu tersadar membuat perasaan ia menjadi sangat lega sekali melihat itu.“Sebaiknya kau bangun secara perlahan, karena kau habis pingsan di kamar mandi. Beruntung aku cepat menangkapmu.” Maura membantu Cantika untuk duduk secara perlahan. 

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status