Share

8. Pelakor kecil

Penulis: Raisya_J
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-11 07:24:19

“Tikus!” jerit Cantika dengan suara nyaring.

Wajah gadis itu sangatlah pucat, ia sangat ketakutan dengan binatang pengerat tersebut. Sehingga membuatnya tak bisa berpikiran jernih dan terus berteriak sedari tadi.

Andika kebetulan tak jauh dari sana pun bergegas berlari menghampiri asal suara seseorang yang berteriak, ia takut kalau Jack yang masih berada di rumah ini menghampiri sang pelayan.

Pintu lelaki itu buka dengan kasar, tak peduli kalau pintunya lepas karena ulahnya. Yang terpenting adalah menyelamatkan gadis terlihat lemah tersebut dari seseorang seperti Jack.

Nihil, ternyata gadis tersebut sekarang hanya sendiri. Berdiri di atas kasur sambil memegangi sapu dengan wajah pucat.

“Apa yang terjadi sehingga kau berteriak dengan keras seperti itu?” tanya Andika, wajah lelaki itu merengut.

“Itu ada tikus.” Tunjuk Cantika ke pojok ruangan, di sana ada satu ekor tikus kecil.

Andika mendesah, tak habis pikir gadis itu malah ketakutan dengan binatang yang sangatlah kecil. Mungkin kalau diinjak maka tikus tersebut akan mati.

“Itu hanya tikus, bukan ular atau sesuatu yang berbahaya,” ucap Andika sinis.

“Tidak berbahaya apanya? Bahkan dia baru saja masuk ke dalam pakaian saya!” pekik Cantika dengan raut wajah ketakutan.

Andika mengorek telinganya dengan tangan, merasa suara gadis kecil itu sangatlah nyaring sekali. Sehingga membuat telinganya jadi berdengung, padahal pelayan tersebut tubuhnya mungil tetapi suaranya malah sangat cempreng.

Dengan enggan lelaki itu berjalan menghampiri tikus, lalu tangannya dengan cepat menangkap binatang melata tersebut.

“Astaga! Kenapa Anda malah menangkapnya dengan tangan tanpa mengenakan kain atau apa pun? Bisa-bisa nanti Anda malah menjadi sakit karena kuman yang menempel di tubuh binatang itu!” jelas Cantika, ekspresi jijik terus ia tunjukan sedari tadi.

“Lantas apa yang harusnya aku lakukan? Apa membiarkannya saja di sana tanpa melakukan apapun?” Andika menatap tajam gadis itu, tikus kecil masih berada di tangannya.

“Anda bisakan melapisi tangan pakai plastik atau kain supaya tidak bersentuhan langsung dengan tikus menjijikan itu?” Cantika memalingkan wajahnya ke arah lain, merasa enggan menatap sang suami yang sedang menatap tajam dirinya.

Terdengar helaan nafas dari lelaki tampan tersebut, ia pun segera melangkahkan kaki ke arah jendela. Tangan kekar itu membuka jendela, lalu membuang tikus ke sana tanpa pikir panjang.

“Sudah selesaikan?” Andika menatap sekilas gadis yang masih berdiri di kasur. “tapi kenapa kau tinggal di kamar ini? Padahal ada satu kamar pelayan kosong di dekat dapur.”

“Sa-saya disuruh—,” ucapan Cantika dipotong sebelum meneruskannya.

“Ya-ya, pasti kau disuruh Kartika untuk tinggal di sini. Angkat barangmu dan ikuti aku!” perintah Andika berjalan lebih dulu.

Langkah kaki Andika sangat lebar, sehingga membuat Cantika yang masih sakit kesulitan untuk mengikuti sang suami. Namun, ia terus berusaha mengimbangi supaya tak terlalu jauh atau pun dekat.

“Lamban sekali kau berjalan!” gerutu Andika yang tiba-tiba berhenti, sehingga membuat Cantika yang berjalan menunduk menabrak tubuh besar lelaki itu.

“Maaf, saya tidak sengaja!” terang Cantika dengan menatap lekat sang suami.

“Sudahlah. Kau jalan saja dengan cepat, karena aku sekarang sangat sibuk!”

Kedua orang itu sekarang sudah sampai di kamar yang dimaksud. Kamar pelayan yang menurut Cantika terlalu bagus, lantaran besar melebihi dari kamarnya sendiri.

Bahkan saat mendudukkan bokong di kasur itu, terasa sangat empuk. Berbanding terbalik dengan kamar pemberian Kartika.

“Kau istirahatlah di sini! Kau tak perlu keluar kamar untuk mengambil minum atau sekedar ke kamar kecil, karena di dalam kamar ini lumayan lengkap.” Andika langsung keluar kamar tanpa mengatakan apapun lagi.

Cantika menatap setiap sudut kamarnya, ternyata di bagian pojok ada kulkas kecil. Gadis tersebut pun segera melangkahkan kaki untuk menuju ke sana, tangan kecilnya membuka lemari pendingin itu.

“Wah, ternyata banyak sekali minuman di dalam sini! Padahal ini hanya kamar seorang pelayan.” Mulut Cantika ternganga lantaran merasa takjub. “tapi ya seharusnya aku tak perlu merasa heran, karena dia kan orang yang sangat kaya.”

Gadis itu pun memilih membaringkan tubuhnya di kasur lantaran merasa masih sangat lelah, belum lagi seluruh tubuhnya belum diobati sama sekali. Jadi sedari tadi hanya bisa menahan rasa sakit.

Ringisan kecil keluar dari bibir merah jambu itu, lantaran mencoba memijat sendiri tangannya yang memar. “Sakit sekali!”

“Hei, pelakor keluar kau sekarang juga!” teriakan Kartika membuat Cantika menjadi terkejut dan langsung beranjak dari kasurnya.

Kakinya mulai merasa ragu untuk melangkah, tetapi kalau Kartika diacuhkan maka perempuan itu akan semakin marah nantinya.

Dengan pelan Cantika membuka pintu perlahan, mata terpejam belum siap menyaksikan kemarahan dari kakak madunya itu.

"Bisa-bisanya kau merayu suamiku, lalu membuat Andika yang sangat menyayangiku itu memarahiku! Rupanya kau telah melupakan dirimu sendiri ya, Pelakor kecil!" ujar Kartika, menatap penuh kebencian sambil meraih rambut Cantika dan menariknya dengan brutal.

"Saya tidak pernah merayu suami Anda! Sebutan pelakor sama sekali tak pantas untuk saya! Karena justru Anda yang meminta saya untuk menjadi istri kedua suami Anda!" Cantika membantah dengan angkuh, kedua tangannya terus mencoba melepaskan rambutnya dari cengkeraman erat Kartika.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Polos sang Milyarder   TAMAT

    Andika menendang pintu rumah Kartika dengan kuat sampai membuat pintu tersebut terbuka lebar. Terlihat di sana perempuan itu sedang memakai masker wajah dan hanya menggunakan jubah mandi saja duduk di ruang tamu. “Kalau masuk seharusnya ketuk dulu pintunya, jangan malah didobrak seperti itu.” Kartika melepas timun yang berada di matanya, ia terlihat tenang menatap Andika. “Untuk apa aku mengetuk pintumu? Sedangkan aku datang kemari bukan untuk berbicara baik-baik!” Andika mendekat dan menarik jubah Kartika supaya perempuan itu berdiri. Akan tetapi, tak diduga oleh Andika Kartika terlihat sangat tenang sekali, tidak ada raut ketakutan yang terukir di wajah perempuan tersebut. Sehingga membuat ia menjadi merasa sangat heran sekali. “Lepaskan dulu!” Kartika menepis tangan Andika dengan kasar, tetapi tak kunjung membuat lelaki itu melepaskan cengkraman.“Katakan dulu di mana Cantika! Aku sangat yakin kalau kau yang menyembunyikannya!” Mata elang Andika menatap penuh mengintimidasi kep

  • Istri Polos sang Milyarder   110. Cantika menghilang

    Andika yang bagus saja pulang dari bekerja merasa sangat lelah sekali. Alhasil ia ingin menemui Cantika supaya bisa menghilangkan rasa penat dirasa. Akan tetapi, sudah mencari kesana-kemari gadis kecil tersebut tidak berada di manapun. Andika menjadi melangkah untuk mencari keberadaan Cantika. Lelaki tersebut membuka semua ruangan yang berada di dalam kediamannya, tanpa terlewat satu pun sampai di tempat terakhir, yaitu kamar Maura.Kamar Maura yang tidak dikunci membuat gadis di dalamnya menjadi terkejut dan langsung beranjak dari duduknya saat pintu dibuka tanpa permisi. Ia terlihat takut-takut menatap ke arah Andika, lantaran ekspresi dari lelaki itu sangat berbeda dari biasanya. Yaitu lebih dingin dan kejam. “Ke mana Cantika? Aku sudah mencarinya di seluruh kediaman ini, tetapi dia tidak kunjung terlihat di manapun!” Andika menatap penuh selidik kepada Maura. Maura menjadi gelagapan lantaran yang merasa terkejut karena s

  • Istri Polos sang Milyarder   109. Hasutan Jack

    “Tidak mungkin! Anda pasti berbohong kepada saya!” Cantika menggeleng kepalanya pelan sambil semakin derasnya linangan air mata.Kartika tersenyum tipis menatap Cantika. “Mulutmu berkata tidak percaya, tetapi hatimu malah membenarkan apa yang aku katakan.”Cantikan menyentuh kedua pipinya yang sekarang sudah basah akibat linangan air mata semakin deras. Ia dengan cepat mengambil tisu yang berada di depan mata.“Dia memang yang menabrak ayahmu, coba kau tanyakan saja kepada dia. Tapi pasti dia akan berbohong kepadamu, karena orang seperti dia mana mungkin mengakui kesalahannya dengan mudah seperti itu.” Kartika menepuk pundak Cantika, ia pun kemudian pergi menjauh dari sana.Karena Kartika tahu sekarang sudah hampir lima menit, membuat ia memilih untuk pergi lebih awal, supaya tidak ketahuan oleh para penjaga Cantika. Saat perempuan tersebut melewati satu meja, ia menatap dan menganggukkan kepala kepada orang yang duduk di sana.Orang itu

  • Istri Polos sang Milyarder   108. Dia adalah orangnya

    Cantika membelalakkan mata menatap Kartika yang sekarang berdiri di depan matanya. Namun, seketika ia baru saja teringat kalau perempuan itu dilarang untuk mendekati dirinya. “Bukankah Anda dilarang untuk bertemu dengan saya, tetapi kenapa Anda malah mengatakan omong kosong itu supaya saya datang kemari?” Cantika menaikkan sebelah alisnya menatap ke arah Kartika. Kartika berdecak kesal mendengar hal itu, karena ia merasa kalau Cantika mengira adalah seseorang yang pantas untuk ia temui, padahal nyatanya tidak seperti itu. Semuanya ia lakukan untuk dirinya sendiri, perempuan tersebut tidak peduli apapun yang terjadi kepada gadis kecil itu. Hanya saja Kartika harus menahan diri, supaya tidak terlalu terlihat kalau ia sekarang disuruh oleh Jack dan tentu saja tujuannya ingin mendapatkan Andika, sumber uang yang tak akan pernah habis. “Sebaiknya kita duduk dulu di sana, karena aku sudah memesan tempat khu

  • Istri Polos sang Milyarder   107. Bertemu pemilik nomor

    Mata Cantika menjadi berkaca-kaca menatap isi pesan tersebut, sehingga ia tanpa sadar menjatuhkan bulir bening dari kedua sudut matanya. Dengan cepat ia menyeka, lantaran ia sadar kalau pesan dari orang tak dikenal itu bisa saja hanyalah kebohongan belaka.Akan tetapi, Cantika tetap saja merasa kalau kepikiran dengan pesan tersebut. Sehingga mulai membuat ia menjadi terus melamun. “Kau kenapa? Bukankah kau seharusnya sangat senang karena sudah habis berbelanja?” Andika menatap lekat ke arah Cantika yang berada di sampingnya.Karena sekarang malam hari, mereka sedang tidur bersama di satu ranjang yang sama. Andika jadi melihat kalau Cantika terus saja melamun sedari tadi, padahal dirinya tahu kalau seorang perempuan pasti akan sangat suka sekali berbelanja sama seperti Kartika. Kartika saja sangat senang sekali setiap habis berbelanja, sehingga perempuan tersebut menjadi bersikap manis kepadanya, tetapi Cantika malah sedari ta

  • Istri Polos sang Milyarder   106. Nomor tanpa nama

    Maura menjadi gelagapan melihat Cantika yang tiba-tiba pingsan. Alhasil ia tak bisa berpikir jernih dan malah menjadi mondar-mandir lantaran merasa bingung melakukan apa kepada gadis pingsan di depan mata. Ingin memanggil seseorang untuk meminta bantuan, tetapi Maura terlalu takut untuk melakukan hal itu. Alhasil sekarang ia berusaha untuk membawa Cantika dengan susah payah ke ranjang, tak lupa ia pun pergi ke dapur untuk menyiapkan teh panas dan mengambil minyak angin di dalam kamarnya sendiri. Saat Maura masuk ke dalam kamar Cantika masih tak sadarkan diri, membuat ia mengoleskan minyak angin ke perut gadis tersebut dan tak lupa menciumkan aromanya  ke hidung. Tak menunggu waktu lama, akhirnya gadis itu tersadar membuat perasaan ia menjadi sangat lega sekali melihat itu.“Sebaiknya kau bangun secara perlahan, karena kau habis pingsan di kamar mandi. Beruntung aku cepat menangkapmu.” Maura membantu Cantika untuk duduk secara perlahan. 

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status