Share

Bab 15 - Kabar Buruk?

Bunda Andari terkesiap mendengar ucapan Kirana. “Ibu? Ibu saha, Neng?”

“Wulandari, itu nama sahabat Bunda, bukan?” tanya Kirana dibalas anggukan. “Itu juga nama ibuku. A women who gave birth to me. My heaven is under the soles of his feet.”

(Seorang wanita yang telah melahirkanku. Surgaku ada di bawah telapak kakinya.)

Mata Andari melebar. Dia mulai menyentah bahu Kirana dan menatapnya sangat dalam. “Kamu? Kamu teh putrinya Wulan? Friend-nya Bunda?” tanyanya sekadar memastikan.

Kirana mengangguk. Bersamaan dengan Andari yang menghambur memeluknya. Erat dan sangat erat. Seolah kerinduan kepada sang sahabat dilampiaskan pada Kirana.

Tidak salah, karena selama ini ia melihat ada diri Wulan pada diri Kirana. Tapi, ia tak mengambil pusing karena menjaga perasaan gadis yang diketahui adalah calon istri putranya.

“Pantesan teh Bunda always ingat Wulan ketika bertemu Neng Kirana,” ucapnya di sela isakan. Ia mulai mengendurkan pelukannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status