Beranda / Romansa / Istri Rahasia CEO Kejam / Menjadi Sekretaris Bumi

Share

Menjadi Sekretaris Bumi

Penulis: Dedew Eirysta
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-17 21:37:51

Tubuh Lunar terhuyung ke samping karena di dorong oleh wanita yang tak lain adalah Mella yang melihat suaminya ditampar oleh perempuan itu. Lunar yang terjatuh menahan rasa sakit sebab lengannya yang terbentur kusen pintu. Jelas sangat sakit.

"Kamu tidak apa-apa 'kan, Sayang?" tanya Mella dengan khawatir pada suaminya, lalu melihat pada Lunar yang sudah berdiri sambil memegang lengannya yang sakit. "Apa yang kamu lakukan di sini, Jalang?! Masih punya muka bertemu SUAMIKU, hah!"

Meski merasakan sakit, tetapi Lunar berusaha menahannya. Dia tidak akan membiarkan wanita macam Mella merendahkannya seperti semalam.

"Siapa yang kamu sebut Jalang, Mella? Jalang itu yang suka rebut suami orang, ya berarti kamu jalangnya!" balas Lunar dengan senyum meremehkan.

"Kurang ajar kamu, Lunar! Kamu yang sudah merebut Satria dariku! Kalau bukan demi rencana Papa, sudah dari dulu aku menikah dengannya!" balas Mella tidak terima dengan ucapan perempuan di depannya.

Lunar masih berusaha bersikap dengan tenang. "Kalau begitu, dia yang datang sendiri padaku. Sudahlah, buang-buang waktu bicara dengan manusia bad attitude seperti kamu. Lagian, aku datang ke sini karena ingin minta Satria tanda tangan surat cerai kami. Tenang saja, SUAMIMU tidak perlu datang, cukup tanda tangan saja!"

Perempuan itu menekan kata suami sama seperti yang sudah Mella lakukan. Toh, dia sadar bahwa tidak mungkin bisa bersama dengan Satria lagi, dia bahkan tidak mau bersama lelaki itu lagi. Sudah ada seseorang yang akan menggantikan posisi Satria.

"Baguslah jika begitu. Kalian memang harus segera mengurusnya agar aku juga bisa mengesahkan pernikahanku dengan Satria. Kamu ada uang 'kan untuk mengajukan perceraian dan sewa pengacara?" ejek wanita itu dengan senyum meremehkan.

"Jelas saja masih punya uang! Aku perempuan mandiri, bisa berdiri di bawah kaki sendiri. Punya pekerjaan hasil usaha sendiri, tanpa orang dalam atau delegasi! Sedangkan kamu, hanya modal diri dan harga diri, tetapi tidak punya skill yang memadai!" balas Lunar lebih sadis dari ejekan Mella.

Wanita itu mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Mella tidak terima dengan hinaan dari mantan istri suaminya.

"Aku pergi dulu dan ingat kataku untuk tidak datang saat sidang! Permisi!"

Lunar memilih untuk pergi dan mengabaikan panggilan serta hinaan yang dilontarkan oleh Mella. Banyak pegawai yang melihatnya dengan pandangan yang berbeda-beda, tetapi perempuan itu tidak peduli. Saat ini dia hanya ingin mengobati lengannya yang terasa sakit karena terbentur.

*****

Perempuan itu sudah sampai di kantor dengan telat, sehingga manager keuangan memanggilnya ke dalam ruangan.

"Maafkan saya, Bu. Saya sudah sangat telat datang dari waktu jam istirahat," ucap Lunar yang merasa bersalah.

"Tidak apa, Lunar. Saya sudah tahu dari Tuan Bumi bahwa kamu keluar mengerjakan tugas dari beliau," sahut wanita yang berumur 40 tahun, yang memang sangat baik pada perempuan itu.

Dahi Lunar mengerut, hingga dia berkata, "Lalu, kenapa anda memanggil saya? Adalah kesalahan lain atau tugas yang perlu saya kerjakan?"

Jelas perempuan tersebut bingung, biasanya yang dipanggil ke ruangan manager pasti yang bermasalah atau ada tugas yang akan diberikan.

"Tidak ada kesalahan, bahkan saya bangga pada kamu yang menurut Tuan Bumi lebih teliti dan rinci dalam mengerjakan laporan keuangan. Maka dari itu, beliau mau mengangkat kamu menjadi sekretarisnya."

"Hah?" Lunar merasa jika pendengarannya salah, tetapi dia sangat jelas mendengar bahwa managernya bilang dia akan menjadi sekretaris Bumi.

"Iya, Lunar. Kamu tidak salah dengar, Tuan Bumi sendiri yang meminta pada saya. Padahal, saya juga butuh kamu di sini, apalagi kinerja kamu sangat bagus. Namun, mana berani saya membatah atasan. Sekali lagi selamat dan kamu sudah bisa memindahkan barang kamu dari sekarang," jelas manager Lunar sambil tersenyum bangga.

Berbeda dengan si empunya yang masih tidak percaya jika Bumi menjadikannya sekretaris lelaki itu. Bahkan dengan nakalnya, pikiran negatif hinggap begitu saja dan menimbulkan aneka macam presepsi.

"Wah, habis kemarin diajak dinas, sekarang jadi sekretaris CEO. Enak banget jadi kamu, Lunar. Bagaimana caranya agar bisa seperti kamu?" tanya salah satu teman kerja Lunar yang memang suka iri pada pada perempuan itu.

"Kamu harus rajin mengerjakan pekerjaanmu sendiri, jangan selalu menyuruh orang lain atau junior. Lalu, jangan sukanya cari muka saja, tanpa modal prestasi!" balas Lunar sambil membereskan barang-barang yang akan dibawa ke ruangan kerja barunya.

"Kurang ajar, kamu ... ."

"Nona Lunar, saya diminta oleh Tuan Bumi untuk membantu membawakan barang-barang anda," kata pemuda dengan lesung pipi di sebelah kirinya.

Wanita yang tadi ingin marah pada Lunar semakin kesal, karena terkesan atasan mereka begitu mengistimewakan perempuan yang saat ini terdiam saat barang-barangnya dibawa oleh pemuda yang semua karyawan ketahui sebagai asisten pribadi Bumi.

"Wah, bahkan asisten bos saja sampai turun tangan? Apa jangan-jangan kamu sudah merayu Tuan Bumi dengan tubuhmu?" tanya wanita yang masih tidak terima jika Lunar diperlakukan baik oleh CEO di sana.

"Say to my hand!" balas Lunar seraya menunjukkan telapak tangannya.

Perempuan itu malas jika harus bertengkar demi hal yang tidak terlalu penting. Bahkan dia merasa yakin, setelah ini akan banyak karyawan yang memandangnya sebelah mata karena tidak mudah menjadi sekretaris dari Sabumi Mahendra yang terkenal kejam dan pemilih dalam mencari orang kepercayaan. Dan Lunar, dengan mudah mendapatkan kepercayaan serta dekat dengan lelaki yang sudah menjadi idola banyak karyawan perempuan di perusahaan tersebut.

"Ehem, maaf. Sebelumnya saya mau bertanya," seru Lunar saat berada di dalam lift bersama asisten Bumi.

"Silakan, Nona," sahut pemuda dengan senyum manisnya.

"Begini. Em, kenapa Tuan Bumi menjadi saya sekretarisnya ya? Padahal, banyak karyawan yang lebih pantas menjadi sekretaris Tuan daripada saya," tanya Lunar berharap bisa mendapatkan jawaban dari pemuda di sampingnya.

"Nanti, anda bisa tanya sendiri pada Tuan Bumi."

Zonk!

Itulah yang Lunar rasakan karena tidak mendapatkan jawaban dari asisten Bumi. Jika harus bertanya pada lelaki itu, jelas perempuan tersebut merasa tidak enak dan juga takut.

"Ini tempat kerja anda, Nona. Tuan berpesan, bahwa jika anda sudah ada di sini maka harus menemui beliau," kata pemuda berlesung pipi.

Dengan patuh perempuan tersebut mengangguk pelan seraya mengetuk pintu ruangan Bumi. Hingga terdengar suara yang mengijinkannya masuk, Lunar pun mendorong pintu dengan pelan.

"Masuklah, Lunar!"

Perlahan perempuan itu mendekat dan berdiri di depan atasannya. Dia menundukkan kepalanya sebagai tanda kesopanan pada lelaki itu.

"Angkat kepalamu, Lunar. Jangan menunduk seperti mencari uang jatuh!"

Seketika perempuan tersebut mengangkat kepalanya. Tatapan Bumi menyapanya dengan tajam seperti biasa.

"Kamu pasti ingin bertanya apa alasanku menjadimu sekretarisku 'kan?"

"I-iya, Tuan. Kenapa saya yang anda pilih jadi sekretaris? Saya hanya lulusan akutansi, bagaimana jika nanti saya salah dalam mengerjakan tugas sebagi sekretaris?" tanya Lunar dengan takut-takut.

Bukannya menjawab, Bumi berdiri dari singgasananya. Didekatinya Lunar yang mengikuti lelaki tersebut dengan pandangannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sari Latuconsina
He Mella, yang jalang itu kamu Nggak nyadar apa, sudah rebut suaminya Lunar, pakai ngomong kalau Lunar itu jalang lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Rahasia CEO Kejam   Sudah Membaik

    Gundukan tanah basah masih ramai pelayat yang datang untuk melihat pemakaman Satria. Begitupun dengan Lunar yang datang bersama keluarga suaminya. Mereka datang sebagai bentuk rasa terima kasih karena Satria sudah memberikan mereka informasi serta secara tidak langsung merenggang nyawa demi menyelamatkan Lunar. "Semua ini pasti rencanamu 'kan Lunar?! Kamu sengaja menyuruh Satria naik mobilmu agar bisa kamu celakai! Kamu licik, Lunar!" sentak Mella yang hendak melayangkan tangannya pada Lunar, akan tetapi dia orang pengawal langsung mencegah bahkan mendorongnya dengan kasar. "Sialan kamu Lunar! Tidak cukup mengambil harta kami, kamu juga mengambil nyawa menantuku! Kamu sengaja melakukannya, iya 'kan?!" ucap Tuan Andre seraya membantu anaknya untuk berdiri tegak. Lunar yang mendengarkannya merasa jegah, bahkan sang suami sudah tampak kesal dengan wajah mengeratnya. Dia tahu, pasti keluarga benalu itu sengaja mengatakan hal tersebut karena banyak orang di sana dengan harapan dapat men

  • Istri Rahasia CEO Kejam   Meninggal Di Tempat

    Seminggu berlalu setelah konferensi pers yang Bumi lakukan. Hal itu membuat sedikit perubahan, di antaranya adalah pandangan orang tentang Lunar yang tidak lagi negatif, meskipun masih ada yang membela Clara dan menyalahkan perempuan tersebut. Saat ini Lunar sudah berada di pabrik bersama mertuanya. Nyonya Mahendra tidak mau terjadi apa pun pada menantunya, sehingga dia memilih untuk ikut menantunya bekerja sekaligus untuk mengawasi perempuan itu agar tidak lelah bekerja. "Jangan capek-capek, Lunar. Kamu harus istirahat," ujar Mama Bumi pada menantunya yang mengecek berkas dari Anya yang selama ini meng-handle pabrik. "Baru beberapa menit, Ma. Kalau capek aku akan istirahat," sahut Lunar sambil tersenyum. Nyonya Mahendra tidak lagi berkata apa pun dan membiarkan menantunya untuk kembali bekerja dan membahas masalah pabrik.Tok ... Tok ... Tok ... Suara ketukan di depan pintu membuat ketiga wanita yang ada di sana menoleh dan melihat seorang pria paruh baya dengan seragam khas pab

  • Istri Rahasia CEO Kejam   Merayu Lunar

    Beberapa jam setelah ucapan yang dikatakan oleh Bumi, konferensi pers segera diadakan. Seluruh keluarga Mahendra, termasuk Lunar ada di sana seraya menatap pada wartawan yang berada di pihak mereka. "Tujuanku mengadakan konferensi pers ini adalah untuk memberitahu semua orang bahwa aku sudah menikah dengan perempuan di sampingku dan kami akan segera memiliki anak!" ujar Bumi sebagai pembuka. "Berita yang mengatakan bahwa istriku adalah pelakor, sangat salah besar. Akulah yang memintanya menikah denganku karena memang dialah yang layak untuk menjadi istriku!"Semua yang ada di sana memotret serta merekam perkataan pewaris Mahendra Corp itu. "Maksud anda apa dengan mengatakan bahwa perempuan di samping anda yang layak berada di posisi Nyonya Clara?" tanya seorang wartawan wanita dengan kacamata tebal. Lunar yang bersebelahan dengan suaminya menatap lelaki itu dengan perasaan yang tidak menentu. Namun, Bumi tersenyum seolah semua akan baik-baik saja. "Aku mengatakan hal itu karena ak

  • Istri Rahasia CEO Kejam   Kerja Sama Dengan Clara

    Lunar tidak menyangka bahwa apa yang dikatakan oleh kepala pelayan ada benarnya bahwa jika tidak ada yang mengaku siapa yang sudah melukainya, maka semua pelayan serta penjaga yang bersamanya akan kena hukuman. "Jadi ... belum ada yang mau mengaku? Ah, kalian lebih suka dipotong gaji rupanya!" ucap Nyonya Mahendra seraya melipat kedua tangannya di depan dada. "Yang melakukannya Suci, Nyonya," jawab kepala pelayan yang tidak mau semua temannya kena imbas hanya karena seorang pelayan yang tidak kompeten. "Benarkah?" seru Langit yang sedari tadi menyaksikan apa yang ibunya lakukan. "Ah, bukannya di dapur ada CCTV, kalau begitu kita lihat saja di sana. Dia sengaja atau tidak mencelakai Kakak Ipar."Sebenarnya Lunar kurang setuju dengan ide Langit karena dia yakin kalau pelayan itu tidak sengaja. Namun, dia tidak bisa melakukan apa pun selain menuruti apa yang hendak keluarga Mahendra lakukan. "Aku punya salinan CCTV di sini!" seru Bumi yang duduk di samping perempuan itu sambil memega

  • Istri Rahasia CEO Kejam   Terluka

    Tidak terasa sudah seminggu Lunar tinggal di rumah utama bersama suaminya. Tak ada hal cukup mengkhawatirkan, tetapi tetap saja semua yang ada di sana sangat protektif dan posesif padanya. Sama seperti saat ini, di mana Lunar tidak diperbolehkan untuk masak atau membuat kue. Akan tetapi, sang ibu mertua melarangnya seperti biasa. "Ayolah, Ma. Aku mau buat kue brownies keju buat Mas Bumi. Sekali ini saja, oke?" kekeuh Lunar dengan wajah memelasnya. Tidak tega melihat menantunya seperti itu, Nyonya Mahendra terpaksa mengijinkan perempuan itu untuk melakukan apa yang diinginkan. "Terima kasih, Mama," seru Lunar dengan girang seraya memeluk ibu mertuanya. "Asal Mama ada di sana! Kamu tidak boleh di sana sendiri dan cukup mengadonnya saja! Kalau butuh apa-apa, biar pelayan yang ambilkan. Oke nggak oke, harus oke!"Pasrah, itulah yang Lunar lakukan. Yang penting dia sudah diijinkan untuk membuat kue. Dari pada nanti anaknya ileran dan dia yang sebenarnya merasa bosan. Hingga kedua per

  • Istri Rahasia CEO Kejam   Tahu Kebohongannya

    Setelah pembicaraan dengan papa mertuanya sudah selesai, Bumi, Langit, dan Nyonya Mahendra diperbolehkan masuk kembali ke ruangan itu. Langsung saja Bumi duduk di samping Lunar dan memeriksa keadaan istrinya yang memang tidak kenapa-napa. "Aku tidak apa-apa, Mas. Tadi hanya bicara biasa tentang apa yang harus aku lakukan selama menjadi menantu di sini," sahut Lunar sambil tersenyum pada sang suami. "Ck, kamu akan selamanya menjadi istriku!" balas Bumi dengan penuh keyakinan. "Baguslah kalau begitu! Tapi Mas harus selesaikan masalah dengan Mbak Clara dulu! Aku yakin bahwa dia tidak akan baik- baik saja setelah tahu apa yang terjadi dengan kita! Bisa saja dia akan ... ."Lunar menghentikan kalimatnya karena tidak sanggup membayangkan jika apa yang ada dalam benaknya sungguh-sungguh terjadi. "Kamu takut kalau Clara mencelakai kamu dan anak kita?" seru Bumi seraya memegang sebelah wajah istrinya. Anggukan dilakukan oleh Lunar karena dia sudah tahu betapa terobsesinya wanita itu ingi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status