Share

20. Perlakuan yang Manis

Penulis: Velmoria
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-08 17:06:12

Seharusnya tidak ada alasan untuk itu. Seharusnya Zuri sudah terbiasa. Tapi tidak. Sejak hari di kafe itu, Zuri tahu siapa Axel Nightvale yang sebenarnya. Ketika Axel membawakan bukti-bukti kuat tentang kejahatan Elysia, lalu memaksa Zuri memilih antara penjara atau menikah dengannya. Saat Axel bahkan dengan mudah menghancurkan Jaxon dan membuat Zuri tak punya pilihan selain menerimanya. Axel duduk di hadapannya waktu itu, jari-jarinya mengetuk meja dengan ritme tenang, senyum tipis di wajahnya—senyum yang membuat Zuri merinding.

Hari itu, Zuri tahu Axel bukan pria biasa. Dan sejak saat itu, Zuri tidak pernah bisa sepenuhnya lepas dari ketakutan bahwa Axel bisa menyakitinya lebih dalam dari yang sudah dilakukan pria itu padanya selama ini. Walau bukan kesakitan secara fisik yang didapatkannya.

Tok! Tok!

Ketukan di jendela menyentak Zuri.

Sejak tadi, Zuri hanya terdiam menatap langit-langit mobil. Dia lupa segalanya. Dia lupa di mana dirinya berada.

Lalu Zuri melihatnya.

Axel.

Zuri men
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   63. Klimaks yang Sulit Diraih

    Axel mencondongkan tubuh, mulutnya menyapu leher Zuri, lidahnya menjilat kulit si istri dengan gerakan basah dan lambat, meninggalkan jejak panas. “Hmm, enak,” bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar, mata setengah terpejamnya kini tertutup sepenuhnya sejenak sebelum terbuka lagi.Menjilat leher Zuri lebih dalam, giginya sesekali menggigit ringan, membuat Zuri merinding.“Axel, oh!” Zuri mengerang, tangannya mencengkeram sprei, terlena oleh sentuhan yang intim dan penuh kuasa meski Axel tampak lelah.Axel menggerakkan tangan kanannya, jari telunjuk dan tengahnya naik ke bibir Zuri. “Buka mulutmu,” perintahnya serak, setengah mengantuk tapi tetap tegas.Zuri mematuhi, bibirnya terbuka, dan Axel memasukkan dua jari ke dalam mulutnya.Seketika Axel merasakan kehangatan lidah wanita itu. “Jilat.” Mata setengah terpejamnya menatap reaksi Zuri dengan kepuasan samar.“Axel,” desah Zuri lagi. Suaranya teredam oleh jari-jari Axel, lidahnya dengan ragu menjilat jari pria itu, tubuhnya gemetar k

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   62. Tidak, Belum Puas!

    Axel tidak keberatan, tapi ia bertanya-tanya apakah Zuri benar-benar membutuhkan itu? Apakah si istri pernah menganggap pernikahan mereka lebih dari sekadar status dan hubungan saling menguntungkan?“Andai kau membutuhkannya, tanyakan saja padaku. Jika kau tidak bertanya, maka aku tidak akan menjelaskan apa pun,” ujar Axel, nadanya tegas.“Aku mengerti,” balas Zuri, mengangguk, tampak berusaha keras menahan diri. Gemetar karena entah kenapa, orgasme begitu cepat datang.“Sekarang tahan,” perintah Axel, menghentikan sentuhan saat Zuri mendekati puncak. “Aku yang menentukan kapan kau boleh keluar.”Setelah memperingati, Axel melepas kemejanya, otot-otot keras di dadanya terlihat, lalu celananya, tampak kejantanannya tegang. Itu bukti hasratnya membara.Zuri menatap Axel, tidak pernah tidak kagum melihat penampakan luar biasa suaminya.“Lihat aku,” pinta Axel, suaranya sedikit menggoda.Segera menempatkan dirinya di antara kaki Zuri, mulutnya menelusuri paha dalam si istri, lalu mencium

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   61. Bercinta sambil Berbicara

    Axel melepaskan pergelangan Zuri, tatapannya tajam. Tidak ada tanda kemarahan atau pun raut lain. Cuma menatap tajam yang langsung membuat Zuri menahan napas.Entah kenapa, Zuri malah menyodorkan ponselnya pada Axel, meski pria itu sempat mengernyit.Lennox: Aku melihatmu kemarin malam di pinggir Azure Bay. Kupikir, mungkin aku salah. Tapi saat aku tahu bahwa yang mengemudi itu Axel, aku yakin kau sedang bersamanya di dalam mobil. Lalu, kenapa kau tidak turun dan menemuiku? Apa dia melarangmu bertemu denganku?Pesan singkat itu panjang, terpampang di layar ponsel Zuri.Ada keanehan dalam sikap Zuri, seolah sedang berusaha menjaga perasaan Axel. Padahal, Axel tampak tidak terganggu oleh isi pesan itu.“Kenapa kau ingin aku membaca pesan darinya?” Axel menatap Zuri, yang menunduk. “Beritahu aku alasannya, Zuri.”Zuri memiliki kebiasaan berpikir terlalu lama sebelum menjawab, sesuatu yang kadang membuat Axel sedikit kesal.“Zuri? Kau tidak punya alasannya?” tanya Axel lagi, nadanya mende

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   60. Balas Pesanku

    Tangan Axel terus mengusap kepala Zuri. Sang istri berharap si suami akan selalu bersikap seperti ini, meski tahu itu tidak mungkin.Zuri tak yakin harus menjawab apa. “Aku ….”“Jangan minta aku menentukan tujuannya.” Axel tahu kebimbangan istrinya. “Kau yang harus memilih tempat yang ingin kau datangi. Terserah padamu. Ke mana pun itu, ayo kita pergi.”Zuri berpikir keras. Sebelum ajakan ini, dia memang jarang bepergian terlalu jauh, apalagi keluar negeri. Kalau diingat lagi, hampir tidak pernah. Hidupnya sederhana, bergantung pada gaji bulanan dengan tabungan kecil. Kini, menikahi pria kaya seperti Axel adalah kesempatan besar, meski pernikahan mereka memiliki harga yang mahal. Sebenarnya, Axel tidak pernah bersikap buruk padanya, justru dia-lah yang selalu ketakutan seakan tanpa alasan.“Aku ingin melihat bunga biru.” Zuri berucap pelan, masih dengan kepala di pangkuan Axel, hanya bisa melihat jakun dan dagu si suami karena takut menatap wajah itu.“Bunga biru?” Axel mengerutkan ke

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   59. Ajakan Berlibur

    Daphne menelan beberapa tablet dari botol, matanya penuh amarah. Ia tak menggertak, terutama setelah Axel mengatakan apa yang ingin dikatakan di depan Zuri. Daphne selalu membenci wanita yang dekat dengan Axel, tak hanya Zuri, tapi juga Elysia Rosier.Jelas Axel sangat mengenal watak dan tabiat Daphne, meski hampir tidak pernah tidak muak menghadapinya.“Aku tak ingin mengerti. Ini bukan keinginanku—bukan mauku jadi begini. Kehilangan satu-satunya keluarga yang kupunya karena ibumu,” tuding Daphne, jarinya gemetar karena frustrasi.Tak bisa dipungkiri, itulah kenyataannya. Marcella Nightvale, tanpa sengaja merenggut nyawa adik laki-laki Daphne, meninggalkan gadis itu sendirian di dunia ini.“Itu berarti bukan keinginan ibu mertuaku juga semua ini terjadi,” sela Zuri. “Dia seorang ibu yang punya anak. Dia tahu rasanya kehilangan. Dia juga merasakan penderitaan seperti manusia normal. Apa kau pikir ada orang waras yang ingin menabrak seseorang sampai mati tanpa sengaja? Kurasa tidak, me

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   58. Melepas yang Bukan Tanggung Jawab

    Pagi harinya, ketika Axel membuka mata, dia melihat Zuri berdiri di depan meja samping ranjang, menatap layar ponsel.Jelas itu bukan ponsel Zuri, melainkan ponsel Axel yang berwarna yang kini sedang dalam genggaman si istri.Tunggu, tunggu. Apa sekarang Zuri sedang memeriksa ponselnya? Axel tertawa dalam hati. Mana mungkin. Istrinya itu tidak pernah berani menyentuh ponselnya. Lagipupa, benda itu terkunci dengan sandi. Lalu apa yang Zuri lihat? Notifikasi di layar?“Zuri,” panggil Axel, matanya terbuka lebar.Zuri begitu fokus hingga tak menyadari Axel sudah terbangun, mengamatinya.Ponsel itu jatuh ke lantai dengan bunyi nyaring begitu Axel selesai memanggil. Zuri tersentak, jelas terkejut. Tanpa meminta maaf, ia memungut ponsel dan menyodorkannya ke Axel.“Cepat pergilah. Wanita itu akan mencoba bunuh diri lagi jika kau tidak datang dalam dua puluh menit. Pergilah.”Pikiran Axel langsung bercabang, memetakan segala kemungkinan. Bangkit tergesa, hanya mencuci wajah dan menyikat gigi

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   57. Kemenangan Seorang Suami

    Zuri mengangkat wajahnya, terkejut. Tatapan Axel menangkap matanya, dan ucapan manis itu membuat jantungnya berdebar. Sebelum sempat merespons, ponselnya berdering, memutus momen itu. Panggilan dari Lennox.“Axel, ini .…” Zuri ragu menyebut nama penelepon.“Jawab saja,” kata Axel, terlihat tidak peduli. Dia mengeluarkan ponselnya sendiri, fokus pada layar.Zuri hendak bangkit, tapi Axel menahan lengannya. “Jawab dari sini. Tetap duduk.”Nada perintah Axel membuat Zuri kaku. Kembali duduk, meski dengan tubuh tegang, tangannya sedikit bergetar saat menjawab panggilan. “Halo,” sapanya pelan.Di seberang, suara angin dan ombak terdengar. “Kau di mana? Apa kau bisa keluar dari stadion tanpa terluka?” Kekhawatiran Lennox terasa jelas.Ombak? Apa Lennox sedang di tepi Azure Bay? Malam begini, dengan hujan yang sepertinya akan segera turun? Zuri melirik Axel dari sudut matanya, melihat si suami sibuk dengan ponselnya. “Aku masih di dalam stadion,” jawabnya.“Hei, bagaimana bisa? Kau masih ter

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   56. Pelukan

    Zuri kembali ke kursi penonton dengan lemas setelah mengganti celananya. Tadi diberikan oleh salah satu staf Lennox.Pertemuan yang seharusnya menjadi waktu istirahat dan makan siang untuk mengisi ulang energi Lennox, berakhir kacau. Lennox, yang seharusnya fokus pada dirinya sendiri, malah sibuk mengurus Zuri. Pria itu berlarian meminta staf mencarikan celana bersih untuk Zuri, dia sendiri cumq sempat menyantap seperempat mangkuk salad sambil berdiri, dan nyaris tersedak di menit-menit terakhir sebelum konser dilanjutkan.Rasa bersalah menyelimuti Zuri. Dia tak bisa sepenuhnya menikmati konser, pikirannya dipenuhi kecemasan. Hingga tanpa terasa, lagu terakhir tiba. Dia menangkap tatapan Lennox kepadanya dari atas panggung. Dengan canggung, Zuri tersenyum, dan Lennox membalasnya dengan senyuman yang memamerkan pesonanya, keringat membanjiri wajahnya yang tampan.Lagu penutup yang dinyanyikan Lennox penuh semangat, mengalir dengan energi positif yang membuat seluruh penonton bangkit d

  • Terjebak dalam Pernikahan Suami Kakakku   55. Menguntit

    Axel membenarkan masker dan topinya, lalu melangkah menuju pintu stadion yang sebentar lagi ditutup. Ia menunjukkan tanda pengenalnya kepada petugas, yang mengangguk hormat dan mengarahkan Axel ke deretan kursi depan.Zuri duduk di kursi kelima dari ujung kiri, matanya terpaku pada panggung tempat Lennox Fairfax menyapa penonton. Axel sempat mengira Zuri akan ketinggalan lagu pembuka, tapi ternyata ia salah—Zuri tepat waktu rupanya. Di sebelah kiri Axel, dua gadis remaja mulai riuh saat lagu pertama dimainkan. Ia menahan diri, mengutuk dalam hati.Axel memperhatikan Lennox Fairfax, sepupu angkatnya Zuri, menyanyikan setiap lirik dengan penuh penghayatan. Penyanyi itu memang berbakat, seperti yang orang-orang katakan. Zuri tampak terpesona, dan Axel melihat senyum tipis di wajah istrinya saat kalimat “waktu mempertemukan kau dan aku” dinyanyikan. Sudah jelas itu pasti tentang pertemuan Zuri dan Lennox. Pikirannya terus berlari, menciptakan skenario yang tak ada. Ia begitu leluasa men

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status