Share

Bab 5. Istri yang Nakal

“Alex! Bolehkah aku ikut pergi ke kantor bersama mu,” ucap Gabriell, penuh dengan semangat.

“Mobilmu, bukankah kau punya mobil sendiri?” tanya Alex.

“Lagi di bengkel,” jawab Gabriell dengan santai.

Melihat Alex yang ingin pergi ke kantor, Gabriel mengambil kesempatan untuk pergi bersama dengan kakak iparnya tersebut dengan alasan tidak membawa mobil, Alex menerima tawarannya dan mereka pergi bersama.

“Terima kasih sudah mau pergi bersama,” ucap Gabriell.

“Iya, kita satu kantor juga!” jawabnya ketus.

Selama diperjalanan Alex hanya diam dan tidak bicara satu katapun kepada adik iparnya tersebut, dia hanya fokus menyetir.

Sementara, Gabriell yang merasa sangat bahagia dan juga tidak ingin menyia-yiakan kesempatan. Ia terus mempercantik dirinya dengan memakai lipstik kembali agar Alex tergoda oleh dirinya.

“Alex menurut mu lipstik mana yang cantik,” menunjukan dua lipstik ke pada Alex.

Alex merasa terganggu namun, dia juga tidak mungkin mengabaikan Gabriell akhirnya Alex pun menjawab. “Semuanya bagus, terserah mau pakai yang mana,” jawab Alex tanpa basa basi lagi.

“Hmmm! Baiklah terima kasih atas sarannya,” ucap Gabriell dengan nada kecewa.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka berdua sampai ke perusahaan milik keluarga Zucca, Alex yang datang langsung masuk ke dalam ruangannya, dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda tersebut.

Alex menempati posisi sebagai Direktur di perusahan milik keluarga istrinya tersebut, membuat dia bisa menggali informasi bahkan mencari tau tentang penghianatan semua orang kepada dirinya.

“Siapa yang bisa aku andalkan sekarang, semua anak buah ku sudah diambil oleh Genaro mereka tidak mungkin akan menuruti semua perkataan ku,” ucap Alex yang masih terus berpikir.

“Florenza, Genaro, kalian berdua memang brengsek!” ucap Alex.

Di lain tempat di rumah keluarga Zucca, Aurora sudah bangun dari tidurnya yang kelelahan setelah menangis dia melihat sekeliling rumah untuk mencari suaminya namun tidak bertemu.

Setelah itu dia pergi kekamarnya kembali dan mengganti pakainya untuk pergi bekerja.

“Aku pakai dress ini saja? Setelah itu aku harus segera datang ke kantor,” ucap Aurora langsung bergegas pergi masuk ke dalam mobilnya.

“Aku harus ke kantor dan tidak boleh telat,” menghidupkan mesin mobil lalu pergi ke kantor.

Aurora mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi, karena ia tidak ingin berdebat lagi dengan Gabriell jika dia terlambat lagi. 

Di sisi lain sebuah mobil dengan kecepatan yang sama juga pergi ke arah yang berlawanan dengan Aurora. Tiba-tiba sedikit oleng dan tanpa sengaja mereka pun bertabrakan.

Brukkk!

Mobil milik Aurora menabrak mobil tersebut dan mengakibatkan mereka terluka, dari mobil tersebut keluarlah seorang laki-laki dan juga perempuan yang menuju ke arah mobil Aurora.

“Keluar!” teriak wanita tersebut yang meminta Aurora untuk keluar dari mobilnya.

“Aawww, kepala ku sakit, mereka siapa?” berusahan untuk berpikiir jernih dan menghilangkan shock.

“Kurang ajar kenapa dia belum keluar dari mobilnya,” teriak wanita tersebut.

Laki-laki yang bersama wanita tersebut hanya diam saja, setelah melihat dua wanita tersebut bertengkar dan beradu emosi laki-laki itu mendekati mereka berdua.

“Sudahlah ayo kita pergi,” ajak laki-laki tersebut kepada wanitanya.

“Tunggu dulu, aku belum selesai berurusan dengan wanita itu,” ucapnya melepaskan pegangan tangan tersebut.

Wanita itu masih sangat marah kepada Aurora yang tidak meminta maaf padanya, dia juga menghina  Aurora yang terlihat seperti wanita yang bodoh.

“Pantas saja kau menabrak kami, ternyata kau wanita bodoh,” ucap wanita tersebut sebelum pergi meninggalkan Aurora yang sendirian.

“Sudahlah ayo kita pergi sekarang sebelum terlambat,” ucap laki-laki tersebut.

Mereka bedua pergi meninggalkan Aurora yang masih berdiri di samping mobilnya yang terlihat ada goresan sedikit, ia mengecek bagian yang lainnya ternyata tidak ada.

Aurora masih memandang sepasang kekasih tersebut, yang sudah pergi meninggalkan dirinya sendirian, lalu ia pun masuk kedalam mobil dan melanjukan perjalanannya kembali.

“Sepertinya aku mengenal laki-laki tersebut? Dia sepertinya tidak asing lagi,” ucap Aurora yang berusaha mengingatkan ia pernah bertemu di mana laki-laki tersebut..

“Apa aku salah orang, tapi itu tidak mungkin,” masih berusaha untuk mengingatnya.

Di dalam mobil tersebut Genaro dan juga Florenza, yang mengendari mobil masih kesal dengan Aurora yang sudah menyita waktu mereka. Florenza juga kesal dengan Genaro yang memintanya untuk untuk melepaskan wanita tersebut.

“Kenapa kau meminta ku untuk melepaskannya? Aku ingin sekali menampar wanita itu yang sudah menabrak mobil ku,” guman Florenza kepada Genaro yang masih fokus menyetir.

“Sudahlah, nanti jika kau bertemu dengannya kembali maka lakukanlah,” saran Genaro kepada kekasihnya tersebut.

“Aku tidak ingin kembali ke kota ini lagi,” ucap Florenza kepada sang kekasih.

Genaro hanya diam saja tidak menjawab apapun lagi yang dikatakan oleh sang kekasih, karena ia tidak ingin berdebat dengannnya hari ini.

Kepala Aurora terasa pusing karena benturan yang sangat kuat tersebut, dia berusaha untuk tetap menyetir dan sampai dengan selamat ke kantor.

“Aku tidak ingin terlambat, ayolah Aurora sebentar lagi akan sampai ke kantor,” ucap Aurora kepada dirinya sendiri.

“Sedikit lagi Aurora, kamu pasti bisa,” mengguatkan dirinya sendiri.

Alex yang masih sibuk dengan pekerjaannya tiba-tiba di ganggu oleh Gabriell yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya tersebut, ia sangat tidak suka dengan kedatangan Gabriell. Tetapi, karena pekerjaan Alex terpaksa harus menerima sang adik ipar tersebut.

“Alex ini berkas yang anda minta,” memberika dokumen kepada Alex dengan nada manja.

“Terima kasih Gabriell, kau boleh pergi,” ucap Alex kepada Gabriell.

Mendengar ucapan Alex tersebut Gabriel sangat terkejut, karena biasanya banyak laki-laki yang menginginkan dirinya tetapi berbeda dengan Alex yang sama sekali tidak tertarik padanya. Bahkan hanya untuk memandangnya sebentar saja pun tidak sama sekali.

‘Bagaimana caranya agar aku bisa menggoda Alex, dan dia akan tertarik padaku,’ batin Gabriel dengan melangkahkan kakinya ke luar ruangan Alex tersebut.

‘Ternyata Gabriell menggoda Alex tetapi tidak berhasil, baguslah aku lebih suka seperti itu karena hal itu aku tidak salah dalam memilih suami,’ batin Aurora, lalu masuk ke dalam ruangan suaminya tersebut.

Setelah keluarnya Gabriell dari ruangan Alex, Aurora yang baru datang karena terlambat akhirnya bisa masuk juga tanpa bertemu dengan Gabriell. 

Dia masuk ke dalam ruangan tersebut dengan pelan-pelan takut ketahuan oleh sang suami, tetapi Alex yang sudah menunggu kedatangan istrinya tersebut di balik pintu.

“Aaawww!” teriak Aurora kesakitan karena dahinya menabrak seseorang.

“Hmm, sayang maaf aku terlambat,” ucap Aurora dengan gelagapan, sedikit takut dimarah oleh Alex.

Alex memperhatikan Aurora dengan teliti, ia melihat ada sesuatu yang aneh yang terjadi pada istrinya yang nakal tersebut dan ternyata benar apa yang dipikirkan.

“Ada apa dengan dahimu?” tanya Alex yang memeriksa dahi istrinya tersebut.

“Tidak apa-apa hanya terbentur tadi,” jawabnya dengan singkat.

“Dasar istri yang nakal, bisa tidak jika sehari saja tidak membuat masalah,” ucap Alex, memarahi istrinya tersebut.

 

  

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status