Share

Bab 4. Istri Kecil ku

“Mari kita menikah,” ucap Alex menawarkan diri kepada Aurora yang ternyata sudah sadarkan diri.

“Apa kau sudah memutuskan untuk menikah dengan ku? Kau yakin akan menikahi ku?” tanya Aurora, dengan dengan gelagapan ia masih tidak percaya.

Alex hanya tersenyum tidak mengeluarkan satu kata pun, dengan senang hati Aurora memeluk tubuh Alex yang masih berada di samping tersebut.

“Terima kasih, Aku berjanji akan menjadi istri yang baik lalu merawatmu dengan baik,” ucap Aurora yang terlihat sangat bahagia.

Satu  bulan telah berlalu, Alex menikahi wanita tersebut yang bernama Aurora Violetta Zucca, putri sulung dari grup Zucca, yang bernama Alano Zucca. Sekarang ia masih tidak mengerti keluarga seperti apa yang ia dapatkan sekarang.

“Kenapa Tuan besar mau menikahkan tuan muda tampan itu kepada nona Aurora. Bukankah dia lebih cocok menikah dengan nona muda Gabriell, yang lebih pintar dan menggoda?” ucap pelayan rumah tersebut.

“Iya kau benar, nona Aurora dan juga nona Gabriell sangat jauh berbeda,” ucap yang lainnya.

Alex sangat kaget ternyata semua orang dikeluarga Zucca, sama sekali tidak menyukai istrinya hanya karena ia seorang kekanak-kanakan. Meskipun keluarga Zucca keluarga yang kaya, dan juga terpandan. Tetapi mereka sangat membenci Aurora, karena mereka anggap sebagai aib keluarga besar Zucca.

“Istri kecil ku kasihan sekali! Ternyata kau sungguh tersiksa tinggal di rumah ini!” ucap Alex.

“Tapi kau sama sekali tidak melawan ataupun dendam pada mereka semua,” guman Alex lalu pergi meninggalkan para pelayan tersebut.

Setelah pergi, Alex melihat Aurora yang sibuk memasak di dapur dan membantu untuk menyiapkan sarapan pagi untuk semua orang. Alex melihat istrinya bekerja dengan baik dan melayaninya sepenuh hati. Alex berpikir kenapa semua orang membencinya, padahal ia tidak membuat masalah sama sekali.

“Sayang ini sarapan untuk mu,” menyiapkan sarapan untuk Alex di meja makan.

“Terima kasih.” Ucapnya dengan singkat.

Gabriell terus memandang Alex, tanpa henti di meja makan. Alex yang merasa ada yang menatapnya pun hanya pura-pura tidak tau dan mengambaikan Gabriell. 

Tidak hanya menatap tangan Gabriell juga memegang tangan Alex, di balik meja makan tersebut. Sontak saja Alex kaget dan menarik tangannya.

‘Alex aku akan terus menggodamu! Kenapa kau mau menikahi wanita kekanak-kanakan seperti Aurora!’ batin Gabriell yang kesal.

“Apa kau ingin nambah?” tanya Aurora dengan nada bicara yang manja dan sedikit gelagapan.

“Tidak ini sudah cukup! Terima kasih.” Ucap Alex dengan lembut.

Aurora tau jika Gabriell menyukai suaminya, namun melihat cara Alex memandang Gabriel yang biasa saja ia tidak takut jika Alex menyukai sang adik.

Setelah selesai sarapan pagi mereka pergi dan melanjutkan aktivitas mereka seperti biasanya, Aurora yang selalu dimarahi oleh Gabriel karena ia tidak bisa melakukan apa-apa.

“Aurora kapan kau bisa diandalkan? Kau hanya menjadi benalu dikeluarga kita!” teriak Gabriell dengan lantang.

“Aku tidak bisa melakukan apapun Gabriell? Kau tau aku hanya wanita bodoh di rumah ini,” jawab Aurora dengan gelagapan.

Melihat suara ribut-ribut semua orang mendekati sumber tersebut dan menemukan Gabriell dan juga Aurora yang bertengkar, mereka selalu melakukan itu setiap hari. 

Gabriel memang tidak suka dengan Aurora terlebih lagi ketika ia menikah dengan Alex, seorang laki-laki yang menurutnya tidak pantas menjadi milik sang kakak melainkan dirinya.

“Ada apa lagi kalian berdua?” tanya Alano, Papa kandung mereka.

“Lihat ini Pa, nona bodoh keluarga Zucca yang tidak bisa melakukan apa-apa setidaknya belajar untuk mengembangkan bisnis bukan malas-malasan,” ucap Gabriel yang menunjuk Aurora.

Alano tidak tau harus berbuat apa untuk kedua putrinya tersebut, yang selalu bertengkar setiap hari. Bahkan, tidak pernah berdamai walaupun hanya sekali. Sementara, sang ibu hanya membela Gabriell tanpa tau siapa yang salah dan juga yang benar.

“Sudah jangan bertengkar lagi! Papa pusing tiap hari melihat kalian berdua bertengkar!” ucap Alano yang sudah kehabisan akal untuk mereka berdua.

“Kenapa papa marahin Gabriell, yang salah itu Aurora yang selalu membuat masalah di rumah kita, sudah bodoh ditambah kekanak-kanakan lagi apa yang bisa di harapkan dari dia!” teriak Victoria kepada suaminya, Alano Zucca.

Plak!

Satu tamparan mendarat dipipi Aurora yang cantik dan imut itu, Alex kaget dengan apa yang dilakukan oleh ibu mertuanya tersebut. Sementara, yang lain tidak ada yang menolong atau membela Aurora yang ditampar Victoria.

“Itu hukuman untuk mu, aku sungguh muak melihat mu di rumah in! tutur Victoria.

“Ayo sayang kita pergi,” menarik tangan Gaberiall lalu pergi meninggalkan mereka.

Semua orang pergi meninggalkan Aurora yang masih berdiri sendirian disana, Alex menatap Aurora yang terlihat sangat sedih karena perlakuan keluarganya. Meskipun terkadang ia kesal dengan sikap kekanak-kanakannya, namun tetap saja ia tidak pantas mendapatkan perlakuan tersebut.

‘Dia terlihat sangat sedih!’ batin Alex masih menatap istrinya tersebut.

“Ayo kuat Aurora, kamu pasti bisa!” ucapnya pada diri sendiri.

Alex kembali kekamar mereka berdua yang ternyata Aurora juga sudah ada di sana, dengan mata memandang ke arah luar jendela yang terlihat sangat sedih.

Alex mengingat kejadian satu bulan yang lalu, bahwa wanita yang ada di depanya sekarang inilah yang sudah menyelematkan hidupnya. Jika tidak ada dia, Alex tidak tau apa yang terjadi padanya di hari itu.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Alex yang tiba-tiba sudah berada di samping Aurora.

“Sayang,” memeluk Alex dengan erat dan juga manja.

Hiks! Hiks! Hiks!

Aurora menangis di pelukan sang suaminya tersebut, dengan puas untuk melampiaskan emosinya dan juga kesedihanya. Alex kaget tetapi ia tetap membiarkan istrinya itu untuk meluapkan emosinya dan jadi tempat berkeluh kesah.

“Menangislah sepuasmu, aku tidak mendengar apa-apa.” Ucap Alex yang mengelus-elus kepala istrinya.

“Menangislah Aurora, menangislah,” ucap Alex.

Ia masih menangis di pelukan Alex, sementara Alex hanya mendengarkan semua suara tangisannya lalu menepuk-nepuk pundak Aurora. Agar ia tetap tenang dan tidak terlalu bersedih lagi.

“Sayang apa kau juga membenciku?” tanya Aurora di sela-sela tangisannya dengan gelagapan.

“Apa maksudmu? Sudahlah jangan di dengarkan ucapan mereka,” ucap Alex menenangkan Aurora.

Aurora menangis di pelukan Alex tidak berhenti-henti, sampai ia kelelahan dan tertidur di pelukan sang suaminya, Alex menggendong Aurora lalu membaringkan tubuh istrinya secara perlahan-lahan di ranjang dan menyelimutinya.

“Aku tau semua orang di rumah sangat membencimu,” ucap Alex, lalu menyelimuti tubuh Aurora.

Seperti biasa Alex pergi ke perusahaan milik keluarga Zucca selama ia menikah dengan Aurora, Alano meminta ia untuk bekerja di kantor membantunya karena menurut Alano menantunya itu pintar dan bisa di andalkan.

“Bukankah itu Alex yang akan berangkat ke kantor? Aku harus mengambil kesempatan ini.” Ucap Gabriell yang pergi menuju ke arah Alex.

“Alex! Bolehkah aku ikut pergi kekantor bersama mu,” ucap Gabriell yang penuh dengan semangat.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mommy AzfaA
Gabriele brengsek...adik gak tahu diuntung...arrgghh..aku kesal sama dia...
goodnovel comment avatar
Yeni_Lestari87
hiiss si Gabriell
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status