Home / Romansa / Istri Rasa Pembantu / 4. KEKASIH KAIF

Share

4. KEKASIH KAIF

Author: Zaidhiya
last update Last Updated: 2024-10-17 10:37:11

Salwa bingung harus bereaksi apa, selain memegang dadanya yang terasa perih mendengar tangisan wanita di hadapan Kaif–kian pecah.

"Aku tahu sekarang, kamu sudah hidup bersamanya di bawah satu atap, menyentuhnya, membayangkan saja membuatku sangat hancur."

Kaif menghela napas. "Aku tidak mencintainya, aku tidak sudi menyentuhnya, kami memang tinggal satu atap, tapi aku tidak melayaninya sebagai seorang istri," jujur Kaif, “perempuan kampung itu bukan seleraku. Aku bahkan tersiksa selalu bersandiwara di depan keluarga jika aku mencintainya. Mimpiku untuk membangun bahtera rumah tangga masih tetap bersamamu bukan dengan dia."

Cukup sudah.

Dengan nafas tidak beraturan, Salwa menjauh dari tempat itu.

Padahal sudah ia tegaskan pada hatinya untuk tidak manja? Untuk tidak terbawa perasaan atas ucapan suaminya?

Tapi, malam ini Salwa gagal.

Nyatanya Salwa sudah mencintai, Kaif, suami yang tak pernah menginginkannya.

Di sinilah Salwa berada, di kamar mandi, ia hidupkan kran air dan menangis sejadi-jadinya,

“Inilah resiko yang harus kuhadapi karena aku masih memilih bertahan, padahal sudah jelas aku tak diinginkan,” gumam Salwa.

"Ibu … Salwa harus bagaimana? Salwa tidak ingin buat ibu malu, Salwa tidak ingin menyakiti mama Sofia, Salwa harus bagaimana ibu," gumam Salwa lagi dengan hati yang rapuh.

***

"Salwa, kamu dari mana saja? Kamu sudah makan?" tanya Sofia pada Salwa

"Belum, ma, ini mau mengambil makanan," jawab Salwa, ia berusaha untuk terlihat baik-baik saja padahal hatinya sedang rapuh, ucapan Kaif tentang dirinya selalu terbayang di kepalanya.

"Ya sudah, makan sana, mama masih mau nemuin teman mama yang belum pulang," ucap Sofia.

Salwa mengangguk, Sofia mengerutkan keningnya, merasa aneh dengan wajah menantunya.

"Kamu menangis?" tanya Sofia the point, Salwa kelagapan. "Ya ampun, kamu kenapa Salwa, pasti ada yang menyakitimu ya, siapa dia? bilang pada mama," tanya Sofia

"Ma, tidak ada, tadi saat aku ke dapur untuk mengambil air minum, gak sengaja menyentuh cabe dan parahnya malah mengenai mataku, jadinya begini ma, kayak orang menangis ya, ma," kata Salwa beralasan.

"Iya, pasti perih banget ya, kasihan banget sih menantu mama, lain kali hati-hati ya, untung gak kenapa-kenapa,"

Salwa bernafas lega, karena mama mertuanya tidak mencurigainya.

"Maaf ma, bukan maksud aku mau membohongi mama, aku hanya tidak ingin membuat mama sedih, mama terlalu berharap padaku dan aku tidak tega mematahkan harapan mama," gumam Salwa.

Di saat Salwa ingin mengambil makanan di plasmanan, langkahnya terhenti, saat melihat Eriana dan perempuan yang ia lihat bersama Kaif tadi sedang berbicara di sana, Salwa ingin pergi, tapi langkahan terhenti karena panggilan Eriana.

Eriana menarik Hana mendekat, matanya menyipit seraya mengumbar senyum sinis.

"Salwa, kenalin nih, Hana, desainer terkenal. Dia pacar Kaif sebelum kamu muncul di hidup adikku," ujarn Eriana, suara berat dengan nuansa menyindir.

Salwa merasa dadanya sesak, bibirnya menggigit-gigit seraya memandang sosok yang didekatinya. Dengan postur ideal dan aura elegan, Hana tampak mempesona, sebuah penjelasan mengapa Kaif terpesona dengannya.

Dengan ragu, Salwa mengulurkan tangannya. "Salam kenal, aku Salwa."

"Hana," sahut wanita itu singkat.

Salwa melihat tangannya tergantung di udara, rasa kecewa mulai kembali dirasa hingga tiba-tiba saja, Hana mendekat dan memeluknya. Kejutan terpancar dari wajah Salwa, mengira Hana akan menyampaikan kata-kata menyakitkan.

Namun, alih-alih kata, Hana justru memberikan belaian di punggungnya tanpa sepatah kata pun. Sementara itu, Eriana, yang berdiri mematung melihat aksi Hana.

Tampaknya ia lupa bahwa Hana bukanlah tipe yang mudah melepaskan amarah dengan kata-kata kasar–melainkan tindakan.

bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Rasa Pembantu    88. IRP

    Di penghujung sore yang tenang, Kaif mengajak Salwa pergi ke luar. Kaif membawa Salwa ke pusat pembelanjaan. “Mas, mengapa kita ke sini?” tanya Salwa dengan rona penasaran saat mereka melangkah memasuki keramaian. Kaif, dengan tatapan penuh arti, menjawab sambil menggenggam erat tangan Salwa, “Menemani kamu belanja, kamu bebas mau belanja apa saja." Salwa memperlambat langkahnya, berhenti sejenak, dan berkata dengan lembut, “Mas, aku tidak merasa membutuhkan apa pun lagi. Di rumah, aku sudah memiliki apa yang aku butuhkan,” ucapnya. Namun, Kaif tak menyerah, “Kamu tidak memiliki banyak koleksi tas dan perhiasan. Bagaimana jika kita melihat-lihat dan mungkin membeli sesuatu yang baru?” Salwa menggeleng tegas, kelembutan matanya berubah menjadi keteguhan. “Tidak perlu, Mas. Aku sudah punya di rumah, dan itu lebih dari cukup.” Kaif tersenyum penuh pengertian, permpuan di depannya ini memang berbeda, jika pada perempuan lain pasti permpuan itu akan senang dan langsung memilih tan

  • Istri Rasa Pembantu    87. IRP

    "Kak Kaif sejak kapan suka makan mangga muda?" Perhatikan Salwa dan Kaif teralihkan dengan kedatangan Eriana, perempuan muda itu tampak heran melihat saudaranya. "Emangnya Mas Kaif tidak suka mangga, Eriana?" tanya Salwa dengan rasa ingin tahu. Eriana hanya mengangkat bahu sambil tersenyum tipis, "Setahu aku tidak, Mbak. Tapi mungkin lidahnya sekarang berpetualang mencari selera baru," katanya mencoba untuk menahan tawa. lucky sekali melihat wajah saudaranya yang menahan rasa masam. Salwa kembali menatap suaminya, kali ini dengan pandangan yang lebih mendalam dan penuh kecurigaan. Cahaya mata Salwa seolah menembus ruang dan waktu, mencari jawaban dari perubahan tak terduga yang terjadi pada suaminya. "Kalau mas gak suka mangga muda kenapa memakannya, Mas?" tanya Salwa, wajahnya sudah tampak sedih. Mudah sekali mood ibu hamil itu berubah-ubah."Gak apa, Salwa.""Gak apa, bagaimana? Lihat, wajah Mas itu udah memerah. Lain kali bilang, kalau mas gak suka, jangan hanya diam aja," ger

  • Istri Rasa Pembantu    86. IRP

    Berbeda dengan perkiraan Salwa, ia malah l larut dalam kenyamanan tak terduga di ruang kerja sang suami. Di ruangan itu, perempuan yang tengah berbadan dua itu asyik melihat tontonan kesukaannya sambil menikmati berbagai jenis makanan yang terhampar di meja. Kaif, sang suami, terbenam dalam tumpukan pekerjaan, namun matanya sesekali mencuri pandang ke arah Salwa. Ia merasakan semacam kehangatan baru yang dibawa oleh kehadiran istri tercinta di ruang kerjanya. Tok tok tok...Bunyi ketukan pada pintu mengalihkan suasana. Kaif tak langsung membuka pintu ia menoleh kembali ke Salwa yang telah terlelap dengan televisi masih menyala. Ketukan pintu berhenti beralih telepon Kaif yang berbunyi. "Hallo.""Pak, Tuan Deswaka sudah datang," ucap Rubi, sang sekertarisnya di balik telepon."Iya, arahkan dia ke ruang meeting, saya akan segera ke sana," ucap Kaif."Baik, Pak."Setelah panggilan itu terputus, Kaif melangkahkan mendekati istrinya. Mematikan televisi lalu mengangkat tubuh Salwa deng

  • Istri Rasa Pembantu    85. IRP

    Pagi yang cerah memantulkan sinar semangat di wajah Kaif, pria itu tampak bersemangat untuk menyambut hari dengan aktivitasnya, terutama karena sang istri, Salwa, yang telah setuju untuk menemaninya ke kantor. Kaif merasakan kebahagiaan luar biasa, seolah tidak ingin melepaskan bayang Salwa dari sisinya, bahkan meski dalam waktu berkerja pekerjaan. "Mas, aku tidak akan mengganggu pekerjaanmu, kan, jika aku ikut?" tanya Salwa, saat dia mencoba memakaikan dasi pada Kaif dengan berdiri di atas sebuah meja kecil, supaya dapat mencapai tinggi suaminya. "Tidak, malah kehadiranmu membuat Mas semakin semangat untuk menyelesaikan pekerjaan hari ini, Sayang," jawab Kaif, sambil mengelus lembut perut buncit Salwa yang mengandung buah hati mereka. Salwa tersenyum, merasa lega dan penuh cinta, "Iya deh," katanya akhirnya dengan penuh kehangatan.Lagi pula di rumah ia tidak ada kegiatan apapun, tapi berada di kantor Kaif seharian, apa ia tidak akan bosan, ini adalah kali pertama Salwa menemani

  • Istri Rasa Pembantu    84. IRP

    "Salwa," suara Kaif bergumam lirih, seraya ia memejamkan mata, seakan-akan berusaha meyakinkan diri bahwa apa yang dilihatnya bukan sekedar khayalan. Meski telah memastikan diri di kamar mandi tadi untuk bersabar terkait hubungan mereka, kini Kaif justru tak bisa menjauh dari Salwa yang terpaku duduk di ranjang, menatapnya dengan pandangan menggoda. "Salwa, kamu..." kata-kata Kaif tergantung, tercekat di tenggorokannya, tak mampu melanjutkan karena terpesona pada istrinya sendiri. "Kenapa? Mas tidak suka melihatku seperti ini?" raut wajah Salwa memelas, membuat Kaif menggeleng cepat, nyaris dalam kepanikan. Dia malah merasa terpikat lebih dalam. Dengan perlahan, Kaif mendekati dan duduk di samping Salwa, mata mereka bertemu dalam tatapan yang penuh kelembutan dan saling menginginkan. "Mas, jangan diami aku, ya?" pinta Salwa dengan suara yang tiba-tiba terdengar begitu rapuh. "Kapan Mas mendiamimu, hm?" balas Kaif, suaranya tercampur dengan rasa bingung "Tadi, sebelum Mas ma

  • Istri Rasa Pembantu    83. IRP

    Salwa dengan lembut mengambil Al Qur'an terjemah yang selalu berada di sampingnya setiap malam, sebuah ritual yang telah menjadi bagian dari jiwa dan rutinitasnya. Di bawah sinar rembulan yang menerobos jendela, momen itu terasa begitu sakral, berbeda dari sebelumnya. Dahulu, Salwa selalu seorang diri dalam keteduhan malam, namun malam ini, ia ditemani oleh sang suami tercinta, Kaif, meskipun ia hanya terlelap dalam tidurnya. Sambil membaca ayat-ayat suci dengan lirih, Salwa merasakan kedamaian yang menyelubungi ruang hatinya. Tangan kirinya bergerak lembut, mengelus kepala Kaif dengan penuh kasih, memberi rasa tenang dan kedamaian pada tidurnya. Kehadiran Kaif, meski dalam kebisuan tidur, memberikan kebahagiaan yang tidak terkira bagi Salwa. Suasana hening malam itu semakin membuat setiap kata yang terucap dari Al Qur'an membawa Salwa ke dalam kedalaman kontemplasi dan rasa syukur yang mendalam. Kehadiran mereka berdua dalam doa dan cinta, menjadikan malam itu tak terlupakan, s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status