Share

33. Menggilir Waktu

Jika rindu menjadi sehelai pintalan benang kusut, maka sualah yang menjadi pengungkainya. Ainun merasakan damba yang selama ini berkelindan dalam resah, perlahan menemukan titik pengurai dalam perubahan sikap suaminya.

Tajamnya bilah ketakutan yang sempat memangkas kebahagiaannya jatuh terempas setelah semburat senyuman menawan terukir indah di wajah Gugun.

“Benarkah?” tanya Gugun, menampilkan ekspresi polos. “Memangnya, sebelumnya panggilanku apa?”

Ainun melongo. Dia bahkan sampai menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Setelah beberapa detik, dia baru tersadar dari kekagetan.

“Kamu benar-benar tidak ingat, Mas?” Ainun tak percaya Gugun melupakan nama panggilannya sendiri.

Gugun menggeleng. Pikirannya kosong akan peta kenangan itu. Yang ada hanyalah rasa penasaran. Kesalahpahaman ini semakin menarik saja.

Ainun memberanikan diri menjamah wajah Gugun dengan jari-jari yang sedikit bergetar. “Sejak kita pacaran, aku selalu memanggilmu Gugun …” Ainun menjeda sejenak penjelasan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status