Share

Bab 12. Polos Tapi Berbahaya

“Boleh kan?” ulang Mutia karena Firheith belum memberi jawaban, sedangkan ia butuh secepatnya.

“Sebentar.” Firheith menyela, Mutia mengangguk sabar ketika pria itu meraih kopi yang baru saja ia buatkan atas permintaannya waktu lalu, sebagai imbalan telah berbuat baik yang entah Firheith tak paham maksudnya.

Mutia tidak akan terang-terangan mengaku kalau terkait pembelaan Firheith padanya atau makanan yang diberi. Itu akan menghancurkan hubungan Firheith dan mamanya, Mutia tidak terlalu egois tentang itu.

"Kopi buatanmu lumayan." Tentu Firheith juga tabu bicara jujur untuk memuji, bisa turun harga dirinya nanti. "Kenapa kamu bisa tahu selera kopiku? Padahal aku belum pernah mengatakan. Apakah mama atau Espen yang memberitahumu?"

Mutia tak besar kepala, namun senyumannya yang sempat terlirik terlihat cukup manis. "Terima kasih, mungkin hanya kebetulan," sanggah Mutia dengan memperhatikan pria itu.

Firheith menyeruput kopi hitam buatan Mutia yang terasa enak itu lagi, perpaduan gula
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Anis Eko
cciiee cciiieee fir main mau gendong"aja......
goodnovel comment avatar
Paprika Hijau
lwnjut kakkkk
goodnovel comment avatar
Raflesia
Dari kopi berujung kopi yg lain, Fir kayakya mulai sadar dgn perasaanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status