Adult story 21+ Setelah sadar kehormatannya diambil paksa di luar kendalinya. Mutia nekat melakukan cara agar Firheith mau bertanggung jawab, karena Mutia tahu. Firheith hanya menjadikan wanita sebagai tempat pelampiasan nafsunya, setelah itu dicampakkan karena berpikir semuanya bisa diselesaikan dengan uang. Mana pernah Firheith berkomitmen menikah? Itu seperti dalam khayalan. Tapi Mutia akan membuktikannya, kalau pria itu akan setuju. Bukan dengan cara menangis atau bunuh diri, melainkan cara lain yang membuat Firheith lemah. "Licik! Hentikan kekonyolanmu dan sebutkan berapa hargamu? Lagi pula, harusnya kamu berterima kasih karena kehangatan yang kuberikan. Dirimu tidak berakhir di kuburan, Mutia!" "Mati lebih terhormat daripada kehormatanku kamu renggut, Fir! Aku tidak butuh uangmu tapi nikahi aku atau...." "Berhenti, Mutia!" Masuk ke dalam keluarga Firheith merupakan petaka, saat ibu dan adiknya tidak menerima karena Mutia yang dianggap miskin. Namun, semakin masuk ke dalam keluarga itu. Mutia menemukan sebuah rahasia yang tidak ia sangka-sangka! đFollow Instagram untuk visual dan spoiler cerita: meidiana.ayyara
View MoreâKau.â Mutia menunjuk Adam dengan kaget, setelah duda ini seminggu tak pernah muncul. Katanya dia dan Neil tengah berada di luar kota untuk urusan keluarga. Sehingga Neil harus libur sekolah. âHai, Miss. Apa kabar?â Adam tersenyum menawan, terlihat senang kembali ke Brussel dan tak sengaja lewat malah bertemu wanita idamannya. âBaik,â jawab Mutia dengan menjaga jarak.Tetapi Adam terus maju, hingga tempat berpijak Mutia mentok ke gerbang.Semakin berkesan jika mereka berdua memang niat bertemu dan Mutia tak menyadari, jika Firheith tengah memperhatikan interaksinya dengan Adam. âEhem! Kau sedang menunggu siapa Miss Mutia?â tanya Adam sambil mengedarkan pandangan ke jalanan yang cukup ramai. Sebab St. Johnâs berhadapan langsung dengan jalan utama komplek perumahan mewah ini. Rahang Firheith mengetat, bola mata tembaganya berubah memerah sambil meremas kasar buket mawar yang ia pegang dengan murka. Buket bunga itu yang rencananya akan Firheith berikan pada Mutia sebagai kejutan.
Sebelumnya. Firheith menyandarkan kepala di punggung kursi eksekutif nya. Tubuhnya terasa lemas dengan mata terpejam, namun ada sesuatu yang ia tahan dan banyak sekali yang Firheith pikirkan. Ekor matanya bergerak menuju atas meja di mana ponselnya tergeletak. Sejak tadi tak pernah berhenti berdering atau mendapat kiriman notif pesan dari klien dan para orang-orang yang bekerja untuknya. Firheith berada di sini bukan tanpa alasan, dia memang sengaja! Menghindari sesuatu yang belakangan membuatnya gundah. Antara perasaan, kesal dan dilema. Seperti kini, Firheith menatap ponselnya dengan ragu. Pada sebuah nomor yang baru ia gulir dan ingin dihubungi. âBagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja tanpaku?â Tapi selanjutnya, pria ini mengajak ngobrol sebuah foto wanita dengan posisi tidur, yang pernah ia foto diam-diam. Firheith tersenyum, hatinya merindu dengan rasa tak biasa saat menatap wajahnya itu. Lalu perlahan Firheith membuka pesannya yang sering ia abaikan. Seketika ia pu
Ringis kesakitan hadir di wajah Mutia, bukannya Celine membantu kakak iparnya ini yang kesulitan bangun. Tetapi malah menertawakannya bersama Esmeralda, sehingga Mutia berusaha menopang tubuhnya sendiri dengan berpegangan pada kursi.âNona Mutia!â pekik Espen. Melihat sang Nona muda kepayahan, Espen berlari menolong. âAnda tidak apa-apa?â tanyanya khawatir sambil memapah. Ia takut akibat jatuh kandungan Mutia dalam masalah. âTenanglah, Espen. Aku baik-baik saja,â jawab Mutia pelan yang tidak ingin dianggap lemah di hadapan Esmeralda dan Celine. Namun, Espen yang kesal menatap berani pada Esmeralda yang tak ia sukai sejak menginjakkan kaki di mansion ini. âApa kau lihat-lihat?! Turunkan matamu pelayan!â hardik Celine dengan bertolak pinggang angkuh. Seketika wajah Espen menunduk. âMaaf, Nona Celine.ââDan kau?!â tunjuk Esmeralda pada Mutia yang kemudian menoleh nanar, âJangan bangga mengandung anaknya Fir. Kalau hanya bayi saja, aku juga bisa memberinya. Itu mudah, karena kami
Bahkan tawaran Adam yang memberinya tumpangan juga Mutia tolak, karena tak ingin terjadi kesalahpahaman lagi di antara Firheith dan Adam yang berujung pertengkaran atau hukuman di ranjang yang akan Mutia dapat.âAh, ini sudah akan gelap!â Mutia menaikkan pandangannya ke langit yang mulai berganti kelabu. Kilatan petir membelah, angin berembus cukup kencang menerpa kulit Mutia yang diusap karena merasa kedinginan. Hujan sepertinya akan turun, Mutia juga tak membawa payung atau pun jas hujan. Daripada pulang basah kuyup, lebih baik Mutia pulang sekarang berjalan kaki. ***Mansion Lander. âFir, istrimu papa lihat belum pulang? Apa kau tidak menjemputnya?â tanya Gabriel saat menemui putranya di kamar. Firheith malah terlihat menyibukkan diri dengan pekerjaannya di laptop. Pria tampan berlesung pipi ini mendongak, menatap Gabriel. Diam lalu menghubungi Tobi, sopir rumahnya untuk menjemput Mutia. Keheranan, setelah telepon berakhir. Gabriel perlahan mensejajari duduk Firheith lalu ber
âMutia, kita sudah sampai.âAda apa dengan istrinya ini yang terlihat melamun? "Mutia...," panggilnya sekali lagi. Tangan Firheith ingin menyentuh bahu atau menggenggam tangan Mutia, tapi ia urungkan teringat janjinya malam itu.Lebih baik Firheith memutuskan keluar dan membukakan pintu untuknya. Berkat derit pintu, lamunan Mutia yang memikirkan soal Celine buyar. âSudah sampai, ya?âBibir Firheith mengulas senyum, namun tatapan hangat Mutia itu menjadikannya kikuk. âSejak tadi, Mutia.ââKenapa kau tidak memberitahuku?â tanya Mutia seraya keluar dari mobil. Firheith pun menggeser tubuhnya memberi jalan agar Mutia leluasa keluar. âAku sudah memanggilmu, tapi kau tidak mendengar.ââKau âkan bisa mengguncang bahuku supaya aku dengar,â kata Mutia sambil menatap pada Firheith yang kini menyandarkan dagunya ke atas pintu yang terbuka. âAku sudah berjanji tak akan menyentuhmu, bukan?â Ah, iya. Mutia lupa, gara-gara ini dia sendiri yang malu dengan rona di pipinya. âA-aku masuk ke da
Mutia masih terbatuk-batuk karena kaget mendengar ucapan Firheith barusan. Tetapi suaminya yang mesum ini, mengejutkannya lagi dengan perhatian menyodorinya segelas air putih. âBaby,â katanya dengan berbisik ke telinga Mutia penuh kelembutan dan mengusap punggungnya, âMinumlah, lain kali makannya jangan terburu-buru.âTerpaksa Mutia meminum air pemberian itu, walau matanya tajam melirik Firheith. âIni semua karena ulahmu! Malah menyuruhku makan pelan-pelan!â omel Mutia dalam hati. Melihat itu, senyum bertebaran di wajah Gabriel. Akhirnya apa yang ia rencanakan waktu itu mengancam Mutia agar tidak bercerai dari Firheith tidak sia-sia. âBagaimana Pa? Kau setuju dengan resepsi pernikahanku dan Mutia?â Firheith bertanya lagi, karena Gabriel belum menjawab. âPapa setuju sekali dengan idemu, Fir. Malah senang agar semua kolega bisnis kita mengetahui pernikahan kalian,â jawab Gabriel kemudian melarikan matanya pada Glady yang masih stroke itu, âMamamu juga pasti setuju.âPadahal mata G
Liukan tubuh Mutia bagai geliat ular, jemarinya yang lentik menyengkak rambut coklat Firheith saat merasakan buncahan gairah mengalir ke setiap nadi darahnya. âMmmhhh⌠Berhenti, FirâŚâ Mutia menggigit kuat bibir bawahnya seraya terpejam, menikmati usapan panas yang menekan titik intinya. Sudut bibir Firheith Croussant Lander melengkung, manik tembaganya yang terkungkung hasrat menyambangi wajah sayu Mutia penuh damba. Dia semakin seksi ketika terengah napas dan lezat, seperti kini Firheith mengecup kelembutannya dengan gerakan sensual. âUgh⌠FirâŚâ Mutia kalang kabut, kenikmatan yang Firheith berikan membuatnya melayang dan napasnya tersengal-sengal ketika sesuatu akan menyembur. âTidak, berhenti!ââBenarkah baby?â tanya Firheith dengan tatapan mengejek. Mutia menolak tapi Sialnya, Mutia terus menjerit nikmat. Firheith juga semakin menggila di bawahnya. Kontan, Mutia yang malu jika sampai itu terjadi. Cepat-cepat mencegahnya.Dengan sekuat tenaga Mutia menyingkirkan Firheith yang se
âKemana wanita itu? Baru saja tadi pagi aku hukum, ternyata dia masih berani juga melawanku!â gerutu Firheith penuh khawatir jika Adam menggunakan kelemahan Mutia yang suka dengan anak-anak. Sebenarnya Firheith juga sama menyukai anak kecil, seperti pada Noahâputra pertama dari Richard dan Alda. Sayangnya kalau dengan Neil, tidak! Itu karena Neil anak dari Adam Janssen. Tetapi Firheith tidak ingin gegabah kali ini dan memilih untuk menyelidikinya lebih dulu. âPermisi Tuan Muda, sekarang kita harus ke mana?â Melihat mata merah Firheith, Sopir agak gugup menanyakan. Firheith yang mengusap rahang dan tengah berpikir lantas menatap ke depan. âPutar arahnya pulang ke rumah!â Siapa tahu Mutia pulang berjalan kaki dan belum jauh? Jadi Firheith bisa mengajaknya pulang bersama-sama agar dia yang mengandung tidak kelelahan.âBaik, Tuan.ââTapi mengemudikannya pelan-pelan saja!â Di sepanjang jalan menuju rumah, Firheith tak menemukan keberadaan Mutia. Sampai akhirnya tak terasa mobilnya
Otak Firheith seketika mendidih, darahnya memanas. Tidak mungkin Mutia berhubungan dengan duda jarang dibelai ini dan bayi dalam perutnya adalah hasil hubungannya dengan Adam.Karena Firheith tahuâmeskipun Mutia dan dirinya tidak saling mencintai. Mutia adalah wanita paling setia di muka bumi ini, ketimbang dirinya. âBrengsek!âKesabaran Firheith yang setipis tisu dibelah tujuh, membuatnya seketika melayangkan kepalan tangan di wajah Adam. BUGH! Adam terpelanting karena pukulan Firheith yang begitu keras, bibirnya sampai terlihat robek dan berdarah. âSshhâŚâ Adam mengusap sudut bibirnya yang berdarah dengan jari, lalu menatap geram pada rivalnya ini yang sudah berani mencelakainya. âKurang ajar.ââF*cking jerk! Kau pikir aku akan memercayaimu? Tidak, Adam! Di perut Mutia adalah anakku, bukan anakmu!âRupanya, kemarahan belum selesai membelenggu Firheith yang kemudian mendekat dan menyerang Adam lagi. âKyaaa!âDan siapa sangka kali ini Adam tak tinggal diam? Sebelum bogem mentah dar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.