Share

BAB 18 PESAN PAPA

BASKARA’S pov

Selesai konferensi pers, Papa terlihat lebih lega dan tidak uring-uringan lagi. Sepertinya semua berjalan sesuai rencana. Wajahnya terus saja tersenyum sejak tadi.

“Bas, baru kali ini kamu punya teman wanita yang pintar dan nurut… sayangnya dia bukan istri sahmu.” Papa menepuk-nepuk pundakku. Hal ini aku yakini membuat namaku semakin baik di hadapan Papa. Meski Laura masih belum bisa aku kondisikan dengan hobi shopping-nya.

“Ah, Papa. Dia istri sah, Pa. Hanya saja untuk sementara…” Selorohku sambil tertawa. Pembicaraan ini untungnya hanya melibatkan kami berdua saja.

“Jangan kau bilang kalau kau juga menikmati tubuhnya seperti Laura?” Papa menimpaliku yang belum berhenti tertawa.

Pertanyaan Papa membuatku terkejut bak tersambar petir di senja ini. Jantungku terasa berhenti berdetak seketika.

“Bas, jawab Papa! Jika sampai perempuan itu hamil, urusannya akan semakin rumit. Papa harap kamu bisa tahan nafsumu.” Nasehat Papa dimulai.

Teringat akan perbuatanku pada Andi
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status