Home / Rumah Tangga / Istri Tawanan Abdi Negara / Bab 18 - Malam Pertama

Share

Bab 18 - Malam Pertama

Author: ekaphrp
last update Last Updated: 2025-08-01 13:18:50
“Mas aku mau,” gumam Tavisha lirih, ketika bibir mereka terlepas sejenak.

Tavisha tak tahu dari mana keberanian itu hadir. Tapi, ia merasa sangat yakin. Entah mengapa, tiba-tiba ia merasa sudah lama mengenal pria di dekatnya. Padahal, Tavisha pernah menolak bahkan mengajukan perjanjian untuk bercerai. Akan tetapi, setelah melihat bagaimana Yudha marah karena ia terlalu dekat dengan laki-laki lain, pulang larut malam, dan bahkan memberikan perhatian meski sekecil menawarkan makanan—membuat hati Tavisha goyah. Sosok pria dingin itu, pada kenyataannya memiliki perhatian yang bukan hanya sekadar kewajiban. Dan semua itu, tidak pernah ia dapatkan dari seorang ayah yang seharusnya menjadi cinta pertama anak perempuan.

“Tavisha, saya tidak mau kamu menyesal.”

Saat Yudha mengucapkan kalimat itu, Tavisha sempat terdiam. Bukannya ia ragu. Justru, ia merasa tersentuh. Mana ada pria yang bisa menahan diri demi menjaga perasaan seorang perempuan? Tapi, Yudha melakukan itu. Suaminya seolah meyakinka
ekaphrp

Udah unboxing, eh ditinggal begitu aja. Nyesek sih jadi Tavisha. Tapi, mau bagaimana lagi, ya ga? Yuk support terus, ya.

| 7
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (25)
goodnovel comment avatar
haya_ti
sabar ya sha,,,,, kamu kuat jangan di sesali apa yang sudah terjadi. semoga kamu tetap berfikir positif walaupun sulit. yakinlah pasti yudha akan pulang setelah 5 hari tugas
goodnovel comment avatar
haya_ti
hadeuhhhh...... tega banget kamu yud. setelah tavisha menyerahkan seluruh cinta dan tubuhnya kamu pergi gitu aja tanpa pamit? sungguh terlalu,, mau ngamuk kok ya rasanya percuma ya sha
goodnovel comment avatar
Yhara_18
sabar tavisha,yakinlah kl suami kamu itu emang kaku begitu.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 30 - Menggoda vs Mencumbu

    Setibanya di rumah, tepat pukul sepuluh malam—Tavisha langsung melangkah menuju kamar di lantai atas. Namun, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti ketika sebuah tangan mencengkalnya. Tavisha menatap wajah sang suami yang tengah mengerutkan kening. Napas Yudha terasa berat, meski suaranya berusaha terdengar santai.“Tadi Ibu cerita apa saja?” tanya Yudha, nada bicaranya terdengar lembut. Sementara Tavisha memiringkan kepala, menatap sang suami yang berdiri tepat di hadapannya.“Cerita masa kecil kamu,” jawab Tavisha begitu santai. “Seperti?”Tavisha mengulum senyum. Sepertinya, Yudha sangat takut kalau Dahlia menceritakan hal yang memalukan. Terlebih, Yudha orang yang sangat menjaga wibawanya di depan sang istri. “Mas, kamu setegang itu, takut Ibu cerita hal memalukan?”Bibir Yudha berkedut. “Bukan takut. Cuma … penasaran aja.”“Aku ‘kan udah bilang, Mas. Ibu cerita soal masa kecil kamu,” jawab Tavisha, sambil melangkah pelan menuju tangga. Namun Yudha masih enggan melepaskan ceng

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 29 - Operasi Itu Terlarang

    “Uhuk!” Dahlia beralih ke arah suaminya, menyodorkan air mineral seraya mengusap punggung pria disana. Suasana ruang makan yang semula tegang pelan-pelan mereda setelah insiden tersedak pria yang usianya lebih dari setengah abad tersebut. “Pelan-pelan, Pak. Diminum dulu.”Sementara Tavisha dengan ragu-ragu menyodorkan serbet kain. Dirgantara hanya mengangguk singkat sebagai ucapan terima kasih, meski sorot matanya masih menyimpan sesuatu yang entah heran, terkejut, atau waspada—Tavisha tidak bisa menebak itu. Tavisha menatap bingung sang ayah mertua. Kemudian, mengalihkan tatapannya ke arah sang suami yang ada di dekatnya. Makan malam itu terus berlanjut, tanpa ada komentar dari Dirgantara tentang tema skripsi yang ingin dikulik menantunya. Masing-masing menghabiskan santapan itu dengan khidmat dan tenang. Tidak ada perbincangan lebih lanjut. Yang ada hanya keheningan yang membuat jantung Tavisha semakin berdegub kencang. Tak lama kemudian, setelah piring-piring makan malam diber

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 28 - Semakin Menegangkan

    Sepanjang perjalanan menuju kediaman Dirgantara, Tavisha tak henti membenahi rambut dan pakaian. Selain itu, bibirnya pun tak henti-hentinya menggerutu. Bukan karena kesal, tapi karena ia tidak mempersiapkan apapun. Bagaimana tidak, ia hanya mengenakan pakaian yang terlampau santai. Sama sekali tidak mencerminkan bahwa ia istri seorang perwira. Jika bertemu ayah mertuanya, apa yang harus ia katakan? Ah! Memikirkannya saja Tavisha enggan. Diam-diam Yudha melirik sang perempuan yang tampak panik dan kelimpungan. Baginya, kepanikan Tavisha sangat menghibur. Perempuannya itu sangat lucu, apalagi sudah mengerucutkan bibir. Sungguh menggemaskan!Yudha melirik dari ekor matanya. Disaat berikutnya, bibir itu mengulum senyum. Tipis sekali, seperti benang. “Mas, aku beneran nggak siap lho! Ini pertama kali aku ke rumah Ibu sama Bapak! Aku harus bagaimana? Nanti ngomong apa?”Pandangan Tavisha yang sudah sepenuhnya menatap ke arah sang suami, kini menarik lengan kemeja itu, hingga membuat kemu

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 27 - Menegangkan

    “Kamu ajak aku kesini?” tanya Tavisha, mengedarkan pandangan. Tempat itu bukan sesuatu yang istimewa. Dan juga saat ini mood Tavisha sedang tidak ingin memikirkan hal yang berat. “Ya,” jawab Yudha datar, tapi bibirnya melengkung tipis. “Kamu ‘kan lagi siapin skripsi. Saya pikir, tidak ada salahnya cari referensi disini.”Nyatanya, Yudha membawa Tavisha kali ini ke sebuah toko buku. Ia tahu maksud suaminya itu baik. Tapi, tolonglah … kali ini Tavisha sedang merasa galau akibat film. Memikirkan untuk menyelesaikan skripsi saja, tidak ada agendanya saat ini. “Tapi, Mas. Aku lagi ….”“Selagi saya masih disini dan belum sibuk dengan urusan negara.”Nada terakhir itu Yudha ucapkan dengan sengaja, sedikit merendah, seolah ingin melunakkan sisa ketegangan di antara mereka. Dan kata-kata itu pula, membuat Tavisha hanya memandang tanpa ekspresi berarti. “Saya mau bantu kamu untuk selesaikan studi, Tavisha.”“...”Tavisha terdiam, menatap wajah Yudha cukup lama. Ada perasaan hangat yang tiba-t

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 26. Kencan

    “Mau kemana dulu?” tanya Yudha begitu mobil mereka meninggalkan kompleks cluster. Tavisha yang sedang fokus bermain ponsel, langsung mengalihkan pandangannya ke arah sang suami. Matanya berbinar cerah, menatap Yudha yang fokus menyetir. Setelahnya, ia teringat bahwa di bioskop sedang tayang film tentang abdi negara. Rasa penasarannya begitu membuncah. Maka, dengan antusias ia berkata, “Mas, di bioskop lagi tayang film tentang abdi negara. Kita nonton itu aja, yuk?” Yudha tak menjawab. Kisah film itu menceritakan bukan hanya tentang operasi militer di medan perang, tetapi juga menyoroti konflik keluarga dan pergolakan batin seorang perwira dalam memilih jalan hidupnya. Hal ini membuat Yudha khawatir tentang Tavisha. Ia takut sang istri ke-trigger dengan apa yang dialami oleh tokoh tersebut. “Mas? Kok diem aja?” Tavisha yang semula begitu antusias menjadi murung karena tak ada respon dari suaminya. Ya, begitulah Yudha. Minim ekspresi dan tidak mudah dipahami. “Kamu yakin?” tanya

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 25 - Kehangatan dan Ketakutan

    “Kamu yakin siap tidur satu kamar?” suara Yudha sangat pelan, nyaris bercampur dengan deru napas mereka. Pria itu tak lantas mengalihkan tatapannya. Ia mencoba menelaah setiap tarikan napas perempuannya. Hela nafas antara mereka terasa berat. Bukan karena canggung, tapi karena sesuatu yang terikat—entah apa. Tavisha menelan ludah. Ia tak tahu harus menjawab apa. Jujur saja, ia tidak mengerti perasaannya. Tapi, setelah apa yang terjadi malam itu. Rasanya, jauh dari sang suami adalah hal yang paling ia takuti saat ini. Tak lama, terdengar suara hela napas Yudha. “Kalau kamu siap, malam ini saya tidur disini.”Hanya satu kalimat. Tapi, mampu membuat jantung Tavisha berdetak kencang. Ia memang tidak langsung menunjukkan ekspresi kegirangan. Meskipun sejujurnya, dalam dadanya seperti ada kembang api yang sudah meletup tak terkira. Ia menunduk, berpura-pura sibuk merapikan selimut. Padahal, ia sangat gugup. Tak ada jawaban yang berarti sampai tiba-tiba Yudha beranjak dari tempatnya, berj

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status