Share

Bab 19 - Ruang Hampa

Penulis: ekaphrp
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-02 12:06:28
Tavisha terduduk di meja makan, menatap kosong tulisan tangan suaminya. Tak ada kata atau sekadar emotiko cinta yang tersemat di dalamnya. Dan itu—cukup melukai hati Tavisha sebagai seorang istri. Banyak pertanyaan yang mengerumuni pikirannya. Apa Yudha tidak benar-benar tulus merasakan hatinya? Atau … Tavisha hanya mainan semata? Namanya perempuan selalu diliputi oleh pikiran yang berlebihan. Sekeras apapun berusaha berpikir positif, tapi jika sikap Yudha sulit sekali ditebak, membuat Tavisha jadi ragu.

Pria itu terkadang menunjukkan sisi manisnya meski berwajah datar. Tapi, bodohnya Tavisha yakin bahwa sisi manis itu adalah bentuk perhatian seorang Yudha. Ia yang tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang pria dewasa, tentu menganggap apa yang dilakukan Yudha adalah bentuk cintanya.

“Kenapa lo nggak bangunin gue pas mau pergi?” gumam Tavisha, lebih pada dirinya sendiri. Entah karena ia yang terlalu lelap atau Yudha yang memang tidak ingin membangunkannya. Namun, pagi itu,
ekaphrp

Kasih syok terapi. Ada apakah Yudha dengan Bening? Wakakak. Kalian pasti bertanya-tanya, 'kan? Yuk lah suppor terussss

| 9
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (25)
goodnovel comment avatar
Yhara_18
Yudha kasih kabar kek buat tavisha biar gak khawatir gitu masa cm diam aja.
goodnovel comment avatar
Yhara_18
wah ada sesuatu kah yudha sama bening. bakalan tantrum ini tavisha Krn dulu tavisha pernah mencak2 dgn bening.
goodnovel comment avatar
Viva Oke
hei Tavisha, itu foto Yudha dan bening GK berdua loh..jadi jangan mikir aneh-aneh deh ke suami Lo. Yudha dan bening hanya tim ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 29 - Operasi Itu Terlarang

    “Uhuk!” Dahlia beralih ke arah suaminya, menyodorkan air mineral seraya mengusap punggung pria disana. Suasana ruang makan yang semula tegang pelan-pelan mereda setelah insiden tersedak pria yang usianya lebih dari setengah abad tersebut. “Pelan-pelan, Pak. Diminum dulu.”Sementara Tavisha dengan ragu-ragu menyodorkan serbet kain. Dirgantara hanya mengangguk singkat sebagai ucapan terima kasih, meski sorot matanya masih menyimpan sesuatu yang entah heran, terkejut, atau waspada—Tavisha tidak bisa menebak itu. Tavisha menatap bingung sang ayah mertua. Kemudian, mengalihkan tatapannya ke arah sang suami yang ada di dekatnya. Makan malam itu terus berlanjut, tanpa ada komentar dari Dirgantara tentang tema skripsi yang ingin dikulik menantunya. Masing-masing menghabiskan santapan itu dengan khidmat dan tenang. Tidak ada perbincangan lebih lanjut. Yang ada hanya keheningan yang membuat jantung Tavisha semakin berdegub kencang. Tak lama kemudian, setelah piring-piring makan malam diber

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 28 - Semakin Menegangkan

    Sepanjang perjalanan menuju kediaman Dirgantara, Tavisha tak henti membenahi rambut dan pakaian. Selain itu, bibirnya pun tak henti-hentinya menggerutu. Bukan karena kesal, tapi karena ia tidak mempersiapkan apapun. Bagaimana tidak, ia hanya mengenakan pakaian yang terlampau santai. Sama sekali tidak mencerminkan bahwa ia istri seorang perwira. Jika bertemu ayah mertuanya, apa yang harus ia katakan? Ah! Memikirkannya saja Tavisha enggan. Diam-diam Yudha melirik sang perempuan yang tampak panik dan kelimpungan. Baginya, kepanikan Tavisha sangat menghibur. Perempuannya itu sangat lucu, apalagi sudah mengerucutkan bibir. Sungguh menggemaskan!Yudha melirik dari ekor matanya. Disaat berikutnya, bibir itu mengulum senyum. Tipis sekali, seperti benang. “Mas, aku beneran nggak siap lho! Ini pertama kali aku ke rumah Ibu sama Bapak! Aku harus bagaimana? Nanti ngomong apa?”Pandangan Tavisha yang sudah sepenuhnya menatap ke arah sang suami, kini menarik lengan kemeja itu, hingga membuat kemu

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 27 - Menegangkan

    “Kamu ajak aku kesini?” tanya Tavisha, mengedarkan pandangan. Tempat itu bukan sesuatu yang istimewa. Dan juga saat ini mood Tavisha sedang tidak ingin memikirkan hal yang berat. “Ya,” jawab Yudha datar, tapi bibirnya melengkung tipis. “Kamu ‘kan lagi siapin skripsi. Saya pikir, tidak ada salahnya cari referensi disini.”Nyatanya, Yudha membawa Tavisha kali ini ke sebuah toko buku. Ia tahu maksud suaminya itu baik. Tapi, tolonglah … kali ini Tavisha sedang merasa galau akibat film. Memikirkan untuk menyelesaikan skripsi saja, tidak ada agendanya saat ini. “Tapi, Mas. Aku lagi ….”“Selagi saya masih disini dan belum sibuk dengan urusan negara.”Nada terakhir itu Yudha ucapkan dengan sengaja, sedikit merendah, seolah ingin melunakkan sisa ketegangan di antara mereka. Dan kata-kata itu pula, membuat Tavisha hanya memandang tanpa ekspresi berarti. “Saya mau bantu kamu untuk selesaikan studi, Tavisha.”“...”Tavisha terdiam, menatap wajah Yudha cukup lama. Ada perasaan hangat yang tiba-t

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 26. Kencan

    “Mau kemana dulu?” tanya Yudha begitu mobil mereka meninggalkan kompleks cluster. Tavisha yang sedang fokus bermain ponsel, langsung mengalihkan pandangannya ke arah sang suami. Matanya berbinar cerah, menatap Yudha yang fokus menyetir. Setelahnya, ia teringat bahwa di bioskop sedang tayang film tentang abdi negara. Rasa penasarannya begitu membuncah. Maka, dengan antusias ia berkata, “Mas, di bioskop lagi tayang film tentang abdi negara. Kita nonton itu aja, yuk?” Yudha tak menjawab. Kisah film itu menceritakan bukan hanya tentang operasi militer di medan perang, tetapi juga menyoroti konflik keluarga dan pergolakan batin seorang perwira dalam memilih jalan hidupnya. Hal ini membuat Yudha khawatir tentang Tavisha. Ia takut sang istri ke-trigger dengan apa yang dialami oleh tokoh tersebut. “Mas? Kok diem aja?” Tavisha yang semula begitu antusias menjadi murung karena tak ada respon dari suaminya. Ya, begitulah Yudha. Minim ekspresi dan tidak mudah dipahami. “Kamu yakin?” tanya

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 25 - Kehangatan dan Ketakutan

    “Kamu yakin siap tidur satu kamar?” suara Yudha sangat pelan, nyaris bercampur dengan deru napas mereka. Pria itu tak lantas mengalihkan tatapannya. Ia mencoba menelaah setiap tarikan napas perempuannya. Hela nafas antara mereka terasa berat. Bukan karena canggung, tapi karena sesuatu yang terikat—entah apa. Tavisha menelan ludah. Ia tak tahu harus menjawab apa. Jujur saja, ia tidak mengerti perasaannya. Tapi, setelah apa yang terjadi malam itu. Rasanya, jauh dari sang suami adalah hal yang paling ia takuti saat ini. Tak lama, terdengar suara hela napas Yudha. “Kalau kamu siap, malam ini saya tidur disini.”Hanya satu kalimat. Tapi, mampu membuat jantung Tavisha berdetak kencang. Ia memang tidak langsung menunjukkan ekspresi kegirangan. Meskipun sejujurnya, dalam dadanya seperti ada kembang api yang sudah meletup tak terkira. Ia menunduk, berpura-pura sibuk merapikan selimut. Padahal, ia sangat gugup. Tak ada jawaban yang berarti sampai tiba-tiba Yudha beranjak dari tempatnya, berj

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 24 - Mau Tapi Malu

    “Hmmmm … kalau kita nge-date aja gimana?”Yudha menatap wajah sang istri selama beberapa detik, seolah menimang ajakan tersebut.“Nge-date?” tanya Yudha, mencoba memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar. “Iya.”Tavisha mengangguk. Bibirnya melengkung membentuk senyuman kecil. Ia berusaha tenang meski jantungnya kini berdegub kencang. Tavisha benar-benar seperti remaja yang terlihat sedang jatuh cinta. Seakan, kehadiran Yudha adalah udara yang mampu membuatnya bernafas. “Lagipula, kita belum pernah jalan bareng, ‘kan? Aku rasa nggak masalah menghabiskan waktu sebelum kamu sibuk lagi.”“...”Yudha hanya bergeming. Ada binar cerah yang tampak dari manik hazel perempuan itu. Kalau dipikir-pikir, Tavisha ini sungguh lucu. Dulu ia yang berusaha menjauh dengan mengajukan pasal-pasal. Sekarang, justru dirinya yang mencoba mendekat. “Aku mau ngerasain kayak pasangan normal.”Kalimat itu langsung membuat Yudha mendongak. Apa dirinya tidak salah dengar? Lantas Yudha menurunkan tatapannya ke

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status