Istri Tawanan Abdi Negara

Istri Tawanan Abdi Negara

last updateLast Updated : 2025-07-14
By:  ekaphrpUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
6 ratings. 6 reviews
6Chapters
28views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Tavisha Putri Tandjung, mahasiswi jurnalistik dengan semangat bebas dan rasa ingin tahu yang tajam, mendadak dijodohkan oleh sang ayah–seorang Menteri Pertahanan—dengan Kapten Baratayudha Dirgantara, prajurit elit TNI AU yang dingin, disiplin, dan tidak percaya pada cinta. Pernikahan yang awalnya tampak seperti kesepakatan antara dua keluarga terhormat ternyata menyimpan maksud tersembunyi. Di balik senyum politik dan seragam kehormatan, ada rahasia yang harus dikubur rapat—skandal militer diam-diam mengancam nama baik serta keselamatan keduanya. Tavisha mulai menerima ancaman misterius, sementara Baratayudha nyaris kehilangan nyawa dalam misi penting. Di tengah ketegangan dan kecurigaan, mereka perlahan menemukan bahwa apa yang mereka jalani bukan sekadar pernikahan politik, melainkan satu-satunya jalan untuk melindungi satu sama lain. Mampukah cinta tumbuh dari pernikahan yang dipaksa? Atau justru rahasia masa lalu akan menghancurkan segalanya?

View More

Chapter 1

Tanisha Putri Tandjung

"Nona Tavisha ...."

Dua orang pria berbadan besar lengkap dengan pakaian serba hitam berdiri di hadapan seorang wanita dengan rambut dicepol asal, pakaian kasual—celana jeans, kaos oversize polos serta sepatu kets putih. Tak lupa, shoulder bag berwarna senada dengan sepatunya.

"Sudah saya bilang, jangan menunjukkan eksistensi kalian di lingkungan kampus. Kenapa—"

"Maaf, Nona. Bapak ingin bertemu Anda."

Salah seorang pria berwajah bulat memotong ucapan perempuan tersebut hingga tampak begitu kesal. Perempuan itu memutar bola matanya malas.

"Saya masih ada tugas, minggir!"

"Maaf, Nona. Bapak bilang kalau Nona tidak mau datang baik-baik, kami terpaksa—"

Belum genap ucapan itu terlontar, Tavisha langsung berdecak sinis. Melihat lingkungan sekitar, dimana beberapa orang menatap ke arahnya dengan pandangan tak suka. Membuat Tavisha menjatuhkan pilihan untuk melangkah secara sukarela.

"Oke ... oke!"

Perempuan itu menghentakkan kaki, melangkah lebih dulu menuju mobil MV3 dengan plat nomor merah. Tentu saja hal itu membuat Tavisha semakin dongkol. Apa yang akan teman-temannya pikirkan jika mobil yang dibeli dari uang rakyat dipakai untuk menjemputnya? Ah! Memikirkannya saja membuat perempuan itu kesal sendiri.

"Kalian tahu kenapa Papa panggil saya?"

Di tengah hening dalam perjalanan, Tavisha menatap dua pria dari pantulan spion.

"Maaf, Nona. Kami tidak tahu."

Sampai akhirnya, mobil tersebut berhasil mengantarkannya ke kediaman Tandjung yang sangat megah bak istana negara. Bahkan dari gerbang menuju pintu utama saja, harus melewati halaman seluas satu hektar. Sungguhan, meski terlahir sebagai putri dari orang berpengaruh senusantara, Tavisha tetap tidak menyukainya. Sebab, itu menjadi alasan mengapa dirinya selalu jadi bulan-bulanan teman kampusnya. Sebagian mereka menganggap bahwa pemerintah hanya bisa menyakiti rakyat. Hidup bergelimang harta, sementara masih banyak rakyat yang hidup dibawah kolong jembatan. Kesenjangan sosial itu juga telah melukai harga diri Tavisha sebagai seseorang yang vokal terhadap hak asasi manusia. 

Setelah melewati pintu utama, ia langsung disambut oleh beberapa pelayan.

"Papa dimana?" tanya Tavisha begitu lolos dari ambang pintu.

"Di ruang kerja, Non. Mari saya antar."

Tavisha hanya mengangguk lalu mengekori langkah kaki Kepala Pelayan tersebut. Begitu tiba di depan pintu ruang kerja sang ayah, entah mengapa jantungnya berdebar kencang. 

Kepala Pelayan itu mengetuk pintu sebelum mengatakan bahwa sosok yang dicari sudah disana.

"Bapak, Nona Putri sudah datang."

Putri adalah panggilan Tavisha di kediaman tersebut. Namun, ia merasa tidak menyukai panggilan itu. Karena setiap kali orang menyebutnya 'putri', seolah-olah ia benar tuan putri yang selalu ayahnya elukan. Padahal ... tidak seperti itu.

"Masuk."

Kala pintu terbuka, Tavisha menghampiri sang ayah lalu mencium tangannya.

"Duduk," ucap pria berusia lebih setengah abad itu. Tatapannya begitu tajam, menunjukkan bahwa ia sosok yang berwibawa. 

Dan kini, di ruang kerja sang ayah yang dingin dan sunyi, Tavisha duduk diam, mencoba membaca situasi dari wajahnya. Menteri Pertahanan. Pria yang selalu bicara soal prinsip, strategi, dan loyalitas, tapi tak pernah paham caranya mendengarkan isi hati putrinya sendiri.

"Papa mau ngomong a—"

"Papa mau kamu menikah," ucapnya datar, seperti sedang menyusun strategi militer, bukan masa depan anaknya. Tavisha lantas memalingkan wajah, mencoba menahan tawa yang mulai tertahan.

"Menikah? Tapi Tavisha masih kuliah, Pa!"

"Itu tidak jadi masalah."

Aura dingin memancar ke seluruh penjuru ruangan. Tavisha hanya mampu tertawa pahit.

"Dengan siapa? Atlet? Pejabat partai? Atau ... anak kolega Papa demi memperluas aliansi?"

Pria itu tak menjawab. Ia hanya menggeser map biru tua ke arahnya.

"Kapten Barathayudha Dirgantara. Pasukan elit TNI AU. Usianya tiga puluh lima tahun. Lulusan terbaik AAU dan satuan elit lintas udara. Putra dari Panglima TNI."

Tavisha tak percaya dengan penuturan sang ayah. Begitu percaya diri bahwa putrinya akan menerima. Tapi, sebenarnya ia juga tak punya kendali untuk menolak. Usia mereka jelas terpaut jauh. Tavisha baru menginjak 22 tahun. Bagaimana mungkin menikahi pria tak dikenal yang usianya saja lebih pantas disebut om?

"Papa jual Tavisha?" tanya perempuan itu, matanya menatap tajam tapi sedikit berkaca-kaca.

"Putri, ini bukan transaksi. Tapi, aliansi," jawab sang ayah dengan tegas. "Keluarga kita butuh tameng. Politik itu kejam. Dunia militer punya kehormatan untuk bisa melindungi."

Tavisha berdiri. Tangannya gemetar, tapi suaranya tidak.

"Tavisha bukan tameng, Pa! Tavisha anak perempuan Papa!"

"Rendahkan suara kamu, Putri!"

Tavisha hanya mampu membisu. Tanpa menunggu lebih lama lagi, akhirnya Tavisha meninggalkan ruangan. Hatinya terluka dan penuh amarah. Ia seolah tak percaya apa yang baru sang ayah lontarkan. Ia bahkan masih kuliah dan ingin menikmati masa muda meskipun dengan kesendirian seperti yang selalu dilakukan selama ini. Tapi, sifat keras sang ayah selalu tak bisa dibantah.

"Anak itu," gumam Manggala, tak percaya.

***

Di markas TNI AU, seorang pria berdiri di seberang meja kebesaran Panglima. Tubuh mereka masih berbalut seragam kebanggaan. Namun, ada atmosfer lain yang tercipta kala itu. Entah bisa diartikan sebagai apa.

"Tavisha Putri Tandjung, putri Menteri Pertahanan. Usianya dua puluh dua tahun—perempuan ini akan jadi istri kamu."

Sebuah pernyataan yang begitu mengejutkan. Wajah datar pria muda disana bahkan sampai mengeras mendengar hal tersebut. Sementara pria tua yang duduk di kursi kehormatannya, menyodorkan sebuah map berwarna biru, menampakkan sosok perempuan dengan senyum yang menawan. Tapi, hal itu sama sekali tak menarik perhatian.

"Bapak dan Ibu sudah sepakat untuk menerima. Pak Menhan sendiri yang meminta agar putri semata wayangnya ini menikah dengan kamu."

"Skandal apa lagi yang berusaha Bapak tutupi?" tanya pria dengan name tag Kapten Barathayudha Dirgantara.

"Jaga bicara kamu, Yudha," tegas pria itu pelan namun penuh penekanan.

"Siapa yang diuntungkan dari pernikahan ini, Pak?"

"..."

Laksamana Dirgantara—nama yang terpampang di meja kehormatannya. Sosok itu menatap sang putra tanpa berbicara. Akan tetapi, tatapan itu sudah menjelaskan segalanya. Bahwa, Dirga bukan sosok yang bisa diintervensi secara langsung.

"Persiapkan saja dirimu dengan baik. Bulan depan kalian menikah."

Satu kalimat itu menutup perbincangan mereka. Tak ada negosiasi. Dirga langsung beranjak meninggalkan ruangan. Ia memang sosok yang tidak bisa dibantah. Titik pandang Yudha mengekori punggung sang ayah yang mulai menjauhi ruangan. Ketika pria itu menghilang, Yudha menarik map biru yang tergeletak di meja. Ia mengamati foto yang beserta biodata calon istrinya. Tidak ada yang memberatkan selain usia mereka yang terpaut jauh.

"Tavisha ... Putri ... Tandjung ...," gumamnya sambil menarik secarik foto perempuan berambut panjang tersebut.

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Kania Putri
salah paham kamu tavisha bening & yudha ini murni bantu aja mereka profesionalisme dalam kerja koq, kalian kan nikah karena perjodohan kamu juga blm mengenal yudha lebih dalam jangan nuduh bening kaya gitu juga.
2025-07-14 18:10:20
1
user avatar
Kania Putri
untung si papa tlpn kasih tau kalo tavisha ada alergi kacang almond ini kalo gitu gak kebayang nasib tavisha, beruntung tavisha mendapatkan penangann yg cepat ini walaupun sekarang Kondisinya kritis tapi yudha udah menjalankan perannya dengan baik sebagai suami menolong tavisha dengan cepat
2025-07-14 17:58:16
0
user avatar
Kania Putri
perjanjian pernikahan yg kamu buat kayanya gak berlaku buat yudha ini lagian susah loh nikah sama abdi negara untuk nikah dan cerai itu ada sidang di mabesnya. ya ampun tavisha kenapa juga kamu makan itu kan alergimu kambuh. duh yudha tolongin tuh bini kamu
2025-07-14 17:43:07
1
user avatar
Kania Putri
pernikahan macam apa yg kau jalanan Tavisha indah dan abadi seumur hidup tapi tidak bagi kamu yg ada hidupmu terbelenggu di sangkar emas ini, ya oloh yudha mbok jangan garang2 kaya kak rose sama bini kamu lembut sedikit kan bisa
2025-07-14 17:32:00
1
user avatar
Kania Putri
kasihan tavisha & bratayudha di jadikan tameng buat pernikahan bisnis kedua keluarga meni tega kalian demi harkat dan martabat harga diri keluarga anak kalian di korbankan. eh bratayudha kayanya mau cari tau siapa calon istrinya ya ini
2025-07-14 17:24:30
1
user avatar
Kania Putri
wah akhirnya karya baru juga, hadir ramaikan akak Suport terus ya
2025-07-14 16:26:19
1
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status