Aria keluar dari ruangan itu setelah diceramahi dokter tentang kesehatan janin dan lain-lain.
Sepasang suami istri masuk ke ruangan kandungan setelah di panggil memasuki ruangan.
Aria melirik mereka dengan ekspresi iri. Sang suami dengan penuh perhatian membimbing istrinya yang hamil besar ke dalam ruangan. Wajah mereka penuh dengan senyum kebahagiaan.
Dia menunduk sambil mengelus perutnya. Dia dengan lesu berjalan meninggalkan tempat itu.
Saat berada di tempat sepi, dia berhenti sejenak dan mengeluarkan ponselnya. Dia hanya menatap layar ponselnya cukup lama.
Aria hafal dengan nomor Dario, tapi ragu-ragu menghubunginya terutama setelah apa yang dia lihat di kamar Hanna.
Aria mencengkeram ponselnya dan tersenyum pahit.
Mungkin saat ini Dario masih bercinta dengan Hanna di apartemen.
Aria buru-buru menghapus air matanya yang akan mengalir. Dia sudah cukup menangis hari ini. Dia sangat lelah dan tidak ingin menangis lagi.
Ayahnya bahkan tidak mengatakan memutuskan hubungan ayah dan anak mereka, namun orang-orang dari rumah itu membuat Stefan hanya memiliki satu putri yaitu Melissa, dan Aria bukan siapa-siapa.Hati Aria dingin. Jika bukan karena Ramus dia juga akan tidak akan pernah datang ke rumah ini.“Siapa yang bilang hanya Melissa Nona Muda dari keluarga ini?! Aku juga nona Muda dari keluarga ini! Jika kamu tidak percaya panggilkan ayahku!” Aria ingin membuka pintu gerbang dengan paksa.Namun pintu gerbang di tutup dari dalam, dia tidak bisa membuka gerbang tanpa bantuan satpam.Satpam itu menatapnya jengkel.“Nona, Tuan dan Nyonya tidak pernah bilang mereka punya putri lain. Kamu tiba-tiba datang dan mengaku-ngaku putri Tuan Stefan. Mangkinkah kamu adalah penipu atau anak haram Tuan Stefan?” Satpam menatap Aria dengan pandangan meremehkan.Dia pernah mendengar salah satu keluarga kaya lain memiliki anak haram dan muncul di depan r
Melissa melihat tatapan Aria tertuju pada gaunnya, berpikir dia iri dan mengangkat dagunya dengan seringai sombong.Dia berhenti di depan Aria dan memandang penampilannya dengan ekspresi meremehkan.“Aria, lama tidak melihatmu, kamu terlihat begitu kuyu dan menyedihkan,” ujarnya berpura-pura prihatin, namun sorot matanya memandang Aria merendahkan.“Nona Melissa, apa kamu mengenal gadis ini?” Satpam itu bertanya ragu-ragu.“Nona ini mengaku dia adalah Nona Muda tertua dari keluarga ini dan ingin bertemu dengan Tuan Stefan. Tapi saya tidak pernah mendengar tentang Nona Aria, yang saya tahu putri Tuan Stephan hanya Nona Melissa saja. Saya tidak berani membiarkannya masuk tanpa izin dari Nyonya,” lanjut satpam itu hati-hati sambil mengamati reaksi Melissa.Dia takut bahwa Aria benaran putri Tuan Stefan dan dia sudah menyinggungnya dengan tidak membiarkannya masuk.Sudut bibir Melissa terangkat saat dia
Melissa menyeringai. Dia tidak melepaskan cengkeramannya dari rambut Aria dan menghinanya.“Kamu pikir kamu masih Nona Muda keluarga Crowen, hah??! Ayah sudah membuangmu dan mengusirmu! Bahkan jika kamu mengemis pada kami, kami tidak akan memberikan saru sen pun padamu! Dasar pengemis! Kamu seharusnya sadar diri dan enyah dari sini. Kamu membuatmu jijik setiap melihat wajahmu!”Aria menahan air matanya agar tidak mengalir karena rasa sakit di kepalanya akibat jambakan Melissa.Dia dengan paksa dan susah payah melepaskan cengkeraman Melissa dari rambutnya. Tangannya terangkat menampar wajah Melissa.Plak!Dia sangat muak dengan kesombongan Melissa.Satpam tercengang melihat Aria berani menampar Melissa.“Apa ayah mengatakan itu padamu bahwa dia membuangku?” ujar Aria dingin.“Kamu dan ibumu yang seharusnya sadar diri. Kalian hidup mewah dengan uang ibuku dan sangat sombong! Kamu yang membuatku
Ketika Stefan mendengar kata-kata Aria, ekspresi tampak cemberut bukan khawatir mendengar putranya sekarat.Dia mengerut keningnya dengan ekspresi tidak senang.“Dokter sudah bilang adikmu tidak bisa bertahan hidup, mengapa kamu keras kepala ingin mempertahan hidupnya! Ramus bahkan tidak pernah sadar dari komanya, sia-sia saja membiarkannya hidup dan membuang uang.”Kata-kata Stefan sangat kejam untuk didengar Aria.Mata Aria membelalak menatap ayahnya tidak percaya.Benarkah orang di depannya adalah seorang ayah? Begitu teganya seorang ayah mengucapkan kata-kata kejam itu tentang putranya.Hati Aria menggigil melihat Stefan begitu berdarah dingin terhadap anak kandungnya sendiri.“A ... ayah ... mengapa kamu begitu tega mengatakan kata-kata kejam itu tentang Ramus. Ramus adalah putra ayah ....”Ekspresi Stefan sangat acuh tak acuh meliriknya. Dia benar-benar berdarah dingin mengabaikan kehidupan p
Aria membuang kebencian dan rasa sakit hatinya. Dia berlutut di depan Stefan dan memandang memohon.“Ayah, kumohon selamatkan Ramus. Aku tidak berharap Ramus bangun dari komanya, tapi setidaknya bantu Ramus mendapat donor jantung. Aku akan melakukan apa pun yang ayah inginkan selama Ramus masih hidup. Kumohon selamatkan Ramus, Ayah.”Air mata mengalir deras di pipinya dan suaranya serak memohon pada sosok yang dipanggil ‘ayah’.Baik Stefan dan Emily terkejut melihat tindakan tiba-tiba Aria yang berlutut di depan mereka.Melissa pun tak kalah terkejut, namun hanya beberapa saat digantikan dengan perasaan puas dan gembira melihat Aria dengan menyedihkan berlutut memohon pada mereka.Stefan bagaimana pun merasa canggung putrinya memohon padanya untuk menyelamatkan adiknya. Meski dia tidak peduli dengan Aria dan Ramus, dia tidak ingin reputasinya tercoreng sebagai ayah yang kejam di mata orang lain.Mereka saat ini
“Apa yang ingin kamu lakukan?” Stefan berkata tidak senang pada istrinya.Emily menenangkan suaminya dan berbisik dengan suara pelan, “Sayang, bukankah kita tidak bisa mendapatkan harta yang ditinggalkan Delia karena harus meminta persetujuan Aria? Lebih baik menggunakan kesempatan ini untuk membuat Aria menyerahkan warisan Delia pada kita.”Stefan berkedip lalu memandang Aria yang berlutut di depannya.Benar, Aria sekarang sangat putus asa hingga dia berlutut dan memohon pada mereka.Jika dia membuat Aria menyerahkan warisan Delia pada mereka, Stefan tidak akan menyembunyikan warisan Delia dan menggunakannya dengan sesuka hati.Kilatan serakah melintas di mata Stefan. Dia dengan cepat berdeham menutupi keserakahan di matanya dan berkata dengan acuh tak acuh pada Emily.“Baiklah, lakukan seperti itu.” Setelah mengatakan itu, dia berbalik acuh tak acuh masuk ke dalam rumah.“Apa yang kamu tungg
“Selama kamu menandatangan surat penyerahan warisan pada kami, kami bisa membagi harta warisan ibumu dengan pengacara itu. Tidak ada gunanya kamu mencari pengacara korup itu,” ujar Melissa dengan mata berkilat licik.Tubuh Aria bergetar. mereka sangat tidak tahu malu dan menjijikkan!“Lebih baik kamu segera tandatangani surat itu dan jangan membuang waktu melakukan sesuatu yang tidak berguna. Kami juga bisa menjamin kamu menjalani hidup enak di luar negeri selama kamu menandatangani surat penyerahan warisan,” lanjut Melissa meletakkan pulpen di atas map itu.“Apa yang kamu tunggu, cepat tanda tangan!” Emily berkata dengan tidak sabar melihat Aria tidak bergerak untuk menandatangani dokumen itu.Aria mengepalkan tangannya erat di atas paha.“Aku tidak akan menandatangani surat penyerahan ini,” bisiknya dengan suara rendah.Bukan karena Aria haus dengan kekayaan, tapi dia tidak ingin memberikan w
Stefan memelototi Melissa dan Emily dengan tatapan peringatan sebelum pergi berbalik pergi meninggalkan ruang tamu dengan suasana hati yang buruk.Melissa mengerucutkan bibirnya memandang punggung ayahnya.“Ibu, tidakkah berpikir bahwa ayah waspada pada kita seolah kita akan mencuri warisan Delia.”Uang kadang membuat orang jadi gelap mata, mengungkapkan sifat busuk seseorang.Emily mencibir, “Ayahmu adalah orang yang serakah. Dia ingin menyimpan harta Delia untuk dirinya sendiri. Jika tidak dia tidak menyembunyikan warisan Delia dari Aria dan berharap Ramus cepat mati agar menguasai warisan Delia.”“Tapi kita bukan Ramus atau pun Aria, mengapa ayah memperlakukan kita seperti itu. Bukankah ayah mencintai kita?” kata Melissa tidak puas.“Kita berdua sudah membuat banyak masalah yang merugikannya, tentu ayahmu sangat membenci kita. Ayahmu adalah orang yang egois dan serakah. Dengan kekayaan Delia