Share

Komplikasi Kehamilan

Aria berlari keluar dari gedung apartemen Hanna dan menghapus air matanya kasar. Dia berhenti sejenak untuk menarik napasnya yang terengah-engah.

Namun rasa sakit di dadanya masih ada. Aria menepuk-nepuk dadanya berharap rasa sakit di hatinya menghilang. Namun rasa sakit itu semakin menjadi-jadi saat bayang-bayang sosok Dario terjerat di tempat tidur bersama sang sahabat.

“Kumohon ... rasanya sangat sakit ....” isaknya mencengkeram erat dadanya, di mana sumber rasa sakitnya. Air matanya tak henti-hentinya mengalir di pipinya.

Mengapa Tuhan tidak mengasihinya. Dia sangat lelah.

Sungguh. Ini sangat sakit.

Aria mendongak memandang langit, gugusan bintang yang bertabur di indah di langit malam. Keindahan langit berbintang sama sekali tidak menghibur hatinya yang lara.

Ibu ... apa kamu melihatku?

“Mengapa kamu meninggalkanku dan Ramus,” bisiknya lirih, tubuhnya merosot berjongkok sambil meringkuk memeluk lutut.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status