“Selama kamu menandatangan surat penyerahan warisan pada kami, kami bisa membagi harta warisan ibumu dengan pengacara itu. Tidak ada gunanya kamu mencari pengacara korup itu,” ujar Melissa dengan mata berkilat licik.
Tubuh Aria bergetar. mereka sangat tidak tahu malu dan menjijikkan!
“Lebih baik kamu segera tandatangani surat itu dan jangan membuang waktu melakukan sesuatu yang tidak berguna. Kami juga bisa menjamin kamu menjalani hidup enak di luar negeri selama kamu menandatangani surat penyerahan warisan,” lanjut Melissa meletakkan pulpen di atas map itu.
“Apa yang kamu tunggu, cepat tanda tangan!” Emily berkata dengan tidak sabar melihat Aria tidak bergerak untuk menandatangani dokumen itu.
Aria mengepalkan tangannya erat di atas paha.
“Aku tidak akan menandatangani surat penyerahan ini,” bisiknya dengan suara rendah.
Bukan karena Aria haus dengan kekayaan, tapi dia tidak ingin memberikan w
Stefan memelototi Melissa dan Emily dengan tatapan peringatan sebelum pergi berbalik pergi meninggalkan ruang tamu dengan suasana hati yang buruk.Melissa mengerucutkan bibirnya memandang punggung ayahnya.“Ibu, tidakkah berpikir bahwa ayah waspada pada kita seolah kita akan mencuri warisan Delia.”Uang kadang membuat orang jadi gelap mata, mengungkapkan sifat busuk seseorang.Emily mencibir, “Ayahmu adalah orang yang serakah. Dia ingin menyimpan harta Delia untuk dirinya sendiri. Jika tidak dia tidak menyembunyikan warisan Delia dari Aria dan berharap Ramus cepat mati agar menguasai warisan Delia.”“Tapi kita bukan Ramus atau pun Aria, mengapa ayah memperlakukan kita seperti itu. Bukankah ayah mencintai kita?” kata Melissa tidak puas.“Kita berdua sudah membuat banyak masalah yang merugikannya, tentu ayahmu sangat membenci kita. Ayahmu adalah orang yang egois dan serakah. Dengan kekayaan Delia
Maaf ada sedikit unsur adult (18+)Bisa skip saat klo gak suka, atau lagi baca saat puasa.....Hening.Dario terdiam mendengar kata-kata Aria. Dia menatap gadis di depannya dengan tatapan penuh makna.“Apa yang membuatmu berubah pikiran? Bukankah sebelumnya kamu keras kepala menolakku?” ujarnya dengan nada mencemooh. Namun senyum mengembang di wajahnya saat dia menatap Aria dengan penuh minat.Aria menggertakkan giginya pahit.Dia berada diujung tanduk untuk menyelamatkan adik satu-satunya dan semua orang menolak membantunya.Dia hanya bisa datang pada bajingan itu untuk memohon bantuannya agar bisa menyelamatkan Ramus.“Sebelumnya kamu menawarkan padaku akan memenuhi semua keinginanku dan membayar biaya rumah sakit Ramus, kan? Aku akan menerima kesepakatan yang kamu buat dengan syarat kamu harus menyelamatkan adikku,” kata Aria dengan gigi terkatup.“Hanya karena itu?”
Tak pelak ekspresi Aria sedikit melukai egonya.“Kenapa ekspresi wajahmu begitu, aku tidak akan memakanmu.”Aria sudut bibir Aria berkedut. Dia memaksakan senyum di wajahnya.“Kapan kamu akan memberikan kontraknya padaku sekarang? aku harus pergi dan mengurus operasi adikku,” ujarnya dengan gigi terkatup.Dia meletakkan tangannya di dada Dario dan hendak mendorongnya.Dario tidak senang dan memelukku pinggangnya erat.“Kamu tidak perlu khawatirkan tentang itu.” Dia kemudian menekan telepon di atas meja menelepon seseorang tanpa melepaskan Aria.“Dokter Brown, apa kamu sudah menemukan donor jantung untuk Ramus Crowen?” tanyanya sambil melirik Aria.Jantung Aria berdegup kencang. Dia menatap Dario dengan tatapan penuh harap.“Tuan Clark, kami sudah menemukan pendonor dan mereka setuju mendonorkan jantung sesuai dengan kesepakatan. Tinggal menunggu instruksi Anda untuk m
Wajah Aria berubah dari merah ke putih merasakan sesuatu yang keras menusuk perutnya. Tanpa melirik ke bawah, dia mengerti apa yang terjadi. Pria itu terangsang. “Dario Clark, kamu bajingan—“ mata melebar memelototi Dario ngeri. Dario terkekeh tidak mencoba menutupi apa yang dia lakukan. Dia menundukkan kepalanya dan berbisik menggoda di samping telinga Aria. Wajah pucat pasi mendengar bisikannya. “Tuan Clark, kesepakatannya adalah menyerahkan anak ini pada Hanna untuk dibesarkan, bukan untuk menjadi pemuas nafsumu!” Aria meronta marah dan mendorong dada Dario. Namun sayang karena perbedaan kekuatan, dia tidak bisa melepaskan diri pelukan Dario. Dario tersenyum menatap Aria dengan tatapan dalam. Dia mengelus sisi wajah Aria dengan lembut. “Aku bisa mengubah kontrak sesuai dengan yang aku inginkan. Karena kamu datang dengan kakimu sendiri memohon padaku dan sudah menerima uangku, kamu harus menurutiku, atau ....” Dia men
Aria ke rumah sakit dengan tergesa-gesa. Ramus sudah lama dibawa ke ruang operasi saat dia datang. Aria benar-benar kesal dan membenci Dario membuatnya melewatkan saat Ramus di dorong ke ruang operasi.Saat dia datang, tidak ada siapa pun yang menunggu di depan pintu ruang operasi.Aria tersenyum ironis. Dia dan Ramus jelas memiliki kerabat dan ayah kandung. Tapi tidak ada siapa pun yang datang mendoakan kelancaran operasi Ramus, bahkan untuk sekadar menjenguk.Stefan tidak akan mungkin datang untuk melihat anaknya sendiri.Aria dengan lelah duduk di kursi dan berdoa dalam hati agar operasi Ramus berjalan lancar.Dua jam kemudian, pintu ruang operasi terbuka.Aria langsung mendongak melihat seorang dokter keluar. Dia buru-buru menghampiri dokter Brown yang bertanggung jawab atas operasi Ramus dengan ekspresi cemas.“Dokter, bagaimana operasi adik saya?” Dia menatap dokter itu dengan tatapan penuh harap.Dokter Brown
“Apa kamu sudah makan? Aku membawakanmu bubur ayam, makanlah selagi panas.” Kevin berkata dengan penuh perhatian sambil meletakkan paper bag itu di atas meja yang tersedia.Dia mengeluarkan termos dari dalam tas dan membuka penutupnya.Aroma bubur membuat perut Aria bergemuruh. Dia baru ingat belum makan dari sejak pagi.Aria menahan rasa laparnya dan mengerutkan keningnya menatap Kevin.“Kenapa kamu kenapa ke sini, bukankah aku sudah bilang jangan muncul lagi di depanku,” kata Aria dengan ekspresi muram.Kevin meliriknya sambil menghela napas melihatnya masih memperlakukannya dengan dingin.Dia meletakkan termos di tangannya di atas meja dan berjalan menghampiri Aria. Dia berhenti di depan Aria dan menatap gadis itu lembut.“Aria, setelah apa yang terjadi di apartemen tempo hari, aku menyadari bahwa aku sangat egois. Aku yang memutuskan meninggalkanmu, menghina, memperlakukanmu dengan kejam. Tapi a
“Kamu tidak perlu tahu,” ujarnya ketus sangat tidak mood bersikap ramah pada Kevin.Kevin teridam dengan ekspresi masam.Kali ini dia tidak membicarakan pertemanan dengan Aria. Dia mengalihkan pandangannya ke ranjang pasien dan menatap kondisi Ramus dengan ekspresi prihatin.“Aria, aku mendengar apa yang terjadi di kediaman Crowen. Apa kamu baik-baik saja?” Dia menatap Aria dengan tatapan prihatin.Wajah Aria mengeras diingatkan bagaimana Stefan begitu berdarah dingin mengabaikan hidup Ramus dan memaksanya untuk menandatangani surat penyerahan warisan yang ditinggalkan ibunya.Sekarang Ramus sudah berhasil melakukan transplantasi jantung. Dia pasti akan mendapat kembali warisan ibunya dari tangan orang-orang keji itu.“Aria?” panggil Kevin melihat Aria tidak menanggapinya.Aria tersadar dari lamunannya dan menatap Kevin.“Aku baik-baik saja.”“Kenapa kamu tidak datang
Saat dia membereskan termos bubur, ponselnya di atas meja berdering. Dia melirik dan mengerutkan keningnya melihat nama Dario di layar ponselnya.Dia mengepalkan tangannya sangat enggan menjawab panggilan Dario. mau tak mau dia mengangkat panggilan Dario.“Kamu di mana?” Dario bertanya tanpa basa-basi.“Aku masih di rumah sakit,” jawab Aria datar.“Keluar sekarang.”Aria mengerutkan keningnya sambil memandang Ramus yang terbaring di tempat tidur.“Aku masih harus menjaga Ramus,” ujarnya enggan. Dia ingin menghindari bertemu dengan Dario.“Aria ....” Suara Dario terdengar dingin.“Jangan lupa dengan kesepakatan kita. Keluar sekarang, aku menunggumu di parkiran rumah sakit. Jika kamu tidak keluar sekarang dalam lima menit. Aku yang akan menjemput ke sana dan menyeretmu keluar.” Setelah mengatakan itu dia menutup panggilan.Aria menggertakkan giginya. D